Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,
 
Akhil kariim (Saudaraku yang mulia) Muhammad Ryan, salah satu bakti kepada kedua orang tua adalah dengan menaatinya selama mereka menyuruh kepada yang ma'ruf.
 
Saya memahami kondisi Ryan yang ingin cepat menikah mengikuti sunnah, namun demikian berbakti kepada kedua orang tua kewajibannya lebih besar dari pada menikah.  Saran saya, hendaklah Ryan lebih berbakti kepada kedua orang tua sambil menjelaskan dengan lemah lembut tentang pentingnya menikah serta mudharatnya pacaran dan setelah itu mintalah yang terbaik kepada Allah Ta'ala, insya Allah doa anak yang berbakti kepada kedua orang tua adalah mustajab.
 
Rasulullah ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam pernah bersabda,
 
“Sungguh, kelak ada orang yang termasuk tabi’in terbaik yang bernama Uwais (al Qarni).  Dia mempunyai seorang ibu dan dia sangat berbakti kepadanya.  Sehingga, kalau dia mau berdoa kepada Allah pasti Allah akan mengabulkan doanya” (HR. Muslim)
 
Semoga nasehat ini bisa bermanfaat dan saya sertakan pula artikel kisah bakti salafush shalih kepada kedua orang tua mereka.
 
Kisah Bakti Salafush Shalih kepada Kedua Orang Tua Mereka
 
1.      Dari Dawud bin Qais, dia berkata, “Abu Murrah pernah mengabarkan kepadaku bahwa bila Abu Hurairah radhiyallaHu ‘anHu hendak pergi, setelah mengenakan pakaian dia datang kepada ibunya lalu berkata, ‘Semoga keselamatan dan keberkahan terlimpah kepadamu wahai ibu.  Semoga engkau mendapatkan balasan kebaikkan dari Allah karena engkau telah memeliharaku’, kemudian bila pulang dia pun mengatakan seperti itu” (HR. al Bukhari dalam Adabul Mufrad)
 
2.      Dari Mundzir ats Tsauri, dia berkata, “Muhammad bin al Hanafiyah biasa menyisir rambut ibunya” (Kitab Al Birr wa Shilah no. 34)
 
3.      Abdullah bin Ja’far al Maruzi berkata, “Muhammad bin Basyir pernah berkata, ‘Pernah saya bermaksud untuk keluar (dari Bashrah), namun ibu saya melarang.  Saya pun menaati larangan ibuku.  Karena ketaatanku itu saya mendapatkan berkah’” (Kitab Siyar A’lam an Nubala XII/145)
 
4.      Muhammad bin Munkadir berkata, “Pernah semalaman saya memijat kaki ibuku, sementara saudaraku, Umar, waktu itu semalaman juga melakukan shalat.  Saya tidak menganggap amalan malam Umar lebih baik dari amalan malamku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/405)
 
5.      Abu Ishaq ar Riqqi al Hambali, ketika menyebutkan biografi Abdullah bin Aun berkata,  “Pernah suatu ketika dia dipanggil oleh ibunya.  Tanpa disadari dia mengeraskan suara melebihi suara ibunya.  Karena hal tersebut dia membebaskan 2 orang budak” (Kitab Ahsan al Mahasin hal. 348)
 
6.      Ibnu Abbas radhiyallaHu ‘anHu pernah berkata, “Sesungguhnya Allah menghapus hukuman terhadap Sulaiman bin Dawud ‘alaiHis salam berkenaan dengan kasus burung hud – hud disebabkan dia berbuat baik kepada ibunya” (Kitab Bahjah al Majalis hal. 759)
 
7.      Berkata Anas bin an Nadhar al Asyja’i, “Suatu malam ibu Ibnu Mas’ud radhiyallaHu ‘anHu meminta air.  Ibnu Mas’ud pun mengambil air, lalu dibawa kepada ibunya.  Ternyata ibunya telah tertidur, maka dia pun berdiri menunggui ibunya hingga pagi” (Kitab Birrul Walidain hal. 550)
 
8.      Muhammad bin al Munkadir pernah meletakkan pipinya ke tanah, lalu berkata kepada ibunya, “Bangkit dan letakkanlah kakimu di atas pipiku” (Kitab Siyar A’lam an Nubala V/356)
 
9.      Suatu saat ketika Manshur bin al Mu’tamir duduk – duduk di rumahnya, tiba – tiba ibunya memanggil dengan nada yang agak kasar, “Wahai Manshur, anak laki – laki Hubairah, aku membutuhkan kamu untuk suatu urusan, apakah kamu enggan !?”.  Manshur menempelkan jenggot pada dadanya, sedikit pun dia tidak berani mengangkat kepalanya dan menghadapkan wajah kepada ibunya. (Kitab  Siyar A’lam an Nubala V/359)
 
