Kasta?
Ini soal kesadaran kelas dan alamiah saja. Alam ini didesain oleh dirinya sendiri dengan aturan kelas. Tapi itu tidak dipersoalkan.
Ketika kasta dipahami sempit maka akan muncul persoalan.
Kapan kasta dipersoalkan?
Ketika ada kekuatan yang memobilisasinya.
Sering kita bicara kasta dan kita menuduhnya jelek. Sering pula kasta identik dengan Hindu dan ujungnya Bali.
Mengapa kasta model Bali ada?
Ini soal politis.
Kasta dengan seribu macam makna selalu ada.
Tapi apakah kita bisa melihat kasta secara natural?
Inilah kebodohan dan kepicikan kita.
Apakah konsep male dan female bukan kasta?
Apakah strata guru dan siswa bukan kasta?

Salah satu wujud mobilisasi kasta adalah, kasta jadi alat ideologi-ideologi sosial.
Kasta dijual belikan dan kasta menjadi identitas sosial dan kelompok.
Bali, dalam perang dingin kasta.
Ada kebangkitan sejak lama di luar triwangsa. Gria mulai ditolak sebagai kasta atau apa saja itu namanya yang mengklaim mahatahu segala urusan manusia dan Tuhan.

Lalu soal lungsuran ini soal perasaan saja. Tak ada manfaat disampaikan.

salam
Artika




--- On Sat, 9/19/09, Asana Viebeke Lengkong <asan...@indo.net.id> wrote:

From: Asana Viebeke Lengkong <asan...@indo.net.id>
Subject: [bali] Re: [bali-bali] Re: Lungsuran: KASTA
To: bali-b...@yahoogroups.com, bali@lp3b.or.id
Date: Saturday, September 19, 2009, 12:19 AM

MOHON TIDAK ADA YANG TERSINGGUNG, INI HANYA OPINI SAJA

DI DUNIA MAYA AKU MELESATKAN JERITAN HATI........

SEANDAI AKU ORANG BALI:

“Aku yang terus menyalahkan masa lalu, menduga kesalahan itu warisan yang hidup: AKU tidak bisa ngajum(baca: berani), pasti tidak berani menghadapi kenyataan; tidak akan berani menghadapi tindakan; miskin kejernihan dan kearifan; biarpun berjalan ke seluruh negeri, pastilah petanya tersesat

(kayaknya itu aku yang menyoalkan kasta) padahal: kenyataan yang sekarang bukanlah kebenaran, itu proses

kalau membedahnya memakai pisau realitas" sekarang ini jaman feodal paling menindas

habis seluruh isi kemanusiaaan

bicara strategi budaya bali, bicara soal survive...; setiap masa ada caranya bertahan

kini? rancu sekali.

menyoal gelaran....

i gusti, dsbnya....itu tata krama negara, sebelum bali masuk wilayah indonesia: kalau ada campurtangan belanda....emangnya aku ini taen sube melawan belanda...?

sampai sekarang pun mekejang natak ken turis

kalau nama itu masih dipakai.....apakah semua nama suku, klan....di sluruh dunia akan dihilangkan...

persoalan individualku,  kok aku pakai menyoal tata krama yang dahuluya memang kait mengkait dengan proses perubahan suatu pembangunan peradaban

lihatlah indonesia sekarang, lihatlah sistem feodal dalam konteks islam...'

akhirnya: kyai modern, kyai prime time menjadi disucikan atas nama televisi'

apakah kemudian berani ada yang kritis terhadap 'proses penjilatan' dalam kasta baru seperti sikap menjilat pemimpin partai dan agama?

kalau soal lungsuran.....

sekarang boleh dipertanyakan?

siapa yang tidak makan lungsuran kapital?

lungsuran korupsi?

ntar kalau pola tata kramanama, adat, kearifan diambil luar negeri... na.. gimana jadinya?

coba bayangkan: orang bali yang tidak aktif dalam kehidupan kewajiban sosial: ke banjar, dsbnya....selalu ribut

kasi teori-teori paling hebat soal keseteraan, tapi paling eksploatatif kalau sudah tampil di depan publik di luar bali

perhatikan Aku yang bersuara keras....pasti karena merasa terbebani dengan kewajiban sosial....

maunya kan mudah dan enak, kayak turis....tapi kalau bicara humanis, di depan

Aku mengingatkan diri : Ayolah sibuk kenken pang bali realitas menghadapi masalahnya yang realitas

'apa realitas' ngomong kasta....???????

pengakuan dari masyarakat itu tetap perilaku

soal lungsuran, soal nama, itu teknis saja

apakah kaum yang sekarang, bisa menciptakan tata krama baru kecuali meniru tata krama barat?

memangnya resepsi, cocktail party tidak membedakan orang?

apakah protokol itu tidak mengkelaskan orang?

kritis terhadap masa lalu, lalu kepada soal pewarisan teknis kini: tanpa kritis terhadap persoalan pertumbuhan feodal baru atas nama kapital dan ketidakpercayaan diri....itu bangkrut namanya!!

apakah jika jadi guru besar, dosen, tidak ada proses protokolernya

perhatikan soal lungsuran...

apa kabar para pelayan makanan di seluruh dunia?

apakah semua bebas lungsuran?

dan apakah jika keluarganya menyarankan jangan makan-makanan bekas itu salah?

lihat konteksnya dong.... (duh aku...)

