---------- Forwarded message ----------

  Gerombolan Harley Davidson Menjijikkan !


Sebelumnya, mohon maaf sebesar2nya jika ada
kata2 yg kurang berkenan di bawah ini. Maaf juga
kepanjangan.

Dear para netters yang budiman.

Cerita tentang kearoganan gerombolan Harley
Davidson (HD) di jalanan mungkin sudah kelewat
basi. Sudah berkali-kali menjadi keluhan para
pengguna jalan selama ini. (ingat seorang Bapak
yang ditabokin gerombolan itu hanya karena
mobilnya menghalangi arus HD?). Saya sendiri
baru saja mengalami kejengkelan luar biasa
terhadap para cecunguk itu, Minggu sore (5/2)
kemarin di Jalan Cinere Raya.
Sore itu, Jalan Cinere Raya yang rusak itu macet
seperti  biasanya, baik ke arah Sawangan/Parung,
apalagi ke arah Jakarta. Sendirian, saya
mengendarai mobil dari arah Jakarta ke arah
Sawangan. Arus mobil hanya dapat merambat
pelan, demikian juga dengan arus kendaraan ke
arah Jakarta, yang malah lebih padat.
Ketika tiba di depan perumahan di dekat Polsek
Cinere, terdengar bunyi sirine melengking dan
deru suara motor yang sangat gaduh. Tak lama
kemudian gerombolan cecunguk pengendara
Harley Davidson, yang jumlahnya sekitar dua
puluhan, tampak dari arah berlawanan (dari arah
Sawangan kea rah Jkt).
Ketika itu saya sempat berpikir positif, Ah, kalau
lagi macet begini mungkin mereka akan lebih
sabar dan sopan, berderet rapi mengikuti arus
yang memang sedang merambat pelan. Tapi
rupanya tidak ! Saya memperlambat kendaraan
karena khawatir tersenggol motor2 mahal mereka,
yang mulai menyelip, memasuki ruang di sisi
kanan mobil saya. Ketika mobil di depan saya
sudah  lebih maju, arus motor Harley dari arah
berlawanan semakin banyak dan dengan
arogannya mengambil kira2 sepertiga lajur di
depan saya.
Para pengendara itu dengan tangannya
menyuruh saya lebih minggir ke kiri, padahal sisi
jalan sebelah kiri juga sudah mentok. Ketika itu
mobil saya sudah hampir sampai bagian jalan yang
bottle-neck. Sementara, di sisi kanan mobil saya
sudah diisi dengan motor2 besar mereka. Jelas,
saya enggak mau memaksakan diri lebih mepet ke
kiri, wong saya bergerak di lajur yang semestinya !!
Karena saya enggak mau ngalah, para cecunguk
itu pun gondok dan meraung2kan gasnya. Saya
lalu balas mengedip2kan lampu jauh mobil saya
kpd motor2 di depan saya itu. Mereka gak terima.
Salah seorang begundal HD lalu menggebrak kap
mobil saya.
Mungkin, karena saya perempuan,
dipikirnya saya takut. Saya buka jendela mobil
sampai habis, dan saya teriak: Hey, jangan norak
lu, gebrak2 ! Elu yang  minggir !!
Begundal itu kayaknya tambah panas, dan
ngegebrak lagi. Jelas saya enggak terima. Dengan
kepala melongok ke luar jendela, saya pun
mendampratnya lagi dengan desibel suara makin
tinggi (baca:teriak). Terpaksa deh, jadi tontonan
para pengendara mobil lain.
Tiba-tiba, mungkin karena marah didamprat
perempuan (kecil pula), salah seorang pengendara
lain yang bertubuh gempal banget melayangkan
tangannya yang kekar ke arah saya yang masih
melongokkan kepala ke luar jendela sambil
mendamprat. Saya pikir dia belagak ngancam mau
nempeleng, rupanya spion mobil saya
digamparnya dengan kuat sampai terlipat ke arah
dalam.
Saya benar2 panas, akhirnya saya
maki dia dengan sumpah serapah kasar (yang
pertama kali keluar dari mulut saya di tahun 2006
ini), tentu dengan teriakan. Saya sebenarnya
jarang memaki sekasar itu, paling banter
semacam brengsek atau setan. Tapi magrib yang
hampir azan itu, mulut  saya seperti kesurupan dan
menyemburkan segala makian2 ekstrim.
Ego pun makin nekat. Suara makian saya makin
kencang dan dengan segenap kekuatan
mengumpulkan ludah di mulut dan
menyemburkannya ke cecunguk2 HD itu. Bete
banget, ludah saya gagal mengenai helm begundal
itu dan cuma kena dikit di body motornya. Ketika
itu nyaris saja saya mematikan mesin dan turun
dari mobil.
Pokoknya jengkel luar biasa. Tapi tiba2
sebagian otak saya teringat pada Arundhati,
malaikat kecil saya..yang masih 20 bulan..Saya
teringat juga cerita seorang bapak yang bonyok2
digamparin gerombolan HD hanya karena laju
motornya terhalang mobil si bapak Ego sempet bicara, ah, gue kan perempuan,
