From: muly...@datascrip.co.id Date: Mon, 17 Dec 2012 09:57:14 +0700 Assalamu’alaikum,
Hari Jum’at kemarin temen saya di kantor kesurupan. Sebelum kesurupan dia bilang melihat beberapa makhluk halus tsb di beberapa lokasi. Setelah itu dia tidak sadar dan berteriak-teriak, menangis, tertawa. Saya dan teman –teman kantor membacakannya ayat-ayat al Qur’an yang kami bisa. Setelah dia sadar, dia masih merasa ketakutan dan melihat ada 3 makhluk yang mengikuti dia sampai ke rumah. Sesampai di rumah, keluarganya memanggil kyai atau “orang pintar untuk mengusir setan yang katanya mengikutinya itu. Hari Senin ini dia masuk kantor dan katanya disuruh sama Pak Kyai tsb untuk mengembalikan 3 makhluk yang mengikutinya itu. Dari kejadian ini, beberapa teman kantor merasa ketakutan, dan meminta saya untuk mendoakan, atau mencari orang pintar untuk mengusir/melindungi mereka dari makhluk2 tsb agar tidak mengganggu mereka, karena mereka takut. Menurut saya pribadi, selama kita bisa senantiasa berdzikir setiap saat dan melandasi diri kita sendiri dengan keimanan yang kuat, tidak perlu memanggil “orang pintar” tsb. Tapi beberapa teman tsb masih tidak yakin dengan dirinya sendiri dan selalu was-was dan ketakutan, minta dicarikan “orang pintar / kyai” tsb. Yang ingin saya tanyakan: menurut salafus shahih apakah dibenarkan aktivitas “mengusir” makhluk/setan tsb? Dalam hal ini, apakah saya harus menuruti kemauan temen2, untuk mendatangkan kyai atau “orang pintar” ini? Terima kasih atas saran dan informasinya. Wassalamu’alaikum, >>>>>>>>>>>>>>> 1. Apakah saya harus menuruti kemauan temen2, untuk mendatangkan kyai atau “orang pintar” ini? Ahlus Sunnah tidak percaya kepada dukun, tukang ramal dan ‘orang pintar’. http://almanhaj.or.id/content/2439/slash/0/dukun-tukang-ramal-dan-orang-pintar/ 2. Apakah jin dapat memberikan pengaruh kepada manusia, dan bagaimana cara melindungi diri dari mereka? Tidak diragukan bahwa jin dapat memberikan pengaruh kepada manusia dengan gangguan yang adakalanya bisa mematikan, adakalanya mengganggu dengan lemparan batu, dengan menakut-nakuti manusia, dan hal-hal lainnya yang disahkan oleh sunnah dan ditunjukkan oleh kenyataan. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/2369/slash/0/cara-cara-jin-mengganggu-manusia-dan-bagaimana-melindungi-diri-darinya/ 3. Manusia tidak memiliki kemampuan melihat jin dalam bentuk aslinya, karena Allah Azza wa Jalla berfirman: يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا ۗ إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ ۗ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia (iblis/setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. [al A’raf : 27]. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/2472/slash/0/manusia-melihat-jin/ 4. Sebagaimana halnya manusia, jin juga memiliki kekuatan dan kelemahan. Sebagian di antara kelemahan jin yang disebutkan Allah dan RasulNya ialah : a). Jin tidak memiliki kemampuan untuk menundukkan hamba-hamba Allah yang shalih. Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak memberikan kemampuan kepada setan untuk menguasai manusia dan memaksakan kepada mereka kesesatan dan kekafiran. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya : Sesungguhnya hamba-hambaKu, kamu (setan) tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Rabb-mu sebagai Penjaga. [Al Isra` : 65]. وَمَاكَانَ لَهُ عَلَيْهِم مِّن سُلْطَانٍ إِلاَّ لِنَعْلَمَ مَن يُؤْمِنُ بِاْلأَخِرَةِ مِمَّنْ هُوَ مِنْهَا فِي شَكٍّ … "Dan tidak adalah kekuasaan iblis terhadap mereka, melainkan hanyalah agar Kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu". [Saba` : 21]. Selengkapnya baca di http://almanhaj.or.id/content/2696/slash/0/eksistensi-jin/ Wallahu Ta'la A'lam