Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh
Takdir Sudah Ditentukan 50.000 tahun Sebelum Langit dan Bumi Diciptakan
(Termasuk Apakah Seseorang Menjadi Penduduk Surga atau Neraka)
Seorang muslim yang bertakwa tentu memahami arti keimanan dengan baik, karena untuk mencapai derajat ketakwaan seseorang harus beriman terlebih dahulu sebagaimana salah satu perkataan Allah Taala pada ayat Al Quran berikut ini :
Hai orang
orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (QS Al Baqarah 183)
Lalu mengapa seseorang harus bertakwa kepada Allah Taala ?
Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya (QS Ali Imran 123)
Jadi pada intinya Allah Taala menyuruh kaum muslimin beramal shalih setelah beriman adalah dimaksudkan agar kaum muslimin dapat bersyukur kepada-Nya terutama atas nikmat-Nya yang sangat banyak. Maka dari itu kekokohan iman seorang muslim merupakan prasyarat mutlak dalam beramal
shalih, agar amal shalih tersebut dapat berbuah ketakwaan kepada Allah Taala.
Definisi iman itu sendiri dapat dilihat pada hadits shahih berikut ini, dari Umar bin Khaththab ra., bahwasannya Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril tentang iman yaitu, Kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat dan kepada takdir yang baik dan yang buruk (HR Imam Muslim)
Salah satu cabang keimanan yang utama berdasarkan nash shahih di atas adalah bahwa beriman kepada takdir (qadar) yang Allah Taala telah tetapkan kepada setiap hamba baik itu takdir baik maupun takdir buruk. Firman Allah Taala,
Tiada suatu bencana pun yang menimpa di Bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya (QS Al Hadid 22)
Dan dari ayat di atas jelas Allah Taala katakan bahwa takdir yang Allah Taala berikan kepada setiap hambanya sudah ditentukan sebelum Allah Taala menciptakan langit dan Bumi sebagaimana sabda Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam,
Allah telah menulis (di Lauhul Mahfuzh)
segenap takdir makhluk 50.000 tahun sebelum Ia menciptakan langit dan bumi (HR. Muslim)
Termasuk apakah ia menjadi ahli surga atau neraka pun, Allah Taala sudah tentukan 50.000 tahun sebelum alam semesta ini diciptakan. Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Masud ra., Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda,
Maka demi Allah, yang tiada tuhan yang haq disembah melainkan Dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu beramal dengan amalan ahli surga sehingga tidak ada jarak antara dia dan surga kecuali sehasta, namun telah terdahulu ketentuan (takdir) Tuhan atasnya, lalu ia mengerjakan perbuatan ahli neraka, maka ia masuk ke dalamnya.
Dan sesungguhnya salah seorang diantara kamu beramal dengan amalan ahli neraka sehingga tidak ada jarak antara dia dan neraka kecuali sehasta, namun telah terdahulu ketentuan (takdir) Tuhan atasnya, lalu ia beramal dengan amalan ahli surga, maka ia masuk ke dalamnya (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)
Pada hadits lain Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam bersabda,
Tidaklah salah seorang dari kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya, apakah ia termasuk penduduk neraka atau penduduk surga (HR. Imam Bukhari)
Maka dari itu Imam Abu Jafar Ath Thahawi (239 321 H) pada kitabnya Al Aqidah Ath Thahawiyah yang diberi taliq (komentar) oleh Syaikh Abdul Aziz bin
Abdullah bin Baz mengatakan, Semenjak dahulu kala Allah Taala telah mengetahui berapa jumlah hamba-Nya yang akan masuk surga dan yang akan masuk neraka. Total dari jumlah itu tidak akan bertambah dan tidak akan pula berkurang
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani memberikan komentar atas ucapan Imam Abu Jafar Ath Thahawi ini sebagai berikut,
Nampaknya Imam Ath Thahawi merujuk kepada hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amru, dia berkata, Pernah suatu ketika Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam keluar menemui kami memegang 2 kitab
Kemudian sambil menunjuk kitab yang ada di tangan kanan, Beliau ShallallaHu alaiHi wa sallam berkata, Kitab ini berasal dari Tuhan Semesta Alam yang memuat nama nama penduduk surga yang dilengkapi nama bapak bapak dan
nama nama kabilah mereka. Kemudian Allah mengumpulkan mereka menjadi satu (dalam kitab ini). Jumlah nama nama yang ada dalam kitab ini tidak akan bertambah maupun berkurang selama lamanya
- hadits ini cukup panjang -
(HR. At Tirmidzi, hadits ini dishahihkan oleh Imam At Tirmidzi dan Syaikh Al Albani)
Namun demikian, tidak ada seorangpun tahu apakah ia menjadi ahli surga atau ahli neraka karena hanya Allah Taala sajalah yang mengetahui perkara perkara yang ghaib. Firman Allah Taala,
Katakanlah tidak ada seorang pun di langit dan
di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah (QS An Naml 65)
Artinya walaupun seorang manusia apakah nanti takdirnya masuk ke dalam surga atau ke dalam neraka maka ia sebagai seorang hamba Allah wajib selalu berusaha mendapatkan ampunan dari Allah Taala dan selalu meminta agar dimasukan ke dalam surga-Nya,
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertakwa (QS Al Imran 133)
Dan tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah Taala walaupun hanya sebentar,
Dan janganlah berputus asa dari
rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir (QS Yusuf 87)
Juga dengan beriman kepada takdir Allah tidaklah berarti memberikan kesempatan kepada hamba untuk berdalih dengannya dalam meninggalkan perintah Allah atau melanggar apa yang dilarang-Nya. Karena Allah Taala berfirman,
Bertakwalah kepada Allah sesuai dengan kemampuanmu (QS At Taghabun 16), yang artinya seorang hamba tidak akan dibebani kecuali sebatas kemampuannya
Dan sabda Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam,
Tidaklah salah seorang dari kamu melainkan telah dituliskan tempat duduknya, apakah ia termasuk penduduk neraka atau penduduk surga.