mana mungkin mereka berani. Tapi bayangan
wajah si kecil di benak saya sukses
mengurungkan niat saya itu. Kesal dengan
perdebatan bathin saya sendiri dan ulah mereka,
akhirnya saya cuma bisa meraung2kan pedal gas
mobil, memaki2, dan  menyemburkan ludah
kembali ke arah gerombolan ituSempat kesal,
kenapa hari itu lupa membawa batang penyetrum,
yang mungkin bisa bikin saya lebih pede kalo turun
mobil.
Kebencian di dada rasanya betul2 membuncah.
Saat melambatkan kendaraan untuk memasuki
kompleks, satpam kompleks yang kebetulan
nonton peristiwa itu, cuma bilang: Yah, sabar
ajalah Mbak, maklum orang punya duit, ngerasa
yang punya negara. Kita mau apa? ujarnya
dengan wajah setenang telaga.
Duh Gusti, apa memang seperti itu yang dipikiran
orang seperti pak satpam ? Apa karena mereka
berkelebihan materi, lalu bisa gagah-gagahan
memamerkan hobi mahalnya, lantas BERHAK
untuk mentang2 di jalanan? Terlebih jalanan seperti
Jakarta dan sekitarnya yang sudah terbebani
dengan kemacetan kronis??! Emangnya, jalan
embah Lu, apa ? Masih sulit akal saya untuk
menolerir aksi gagah2an mereka yang mentang2
itu. Pikiran kotor saya hanya sempat mengira,
mereka hanyalah kumpulan begundal2 impoten
yang mencari kompensasi dengan mengangkangi
moge (motor gede). Sehingga, tercapailah ilusi
kegagahan diri !! Benar2 memuakkan dan
menjijikkan.
Seluruh pekerja seks komersial di negeri ini, di
mata saya, sangat jauh lebih bermartabat
ketimbang begundal2 itu ! Dan, se-ngesel2in-nya
abang becak dan supir angkot, saya lebih menaruh
hormat pada mereka, yang meski sering
seenaknya, semua itu dilakukan dalam rangka
nyambung hidup di zaman susah ini. Sementara,
begundal2 yg sok elit itu ?! Huh, itu Harley bisa
jadi juga dari hasil duit haram/najis !
Apa gak nyadar nuraninya, negaranya udah
bangkrut begini, bencana di mana2, busung lapar
bececeran, utang LN bejibun ! Eh, masih aja
sempet2nya belagak dan mentang2 di jalanan.
Menurut saya, NURANI begundal2 Harley Davidson
itu betul2 sudah terlumuri kotoran anjing buduk.
Tingkah mentang2 mereka itu benar2 laknat, hina,
nista !
Maaf jika kalimatnya terlalu kasar. Saya bukan
orang yang berhati mulia, yang begitu penuh
kesabaran melihat kearoganan. Saya benar2
enggak tahan melihat orang mentang2, apalagi
hanya karena punya kekuatan materi, kekuasaan,
atau berseragam. Menurut saya, orang2 macam
ini seharusnya socially rejected !!
Seharusnya, kita yang dimentang2in harus
berontak. Jika tidak, mereka bukannya rejected,
malah akan merajalela. Jika publik kompak
serentak melawan segala aksi mentang2 seperti
itu, perilaku arogan semacam itu paling tidak bisa
terminimalisasi. Kebiasaan menolerir tingkah
seperti itu, lama2 bisa menjadi pemakluman, lalu
jadi membenarkan !! Dari pada ngeroyok copet
mendingan ngeroyok dan ngabisin mereka. Rekan2
perempuan, sebaiknya justru memanfaatkan
keperempuanan-nya dengan melawan jika
mengalami hal serupa. Karena jika begundal2 itu
nekat membalas secara fisik kepada kita yang
perempuan,  mereka justru bisa dikeroyok massa.
Kalau ada gerombolan laki2 berantem fisik sama
perempuan, boleh jadi secara hukum posisi
mereka lemah. Jadi, jangan ragu, LAWAN !
Aparat rasanya kurang bisa diharapkan, karena
dengan segepok duit, para aparat malah jadi
pengawal begundal2 itu, seperti kebo dicocok
hidungnya. Jadi, jangan heran kalau negeri ini
suatu saat akan marak oleh vigilante, yg udh
benar2 gak tahan (atau malah udah?). Karena apa
yg disebut para pengayom rakyat itu sebagian
besar cuma jadi anjing penjaga kepentingan para
begundal, yg gak cuma gerombolan HD.

Jika para netters tercinta ingin
membantu gerakan anti-kearoganan seperti ulah
gerombolan HD tsb, sebarkan surat elektronik ini
ke seluruh rekan, milis2, atau bulletin board di
account friendster anda. Dan, jangan lupa, jangan
pernah tolerir ulah arogan begundal HD itu.
Semoga, pesan ini sampai pada begundal2 itu
(Hey Tong, kalo Elu bagian  dari begundal itu, dan
marah dengan isi pesan ini, email saya, temui
saya!)


Love,

:: sarie febriane
[EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke