WASPADAI TIPU DAYA MUSUH

Oleh
Syaikh DR. Syaikh Shâlih bin Fauzân Alu Fauzân

http://almanhaj.or.id/content/3712/slash/0/waspadai-tipu-daya-musuh/

Bertakwalah kepada Allah. Ketahuilah, sejak dahulu hingga sekarang,
sesungguhnya musuh-musuh Islam selalu berniat melenyapkan Islam dan kaum
muslimin. Mereka melakukannya dengan berbagai cara. Allah Subhanahu wa
Ta’ala meminta kita agar waspada terhadap makar-makar mereka. Allah Azza wa
Jalla berfirman:

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً

Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi
kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)…. [an-Nisâ`/4:89].

Namun atas izin Allah, upaya mereka selalu gagal. Allah Azza wa Jalla telah
memupus rencana jahat mereka, sehingga Islam tetap eksis.

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ
إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut
(ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan
cahayanya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. [at-Taubat/9:32].

Ketika mereka merasa lemah menghadapi kaum Muslimin dengan peperangan, maka
musuh-musuh itu mencoba mencari cara lain. Yaitu dengan menyebarkan
propaganda-propaganda pemikiran-pemikiran yang merusak dan menyesatkan ke
berbagai penjuru. Mereka melakukannya dengan tipu daya.

Di antaranya, mereka menyebarkan pemikiran bathil, seperti anggapn bahwa
semua agama adalah sama. Musuh-musuh Islam berpropaganda bahwa agama
Yahudi, Nashrani dan Islam adalah agama wahyu. Sehingga di antara
pemeluknya harus saling bersaudara, dan saling kasih-mengasihi.

Secara sepintas, pemikiran ini nampak bisa dibenarkan. Akan tetapi, jika
dicermati, di balik pemikiran itu ada tujuan yang sangat menyesatkan. Yakni
melenyapkan hakikat agama Islam, tidak mengakui Islam sebagai agama penutup
dan penghapus agama-agama sebelumnya. Padahal tidak ada agama yang sah
untuk diikuti di akhir zaman ini kecuali Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ
فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ

Barang siapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi. [Ali 'Imrân/3:85].

Demikianlah, Islam yang dibawa Muhammad Rasulullah ini sebagai penutup
sekaligus penghapus agama-agama sebelumnya. Jika kenyataan pada saat ini,
agama-agama selain Islam itu masih ada sampai sekarang, misalnya Yahudi dan
Nashrani, maka sebenarnya agama itu sudah tidak murni lagi sebagaimana saat
diturunkannya pertama kali. Agama Yahudi dan Nashrani sudah terjadi
perubahan dan penyelewengan. Seandainya pun jika agama-agama tersebut masih
murni, maka agama itu sudah tidak terpakai lagi dan sudah digantikan oleh
Islam. Sehingga, hukum orang yang tidak mengikuti ajaran Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , berarti ia kufur. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ بِي يَهُوْدِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ لاَ يُؤْمِنُ
بِالَّذِي جِئْتُ بِهِ إِلاَّ دَخَلَ النَّارَ

Tidak ada seorangpun dari Yahudi maupun Nashrani yang telah mendengar kabar
tentang aku, kemudian ia tidak beriman terhadap yang aku dakwahkan, kecuali
ia akan masuk neraka.

Sebaliknya, bagi mereka yang ikhlas mau mengikuti Nabi Muhammad, maka Allah
menjanjikan untuk mereka kebahagiaan dan keselamatan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman.

الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ الْأُمِّيَّ الَّذِي
يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالْإِنْجِيلِ
يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ
الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ
إِصْرَهُمْ وَالْأَغْلَالَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ ۚ فَالَّذِينَ آمَنُوا
بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنْزِلَ مَعَهُ
ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

(Yaitu) orang-orang yang mengikuti rasul, nabi yang ummi yang (namanya)
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,
yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar, dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk, dan membuang dari mereka
beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang
yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya
yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur`ân), mereka itulah
orang-orang yang beruntung. [al-A'râf/7 : 157].

Termasuk di antara makar dan tipu daya mereka, yaitu tentang HAM (Hak Asasi
Manusia). Padahal, Islam sendiri, sebenarnya lebih dahulu melindungi hak
asasi manusia dan bukan agama yang lain. Allah yang menciptakan manusia,
maka Allah jugalah yang akan melindungi hak asasi itu, dengan syarat,
seseorang itu mau beriman kepada Allah dan kepada rasul-rasul-Nya.

Allah mensyariatkan hukuman mati bagi seseorang yang keluar dari Islam.
Hukuman ini, ialah upaya kongkrit dalam melindungi hak asasi manusia; hak
yang paling esensi, yaitu keyakinan dan kepercayaan yang dimiliki seorang
muslim. Adakah hak asasi yang lebih berharga dari sebuah keyakinan dan
kepercayaan?