Maka berkatalah seorang laki laki dari kaumnya, Tidakah (dengan demikian) kita berserah diri saja, wahai Rasulullah ?
Rasulullah ShallallaHu alaiHi wa sallam menjawab, Tidak, tetapi berusahalah ! Karena masing masing dimudahkan kepada (kententuan) penciptaannya (HR. Imam Bukhari)
Akhirnya dapat difahami bahwa hakekat takdir adalah rahasia Allah Taala yang telah ditentukan atas hambanya sebelum Allah Taala menciptakan seluruh isi langit dan Bumi dan sebagai manusia maka wajib
bagi kita untuk selalu berusaha mencapai ketakwaan kepada Allah Taala, karena pada hakekatnya Allah Taala tidak membebani kewajiban yang mana kita tidak sanggup untuk memikulnya.
Dan takdir itu sendiri tidaklah diketahui oleh malaikat yang dekat dengan-Nya ataupun oleh Nabi yang diutus karena Allah Taala telah menutup ilmu takdir dari makhluk makhluk-Nya sebagaimana firman Allah Taala dalam kitab-Nya,
Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai (Al Anbiya 23)
Maraji :
1. 40 Hadits Shahih, Imam An Nawawi, Direktorat Percetakan dan Penerbitan Departemen Agama Saudi Arabia , 1422 H.
2. Al Aqidah Ath Thahawiyah, Imam Abu Jafar Ath Thahawi, taliq oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, At Tibyan, Solo, Edisi Indonesia, November 2000 M.
3. Aqidah Thahawiyah, Imam Abu Jafar Ath Thahawi, taliq oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani, Media Hidayah, Cetakan Pertama, Mei 2005 M
4. Tauhid, Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif. Direktorat Percetakan dan Penerbitan Departemen Agama Saudi Arabia , 1422 H.
Wahyu Hidayat <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamualaikum Waorhmatullahi wabarokatuh,
Sebelumnya saya minta maaf jika pertanyaan sy terlalu lancang dan mungkin masuk ke daerah Kekuasaan Allah S.W.T, terutama pada ALLAH S.W.T Hamba minta AmpunanNYA, sy tanya ini untuk menambah kekuatan Iman Sy dan untuk menjawab pertanyaan teman non muslim Sy.
Saya Punya Pertanyaan:
1. Allah Maha Penyayang Jika Allah Maha Penyayang (Saya Yakin Seyakin2nya Kalo Allah Maha Penyayang & tidak ada keraguan tentang itu, sy bertanya untuk pertanyaan dipikiran sy dan tidak tahu jawabanya) Kenapa ada harus manusia di Azab di neraka ?
karena kekafirannya & muslim yg banyak dosanya bukanya Allah Maha Berkehendak maka jadikanlah seluruh umat manusia selalu sujud & berbuat kebaikan selayaknya Malaikat, jadi tidak ada manusia yg masuk neraka dan masuk ke jannahnya Allah, jadi apa maknanya dari Allah Maha Penyayang ?
2. Apakah setiap manusia sudah di tentukan kalau dia akan masuk neraka atau masuk surga dalam kitab Lauful Machfud dan apa saja yg ditulis di kita Lauful Machfud selain mati, rejeki & jodoh. apakah cara kita mati sudah di tentukan juga dalam hal ini mati bunuh diri.
3. bagaimana Orang non Muslim (orang2 pedalaman contoh Suku Asmat) yg meninggal sebelum & tidak pernah di kasih petunjuk jalan kebenaran oleh Para Mubaligh karena pada zaman dulu mubaligh yg datang ke sana, ke dalam golongan apakah mereka itu? mengingat mereka tidak pernah dapat petunjuk dari mubaligh.
Mohon dengan sangat penjelasan untuk saya yg masih minim pengetahuanya.
Ya Allah Ampuni Hamba karena Berpikiran Seperti Ini. Amiin
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less.
--------------------------------------------
Website Anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS
- Visit your group "assunnah" on the web.
- To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
- Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.