Perhatikan lampu spidometer Honda Supra X 125 dan Suzuki Satria F-150. Lampu panel spidometer otomatis terang saat kunci kotak di posisi ON. Tetap nyala meski motor diajak jalan siang. Beda sama generasi sebelum atau sesudahnya. Mesti geser sakelar lampu utama untuk menghidupkan lampu di spidometer.

Ini bukan lantaran panel spidometer didukung lempengan pelat fosfor atau sudah dipasangi lampu ala indiglo yang dijual di pasaran. Tapi murni dari bohlam lampu yang terpasang di dalam rumah panel. Yang jadi pertanyaan, kenapa juga mesti nyala siang-malam?

Analisa Ingatius Ketut Hargunanto, lampu spidometer tetap nyala siang-malam punya tujuan tertentu. “Yaitu memanfaatkan arus listrik berlebih (overcharge) dari regulator yang akan dibuang ke massa. Ketimbang mubazir, mending dialirkan untuk lampu spidometer,” urai instruktur sekolah mekanik P2M Hardek di Pegok, Sesetan, Bali.

Kata Ketut lagi, kelebihan arus dari sepul yang akan dibuang ke massa sesudah regulator. Bila tidak dimanfaatkan bohlam spidometer akan terjadi oksidasi secara kimiawi. Terdeteksi kawat di dalam kabel atau kepala aki suka muncul serbuk berwana putih. Serbuk ini pun berisiko merusak komponen sekitar.

Subhan dari bagian Safety Riding & Promotion Technical Servis, PT Astra Honda Motor ikut nimbrung. Menurut Subhan, ada benarnya lampu spidometer nyala untuk mengurangi terjadinya  overcharge. Itu juga seandainya arus dari sepul nggak bisa lagi diatur oleh regulator alias kiprok sebelum disimpan ke dalam aki.

Namun yang lebih penting dari lampu spidometer ON, menurut Subhan ada tiga maksud. Pertama lebih kepada safety, terlebih saat motor melintasi jalan gelap macam underpass. Kedua untuk mengkalibrasi jarum spidometer apakah masih berfungsi dengan benar. “Terakhir, guna menyambut homologasi aturan dunia yang memerintahkan lampu ON di siang hari. Ya kita harus sudah siap,” tutup Subhan seperti dituturkan Gamawan, Manager Market Quality Assurance & Technical Servis Divison, PT AHM. KR15

Kirim email ke