ITU-lah yang saya katakan sejak awal menjawab pertanyaan ini.
Dan tidak ada satu orang pun di Indonesia yang menyatakan HARUS atau menyatakan 
SUNNAH-nya waktu awal ramadhan atau awal syawal.

Maka-nya, Ikhwann, terutama yang mengkritik jawaban saya secara negative 
thinking, hendaklah menyikapi tulisan saya dan tulisan siapapun secara 
keseluruhannya, jangan dipotong-potong.

Jika tulisan orang dikomentari per-potong per potong, maka semua orang adalah 
salah, bahkan Al-Qur'an akan menjadi salah jika dikomentari per-potong per 
potong.

Syaikh Al-ALbany ketika mengomentari bagaimana beragamnya pandangan orang 
tentang Sayyid Quthb, dll, beliau berkata:
Menyikapi tulisan orang, apalagi muslimin, adalah harus dengan huznudzon, kedua 
harus sesuai dengan pemahaman penulisnya BUKAN dengan pemahaman pembaca-nya. 
Sebab, bisa jadi apa yang difahami pembaca tidak seperti yang diMAUI oleh 
penulisnya. Apalagi jika itu menyangkut orang yang sudah meninggal ke 
rahmatillah... maka harus demikian dan demikian (Silakan cek di Kaset Ra'yu 
Syaikh Al-ALbany fii Sayyid Quthb)

=wallahu a'lam


--- On Tue, 9/2/08, Adhitya Ramadian P <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Adhitya Ramadian P <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [assunnah] Ziarah Kubur?
To: assunnah@yahoogroups.com
Date: Tuesday, September 2, 2008, 2:30 AM

Bukanlah debat jika kita benar-benar faham, dan dapat melogikannya (asal tidak 
bertentangan denga Al-Qur'an dan As-sunnah berdasarkan pemikiran 
shalafushsholih) .

Ana coba kasih contoh:

ziarah kubur dan membaca Al-Qur'an bukanlah perbuatan bid'ah, namun ziarah 
kubur yang diharuskan di awal ramadhan dan awal bulan syawal adalah 
bid'ahcontoh: mungkin ada diantara antum yang membaca al-qur'an per surah tiap 
harinya, dan pas malam jum'at kebagian surat yasin, apakah antum akan 
menganggap itu bid'ah? tentu saja TIDAK, karena antum tidak menjadikan ibadah 
membaca surat yasin itu dibaca tiap hari malam jum'at, begitu pula dengan 
ziarah kubur, jika antum mungkin ada waktu untuk ziarah pas awal ramadhan 
dikarenakan mungkin saat itu antum sedang pulang kampung, setelah sekian lama 
tidak pulang, apakah itu bid'ah? TERGANTUNG, bukan BID'AH asal antum tidak 
menjadikan itu ibadah yang harus dilakukan, atau suatu ibadah wajib/sunnah 
diwaktu2 itu tersebut.mengusap muka setelah shalat adalah bid'ah, maulid nabi 
adalah bid'ah jelas-jelas bid'ah walau sekali-kali antum melakukannya, walau 
hanya seumur hidup sekali. karena hukum dasarnya emang tidak ada, dan 
hadistnyapun dhoif. Dilakukan dengan alasan apapun tetap BID'AH.Jadi intinya, 
kembali dari hukum asalnya, dan tidak menjadikan ibadah tersebut suatu ibadah 
sunnah atau wajib, maka jangan menyatakan hal tersebut bid'ah, asal 
dikesempatan lain tidak melakukan atau konsisten di waktu2 yang ditetapkannya 
ibadah tersebut menjadi bid'ah.
Adhitya Ramadian