 

jilid I to be continued.......

 

J vieb

 

 

From: bali-b...@yahoogroups.com [mailto:bali-b...@yahoogroups.com] On Behalf Of Sugi Lanús
Sent: 19 September 2009 7:28
To: bali-b...@yahoogroups.com
Subject: Re: [bali-bali] Re: Lungsuran.....

 

 

Cok yang baik,

Bukan laku. Realitasnya ada. Cuma orang mendiamkannya. Implikasi buruknya sebenarnya bukan soal lungsuran Cok, tapi bahasa Bali tak laku. Orang Bali tak meminati bahasa Bali krn bahasa ini bertingkat dan yg mendapat untung "triwangsa".

Kenapa demikian? Seorang pernah mengerutu di depan saya, "Bagaimana saya harus berbahasa singgih dgn anak kecil (dari triwangsa), sementara dia yg masih kecil seenaknya menjawab dgn bahasa lumrah kepada saya yg sdh tua?".

Di Sunda tingkatan bahasa sorsinggih basa sesuai senioritas, bukan latar belakang gelar, maka Sunda menjadi bahasa yg sangat populer di kampung halamannya. Bahasa Bali? Sor singgih berdasar gelar atau latar belakang "setting kolonial".

Ini sebuah contoh cerita dari kampung saya. Seorang Ida Bagus, seorang guru SD asal non-Buleleng ditempatkan di wilayah Seririt, kebetulan penghobby catur. Ketika mulai dekat dg guru2 lain, dia mengajak teman2nya main catur. Guru2 asal Buleleng kalo ma in catur biasa saling "amah" (makan). Makan Ida Bagus ini terkaget ketika guru lain menganjurkan dia "ngamah". Temannya menganjurkan, "Gus amah gen kudane!" "Amah mentrine! Amah pione!" Dstnya.

Paman saya yg satu sekolah dg dia, berulang2 menceritakan cerita itu. Katanya, "Masak kita menganjurkan 'makan' dlm permainan catur dg kata 'ajeng jarane Gus'?"

Saya meminati isu kasta ini krn semenjak belajar teori Weberian dan subaltern, ternyata ini bukan soal sederhana. Setidaknya dari kaca mata social science sangat menarik. Ini motive saya.

Sorry, pas nulis email ini gempa.. Mlaib malu raga Cok..

Om Shanti,
SL


From: "Don Raka" <rakabal...@yahoo.com>

Date: Fri, 18 Sep 2009 14:35:50 -0000

To: <bali-b...@yahoogroups.com>

Subject: [bali-bali] Re: Lungsuran.....

 

 

Hmmm....,

Ternyata topik soal kasta masih cukup laku di bali, terbukti dari thread ini yang "berhasil" dapat 20 responses dalam tempo kurang dalam seminggu. I congratulate myself for being a good propokator....

xixixixi

-Raka-

--- In bali-b...@yahoogroups.com, "rakabali78" <rakabal...@...> wrote:
>
> Kepala yang mana dulu? Ha ha ha....
>
> Makasi atas inputnya soal kasta :D Suka lucu aja kalau denger masih ada yang jumawa dengan itu....
>
> -Raka-
>
> --- In bali-b...@yahoogroups.com, imcw <imcw06@> wrote:
> >
> > Sahabatku rakabali78,
> >
> > Lha, kalau sudah jadi istri khan sang istri ikutan naik kastanya.
> > Kalau nggak, masa' pas bergumul di tempat tidur sang istri tidak boleh
> > pegang kepala sang suami? :)
> > --
> > i made cock wirawan
> > --------------------------------------
> > http://komputeraktif.wordpress.com
> >
> > Tulisan anda pada hari Senin 14 September 2009, jam 17:17:17 :
> >
> > r> Wah, kalau iya, repot dong. Kalau misalnya istri sendiri dari
> > r> kasta lebih rendah gimana dong, masak gak boleh berbagi lungsuran
> > r> ama istri? Kalau begitu, mungkin ada benarnya kata tante saya untuk
> > r> tidak nikah ama orang yang dari kasta lebih rendah..., harus
> > r> cokorda..., minimal anak agung lah....
> >
> > Quotes : Stop Korupsi
> >
>

__._,_.___

Messages in this topic (28) Reply (via web post) | Start a new topic

Recent Activity

·          1

Visit Your Group

Need traffic?

Drive customers

With search ads

on Yahoo!

Yahoo! Groups

Auto Enthusiast Zone

Passionate about cars?

Check out the Auto Enthusiast Zone.

Check out the

Y! Groups blog

Stay up to speed

on all things Groups!

.

Image removed by sender.

__,_._,___


Kirim email ke