Dear mba Moca dan mba wati (ups, maaf yah kalo salah nama).
Juga untuk mamut.

Iya mau nambahin nih..
Bayi bisa menderita anemia moms..
anemia adalah bila kadar hemoglobinnya , atau juga jumlah erotrositnya
dibawah normal.
Anemia menimbulkan gejala berupa pucat, lemas, pusing, lesu.
Yang paling mnyulitkan adalah mendeteksi gejala ini saat lahir.
Mengingat bayi itu mahkluk sempurna yang paling jago beradaptasi.
jadi saat tubuhnya menderita anemia, secara otomatis tubuh akan bekerja
ekstra agar kondisi anemianya bisa membuat mereka tetap optimal kerja
tubuhnya.

Efek dari anemia adalah kurangnya kadar oksigen yang cukup untuk diedarkan
ke seluruh tubuh.
Agar tetap memenuhi kebutuhan, maka tubuh bayi mengkompensasinya dengan
memacu kerja jantung lebih cepat sehingga oksigen yang jumlahnya sedirkit
itu cepat beredar.
Atau memproduksi banyak sel darah merah (eritrosit) sehingga bisa memenuhi
kadar oksigen yg dibutuhkan.
Oleh sebab itu jarang ketawan saat usia dibawah setahun.
Kecuali bila memang kondisi anemia nya yang terlalu berat, maka tubuh bayi
sulit mengkompensasi dan gejala anemia pun jelas terlihat.
Atau bisa juga terkompensasi namun setelah proses yang lama (kronik) baru
ketawan karena beberapa akibat dari kompensasi itu (seperti kelainan
jantung, pembesaran limpa,dll)

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa hal.
Bisa karena jumlah produksi eritrosit nya rendah (anemia defisiensi besi,
folat dan B12),  Pembentukan eritrosit yang abnormal (kualitas tidak baik)
(seperti anemia sickle sel, ovalotosis) dan penghancuran eritrosit
berlebihan (anemia hemolitik).

Thalassemi, adalah kelainan produksi hemoglobin (bagian dari eritrosit)
Hemoglobin Terdiri dari dua rantai, alfa dan beta.
Bila salah satu rantai bermutasi atau hilang, maka menimbulkan kelainan,
dinamakan sesuai rantai yang abnormal.
Namanya juga rantai abnormal, maka eritrosit yg dihasilkan juga tidak
nnormal, hemoglobinnya tidak lengkap sehingga tidak bisa efektif mengikat
oksigen.
Sedangkan karena bentuknya yg juga kurang normal (hemoglobin mempengaruhi
bentuk eritrosit), secara otomatis akan hancur.
BIsa disimpulkan pada thalassemia produksi eritrosit gagal dan cepat hancur.
Jadi thalassemia merupakan penyebab dari anemia.

Thalassemia diturunkan secara genetik.
Bila kedua orang tua memilki bakat (carrier/berpenyakit), maka anak yang
lahir kemungkinan terkena penyakit 25% dan menjadi carrier saja 50%.
Jadi bila anak mba wati terkena penyakit, berarti mba wati dan suami
kemungkinan keduanya memilki genetik tersebut (carrier/pembawa bakat)
Jadi tidak harus salah satu orang tua sakit dulu baru anaknya sakit.

Thalassemi beta berarti rantai beta yg tidak normal.
Terdiri dari minor dan mayor.
Dinamakan demikian sesuai alel mana yang bermutasi.
Gen terdiri dari sepasang alel yang didapatkan satu dari ayah, satu dari
ibu..

Beta minor akibat yang bermutasi hanya dari salah satu alel.
umumnya bergejala ringan, seperti hanya membentuk eritrosit yg kecil, namun
fungsi lainnya normal.

Beta mayor kelainannya cukup berat, akibat kedua alel bermutasi.(berarti
berasal dari genetik kedua orang tua)
Ditandai dengan anemia pada tahun pertama (pucat, lemas, pusing).
Masih ingetkan, jadi anemia karena kadar hemoglobin nya rendah dan jumlah
eritrositnya rendah akibat hancur terus.
Lalu pada usia anak2 mulai terlihat gejala lain seperti , gangguan tumbuh
kembang, kelainan bentuk tulang, dan pembesaran limpa dan hati.
Sedangkan thalassemi alfa bila berat, umumnya janin akan meninggal sebelum
dilahirkan.

Saat ini di indonesia jumlah penderita thalassemi mayor semakin meningikat.
Pengobatannya adalah transfusi darah rutin (dengan menambah eritrosit yg
normal), pengurangan substansi iron yg toksisk dengan d*****l,dan
transplantasi limpa.

Sedangkan anemia akibat defisiensi G6PD diakibatkan oleh kelainan enzim.
Sifatnya diturunkan secara seksual, jadi berdasar jenis kelamin.
Lebih sering diturunkan pada anak laki-laki.
Gejala baru muncul setelah terpapar oleh obat ataupun infeksi tertentu
(biasanya malaria).
Misal setelah mengkonsumsi obat2an seperti aspirin, antibiotik quinolon baru
mengalami anemia hemolitik.
Akibatnya penghancuran eritrosit menimbulkan kemerahan pada urin (ada
sebagian erotrosit yang hancur), pucat, pusing.
Penyakit ini tidak bisa hilang (karena kelainan enzim), namun bisa hilang
gejalanya dengan menghentikan  faktor pencetusnya, seperti  menghentikan
obat2an tadi dan menyembuhkan infeksinya.
Namun bila tidak ada faktor pencetus, pasien tidak bergejala apa2.

Sampai saat ini saya tidak mendapatkan referensi adakah hubungannya antara
anemia defisiensi G6PD dengan thalassemia.
Sepertinya yang terjadi pada mba wati ini memang terjadi kebetulan bahwa
selain sebagai carrier thalassemia beta, mba juga carrier anemia defisiensi
G6PD.
Coba mba periksakan lebih lanjut dengan ahli hematolog.

Maaf, bila terlalu panjang, dan ada kata2 yang kurang berkenan.
Semoga membantu

cheers,
kennia

Kirim email ke