Allah mensyariatkan hukuman mati untuk seorang pembunuh karena perbuatan
zhalimnya, maka hukuman ini bertujuan untuk menjaga nyawa manusia yang
lain.

وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ

Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai
orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa. [al-Baqarah/2:179].

Allah juga mensyariatkan rajam maupun cambuk bagi pezina, hukum mati bagi
pelaku homo; semua itu untuk melindungi kehormatan dan harga diri manusia.
Hukum potong tangan bagi pencuri untuk melindungi harta. Hukuman bagi
pecandu narkoba, untuk melindungi akal, dan demikianlah seterusnya.

Tapi musuh-musuh Islam membalikkan fakta, mereka menuduh orang-orang yang
berpegang teguh dengan syariat Islam sebagai teroris yang membahayakan dan
harus dimusuhi, dilenyapkan, bahkan tidak punya lagi hak asasi yang harus
dilindungi.

Propaganda musuh-musuh Islam yang lainnya, yaitu emansipasi atau kebebasan
bagi kaum wanita. Kebebasan keluar rumah dengan membuka aurat, bekerja
diluar rumah tanpa ada kebutuhan yang diperbolehkan syariat, sehingga
anak-anaknya ditelantarkan, tanggung jawab sebagai istri dan ibu rumah
tangga diabaikan.

Menurut mereka, kebebasan inilah sebagai hak-hak wanita yang harus
dilindungi. Di balik itu semua, tujuan mereka yang sebenarnya ialah ingin
merendahkan wanita, merusak akhlak, agama dan jasad mereka. Wanita
dijadikan sebagai komoditi perdagangan yang tidak ada harganya, tempat
pelampiasan hawa nafsu belaka.

Propaganda menyesatkan ini, sangat berbeda dengan pandangan Islam. Agama
Islam sangat menjaga kehormatan dan harga diri seorang wanita. Dia tidak
dibolehkan keluar rumah tanpa ada tujuan yang jelas secara syar'i. Wanita
dalam Islam hidup penuh dengan kemuliaan, terjaga; hidup sebagai seorang
ibu, hidup sebagai seorang istri, hidup sebagai saudari, dan sebagai
kerabat; ia sangat dimuliakan. Dia bertanggung jawab terhadap rumah,
menjaga amanah terhadap harta dan rahasia maupun kehormatan suami.

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ

… Maka wanita yang shalih, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara
diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)…. [an-Nisâ`/4:34].

Dengan gencarnya, musuh-musuh Islam melancarkan propaganda. Mereka
memanfaatkan berbagai media informasi, baik cetak maupun elektronik. Dengan
sarana ini, mereka menyebarkan bermacam bentuk kekufuran, dan kemaksiatan,
mempertotonkan aurat dan pergaulan bebas. Ini semua sudah menjadi sajian
yang setiap saat disaksikan semua orang dari berbagai kalangan umur, hingga
seakan-akan rumah itu menjadi pasar tempat menjajakan perbuatan syirik,
kriminalitas, kekejaman, kekejian, perbuatan cabul, dan semua bentuk
kemaksiatan.

Dengan gigihnya, musuh-musuh Islam juga berusaha menyebarkan ke
tengah-tengah kaum muslimin, khususnya kaum mudanya berupa obat-obat
terlarang. Mereka rela mengalami kerugian jutaan dolar, bahkan milyaran,
asalkan narkoba itu sampai di tangan generasi muda muslim. Tujuan utamanya,
ialah menghancurkan kekuatan dan keimanan kaum muda Islam. Maka, seharusnya
kita menyadari semua itu. Dan bersabarlah dalam menjalankan agama Islam
ini. Peganglah kuat-kuat syariat-syariatnya, dan tetaplah bertakwa kepada
Allah.

وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا ۗ إِنَّ
اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ

…Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak
mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala
apa yang mereka kerjakan. [Ali 'Imrân/3:120].

Dalam menghadapi tipu daya musuh, justru yang dikhawatirkan ialah kaum
muslimin itu sendiri. Mereka akan mendapatkan dampak negatif, disebabkan
syubhat-syubhat yang dihunjamkan ke dada kaum muslimin, sehingga menjadi
penyebab tercabutnya Islam dan keimanan dari rumah-rumah kita.

Oleh karena itu, waspadalah kita terhadap bahaya musuh-musuh Allah.
Ketahuilah, hidup kita pada zaman ini tidak luput dari bahaya tersebut.
Penampilan musuh-musuh Allah bisa saja menampakkan perbuatan shâlih dan
jujur, bahkan mereka bisa saja bekerja sama dengan kita. Meski demikian,
kita jangan sampai tertipu dan terperdaya dengan penampilan mereka yang
kelihatan indah dan menarik, karena dibalik semua itu adalah kebathilan.

(Diringkas dari Al-Khuthab al-Mimbariyah cet.Dar Ashimah halaman 14-23 oleh
Dr Shalih bin Fauzan al-Fauzan)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XII/1429/2008M. Penerbit
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Kirim email ke