----- Original Message ----
From: abu husein <gelasplastik@ gmail.com>
To: [EMAIL PROTECTED] s.com
Sent: Monday, September 1, 2008 9:57:24 AM
Subject: Re: [assunnah] Ziarah Kubur?Afwan akhi sekalian, menurut ana masalah 
ini tidaklah perlu dijadikan bahan debat yang panjang nan berlarut-larut. .kalo 
dari sepengetahuan ana, hukum ziarah kubur sudah jelas bahwa Rasulullah 
membolehkan, dan memang dalam hadits pun tidak dicantumkan waktu yang tepat 
untuk ziarah kubur, artinya ziarah kubur boleh dilakukan kapan saja, nggak 
perlu nunggu awal ramadhan...maka dari itu sudah menjadi tugas kita untuk 
menjelaskan kepada masyarakat awam, bahwa ziarah kubur itu boleh dilakukan 
kapan saja, nggak perlu nunggu awal ramadhan...kalo pun ada dari masyarakat 
kita yang berpendapat bahwa ziarah kubur menjelang ramadhan adalah sunnah, maka 
tinggal kita sebagai orang yang paham untuk meluruskan hal itu, daripada 
terus-terusan debat, ana khawatir nanti malah saling tuding, saling tuduh,On 
8/28/08, milist muslim <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> Saya sering membaca tanggapan dari saudara dhea yang sepertinya sering
> berlawanan dengan teman-teman salafy lainnya. Kalau memang dilandasi dengan
> ilmu yang benar dan dalil yang kuat, mungkin itu bisa dijadikan tambahan
> ilmu. Tapi kalau hanya dari persangkaan dan perasaan semata, sepertinya itu
> jauh dari sikap seorang yang berusaha mengikuti manhaj salaf. Karena manhaj
> salaf menjunjung tinggi ilmu. Berkata dan berbuat dilandasi dengan ilmu,
> walaupun kita tidak hafal dalilnya.
>
> Dari komentar saudara dhea, ada beberapa hal agak mengganggu fikiran saya:
> 1. Sepertinya saudara dhea "mengecilkan" sikap hati-hati ulama dalam
> berfatwa. Seolah ulama tidak mengetahui realita (waqi') yang ada. Dan yang
> lebih ngeri, sepertinya ulama dianggap tidak berilmu tentang masalah bid'ah.
> Dan tidak
mempunyai kaidah yang jelas tentang bid'ah.
> Justru yang perlu dipertanyakan adalah seberapa dalam pemahaman saudara dhea
> tentang Bid'ah??.
> 2. Saya kurang tau apakah yang dikatakan saudara dhea bahwa orang-orang
> salafy (mungkin temasuk ulamanya) BIASA mengatakan bid'ah tanpa menjelaskan
> alasannya itu bisa dipertanggung jawabkan. Karena selama ini yang saya baca
> dari artikel para ulama dan ustadz-ustadz salafy ketika menjelaskan tentang
> bid'ah sudah sangat jelas sekali pembahasannya. Bahkan sebelumnya dijelaskan
> dulu tentang kaidah-kaidah memahami bid'ah. Saya jadi bertanya: apa kaidah
> bid'ah yang dipegang dan difahami oleh saudara dhea??
> 3. Dari point 4 yang disampaikan dhea, seolah ada KAIDAH BAHWA KETIKA
> SEKELOMPOK ORANG TIDAK BENCI KEPADA ORANG LAIN YANG TIDAK MELAKUKAN SESUATU
> PERKARA, MAKA PERKARA TERSEBUT BUKAN BID'AH. Padahal ketidak bencian
>
sekelompok orang terhadap orang yang tidak melakukan sesuatu belum tentu hal
> itu bukan bid'ah. Contoh:
> * Jika ada sekelompok orang yang tidak membenci orang yang tidak merayakan
> maulud nabi (padahal para ulama menjelaskan bahwa ini bid'ah), maka
> merayakan maulid nabi adalah tidak bid'ah. Ini hanya sekedar contoh.
> Saya jadi bertanya: darimana kaidah ini didapat?