10.  Suatu ketika Ibnul Hasan at Tamimi hendak membunuh kalajengking, tetapi kalajengking itu masuk ke lubang.  Dia memberanikan diri memasukkan jari – jarinya ke dalam lubang tersebut meskipun harus rela disengat.  Orang – orang berkata kepadanya, “Kamu ini bagaimana !?”.  Dia menjawab, “Saya khawatir kalajengking tadi keluar, lalu merayap ke tempat ibuku dan menyengatnya” (Kitab Tahdzib Siyar A’lam an Nubala hal. 541)
 
11.  Suatu ketika Umar ditanya, “Bagaimana bentuk bakti anakmu kepadamu ?”, Umar menjawab, “Setiap kali berjalan di siang hari bersamaku, dia selalu berjalan di belakangku dan setiap kali berjalan di malam hari dia bersamaku, dia selalu berjalan di depanku.  Begitu pula ketika tidur, dia tidak pernah tidur di atas bila saya berada di bawah” (Kitab ‘Uyun al Akhbar III/97)
 
12.  Usamah radhiyallaHu ‘anHu pernah membeli kurma untuk ibunya walaupun ketika itu harga kurma sangat mahal.  Orang – orang berkata kepadanya, “Apa yang membuatmu berani membeli kurma dengan harga 1000 dirham ?”, lalu dia menjawab, “Saya punya prinsip, bila ibu saya meminta sesuatu yang saya mampu memenuhinya pasti akan saya penuhi” (Kitab ath Thabaqat II/527)
 
13.  Orang – orang bertanya kepada Zainal Abidin, “Sungguh kamu adalah orang yang sangat berbakti kepada ibumu.  Tetapi kami tidak pernah melihat kamu makan bersama ibumu dalam satu piring ?”, dia menjawab, “Saya khawatir mendahului makan makanan yang hendak dimakan ibu saya, karena menurut saya itu termasuk tindakkan durhaka kepadanya” (Kitab Wafayat al A’yan III/268)
 
Maraji’ :
 
Kisah – kisah Teladan Bakti Anak kepada Ibu Bapak, Syaikh Ibrahim al Hazimi, Media Hidayah, Yogyakarta, Cetakan Pertama, Dzulhijjah 1425 H/Maret 2004 M


Mochamad Ryan <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh

Sebelumnya saya ucapkan salam kenal. Baru sekira 2 atau 3 hari ini saya bergabung di milis assunnah ini. Alhamdulillah saya mendapatkan sekali banyak ilmu dari milis ini.
Ada yang ingin saya tanyakan. Saat ini usia saya 21 tahun dan saya pun menjalani pacaran dengan seorang wanita pada satu kampus yang sama, yang mana usia dari wanita tersebut adalah 20 tahun. Saya sendiri menyadari bahwasannya pacaran itu mendekati zina. Maka saya pun berketetapan hati untuk menikah. Namun ada beberapa kendala :
1. Saya ingin menikah namun kondisi saya saat ini adalah saya masih kuliah, dan saya pun belum bekerja, otomatis saya belum mempunyai pendapatan sendiri.
2. Saya ingin menikah namun orang tua belum mengizinkan, dengan alasan saya belum mapan, dan kuliah pun masih belum beres.
Saya meminta pendapat kepada saudara2 sekalian yang tergabung di milis ini, untuk sekiranya memberikan pencerahan pada saya. Karena pada saat ini saya sendiri selalu dirundung kebingungan dan ketidak tenangan dalam beraktifitas.
Belum lagi hampir setiap hari kami selalu bertemu, dan hampir setiap saat kami selalu menghabiskan waktu bersama. Saya bingung, saya ingin menghindari hal ini dengan jalan menikah, dengan tujuan supaya saya lebih terjaga dan menghindari fitnah. Saya betul2 minta tolong, karena hubungan kami sudah sangat jauh sekali.
Jazakallahu.
Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh.


---------------------------------
Do you Yahoo!?
Get on board. You're invited to try the new Yahoo! Mail Beta.




 


Yahoo! Groups gets better. Check out the new email design. Plus there’s much more to come. __._,_.___

SALURKAN BANTUAN ANDA UNTUK KAUM MUSLIMIN YANG TERKENA MUSIBAH
GEMPA DI DAERAH YOGYAKARTA DAN SEKITARNYA KEPADA LEMBAGA AMAL YANG
TERPERCAYA
--------------------------------------------
Website Anda: http://www.assunnah.or.id & http://www.almanhaj.or.id
Website audio: http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : [EMAIL PROTECTED]
--------------------------------------------





SPONSORED LINKS
Sunnah Islam Islam and the west
Islam empire of faith Islam music Islam video


YAHOO! GROUPS LINKS




__,_._,___

Kirim email ke