> 4. Terakhir, apakah benar anggapan saudara dhea bahwa masyarakat sekarang
> yang melakukan itu tidak ada anggapan sunnah atau wajib atau bahkan
> menyatakan tentang utamanya berziarah kubur sebelum ramadhan?? apa motivasi
> mereka mengkhususkan awal ramadhan??
>
> Maaf, jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Saya sebagai pembaca milis
> ini yang berusaha mencari ilmu yang benar merasa terusik hati ini untuk
> menulis.
>
> ------------ --------- ----
> Wassalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
>
> Abahnya 'Umair
>
>
> --- On Mon, 8/25/08, dhea s <[EMAIL PROTECTED] com> wrote:
> From: dhea s <[EMAIL PROTECTED] com>
> Subject: Re: [assunnah] Ziarah Kubur?
> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> Date: Monday, August 25, 2008, 8:03 PM
>
> waalaikumus salam:
>
> 1. Saya tertarik dengan pertanyaan ini, namun saya tidak akan memberikan
> jawaban sebagaimana BIASA-nya kawan-kawan salafiyyin --yahfadzahumullah- -
> dengan sekedar mengatakan itu bid'ah, titik, tanpa mengapa dan kenapa dan
> gimana seharusnya.. ..
>
> 2.
Kesehariannya, salafiyyin itu sibuk dengan aktivitas reguler: kerja atau
> nyantri atau dagang, dari pagi sampe' sore atau bahkan malem. Lha, terus
> kapan pernah berziarah qubur sebagaimana Rasulullah berziarah qubur?? Jadi,
> ziarah qubur pada saat apapun, termasuk awal ramadhan atau awal syawwal,
> jangan serta-merta dibilang bid'ah, titik. Jangan, itu menunjukkan
> ketidakfaqihan kita...
>
> 3. Intinya, kapanpun silakan ziarah qubur. Jika tidak punya waktu luang,
> selain awal ramadhan dan awal syawwal, maka ya nggak apa-apa....daripada
> nggak pernah ziarah qubur sama sekali...
>
> 4. Adapun yang salah adalah kalau kita membuat keyakinan wajibnya atau
> sunnahnya ziarah pada awal ramadhan atau syawwal, lalu benci kepada orang
> yang tidak ziarah. nah,. ini salah.... Dan setahu saya, orang di kampung
> saya sana nggak ada tuh yang benci kepada orang yang tidak ziarah
pada awal
> ramadhan atau pada awal syawwal. Ini juga menjadi bukti bahwa masyarakat
> kita, atau minimalnya kampung saya bukan sebagaimana yang digambarkan dalam
> fatwa-fatwa ulama bahwa mereka mengkhususkan waktu awal ramadhan dan awal
> syawwal untuk ziarah dengan ini dan itu. Saya mengira, fatwa itu dibangun
> diatas pertanyaan yang salah yang tidak menerangkan hakikat yang
> sesungguhnya dari wujud ziarah masyarakat kita, ataupun mungkin itu fakta di
> negara lain dan tidak sama dengan fakta di daerah kita.
>
> Demikian wallahu a'lam.
> =
>
>
> --- On Sun, 8/24/08, arie marsela <[EMAIL PROTECTED] co.id> wrote:
> From: arie marsela <[EMAIL PROTECTED] co.id>
> Subject: [assunnah] Ziarah Kubur?
> To: [EMAIL PROTECTED] s.com
> Date: Sunday, August 24, 2008, 11:00 PM
>
> Assalamu'alaikum,
>
> Mau tanya bagaimana
hukumnya ziarah kubur ketika menjelang ramadhan, atau
> ketika hari raya idul fitri?? apakah Bid'ah??
>
> Jazakulloh Khoir
>
> Wassalammu alaikum.

------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Download MP3 -Free kajian Islam- http://assunnah.mine.nu
Berhenti berlangganan: [EMAIL PROTECTED]
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke