Mbak Ana....
Anak saya Nadhif  30 bln, saat berumur 11 bln menjalani operasi hernia. Operasi 
yang pertama karena sudah emergence (ususnya sudah terjepit dan tidak bisa 
balik lagi) sehingga memakan waktu hampir 3 jam. Saat itu ususnya sudah hampir 
membiru tetapi tidak sampai harus dipotong. Menurut DSpBA nya biasanya kalau 
hernia sebelah kiri maka yang kanan cenderung akan mengikuti. Dan belum sampai 
sebulan bener saja yang sebelah kanan juga membengkak, langsung saja kami bawa 
kerumah sakit karena takut kejadian yang pertama, tetapi ternyata ususnya balik 
lagi. Tapi kami memutuskan untuk dioperasi saja. Operasi yang kedua ini hanya 
memakan waktu 45 menit, dan bekas operasi tidak harus buka jahitan, beda dengan 
operasi yang pertama. Saat itu Nadhif operasi siang hari, sorenya udah mulai 
aktif kembali.
Mudah-mudahan membantu ya mbak Ana. 

Ummi NAdhif

** berikut aku copypaste-kan beberapa artikel tentang hernia


--------------------------------------------------------------------------------

TAPP, Teknik Terbaru Atasi Hernia
06 Oktober 2004 15:55:53

Hernia atau turun berok atau burut selama ini lebih dikenal sebagai penyakit 
laki-laki, karena hanya kaum laki-laki-lah yang mempunyai "jeroan" khusus dalam 
rongga perut untuk mendukung fungsi alat kelaminnya tersebut. Hernia terjadi 
akibat adanya lubang di otot rongga perut, sehingga "perangkat lunak" yang ada 
di dalamnya itu keluar membentuk benjolan. 

Namun, hal itu tak perlu khawatirkan karena hernia bisa segera diatasi, melalui 
jalur operasi yang makin canggih untuk menambal lubang yang bolong tersebut. 
Seperti ditawarkan dokter spesialis bedah dari Marienhospital, Stutgart, 
Jerman, Prof Dr Reinhard Bittner yang dijamin tidak akan bocor dan ditanggung 
terasa nyaman di perut. 

Dalam program alih pengetahuan yang diselenggarakan RS Pluit Jakarta, Prof 
Bittner menjelaskan teknologi terbaru dalam mengobati hernia. Proses penjahitan 
pada penderita hernia selama ini dilakukan dari luar rongga perut dengan 
konsekuensi bisa sobek kembali dan terasa mengganjal di perut. Namun, operasi 
yang dilakukan Prof Bittner dilakukan dari dalam rongga perut dan menggunakan 
bahan seperti kain kassa yang mempunyai kekuatan untuk menahan "jeroan" untuk 
tidak keluar dari rongganya. 

Prof Bittner menyebut teknik itu dengan nama transabdominal preperitoneal patch 
plastic (TAPP) yang telah dikembangkan sejak tahun 1992 lalu. Operasi semacam 
itu telah dilakukannya pada sekitar 4.000 pasien setiap tahun. Dan lebih dari 
11.037 pasien mengaku lebih nyaman dengan teknik terbaru tersebut. 

"Proses operasinya pun sangat singkat hanya sekitar 45 menit, dengan tingkat 
kesakitan 2,4 persen. Sehingga boleh dibilang teknik ini sangat nyaman dan 
sedikit sakit," kata Prof Bittner seraya menyebutkan teknik yang dikembangkan 
itu dapat mengatasi segala macam jenis penyakit hernia. 

Presdir RS Pluit dr Barlian Sutedja menjelaskan kehadiran Prof Bittner dan dr 
Baladas Haridas dari RS Singapura dalam seminar teknologi laparoskopik yang 
digelar RS Pluit adalah untuk alih pengetahuan. Selain pemaparan teknik, kedua 
pakar mengadakan demontsrasi langsung di RS Pluit Jakarta. 

Dr Barlian Sutedja SpB menjelaskan, hernia berdasarkan terjadinya, ada hernia 
bawaan (congenital) dan hernia dapatan (akuisita). Sedangkan menurut letaknya, 
ada hernia inguinal, umbilical, femoral, diafragma dan masih banyak lagi nama 
lainnya. Hernia itu sendiri terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia. 

"Ada beberapa penderita hernia yang menyatakan terkadang benjolan tersebut 
dapat hilang bila ia berbaring, didorong masuk atau bahkan dapat masuk dengan 
sendirinya. Namun ada juga yang menyatakan benjolan tersebut tidak hilang meski 
sudah didorong masuk atau berbaring. Ini merupakan hernia reponibel --bila isi 
hernia masih dapat keluar masuk dan hernia irreponibel bila isi hernia sudah 
tidak dapat dimasukkan lagi," katanya. 

Isi hernia adalah usus, ovarium, jaringan penyangga usus (omentum). Bila ada 
bagian yang lemah dari lapisan otot dinding perut, maka usus dapat keluar ke 
tempat yang tidak seharusnya, yakni bisa ke diafragma --batas antara perut dan 
dada, bisa di lipatan paha, dan di pusar. 

Umumnya, bila tidak ada kelainan lain, hernia biasanya tidak nyeri. Namun bila 
isi hernia terjepit oleh cincin hernia, baru akan terasa nyeri. Bila disertai 
gangguan kontraksi usus (pasase usus) maka disebut hernia inkarserata, dan bila 
ada gangguan pada pembuluh darah maka disebut hernia strangulata. 

"Karena terjadi infeksi sehingga penderita merasakan nyeri yang hebat, dan 
infeksi tersebut akhirnya menjalar kemana-mana serta meracuni seluruh tubuh. 
Jika sudah terjadi keadaan seperti ini, maka disebut gawat darurat yang harus 
segera ditangani, karena akan mengancam nyawa penderita," ujarnya. 

Terjepit 

Menurut dr Barlian Sutedja, hernia sebenarnya dapat terjadi pada semua umur, 
baik tua maupun muda. Pada anak-anak atau bayi, lebih sering disebabkan oleh 
kurang sempurnanya procesus vaginalis menutup seiring dengan turunnya testis 
(buah zakar). Biasanya yang sering terkena adalah bayi/anak laki-laki. Pada 
orang dewasa, hernia terjadi karena adanya peninggian tekanan di dalam rongga 
perut dan kelemahan otot dinding perut karena faktor usia. 

Tekanan dalam perut meningkat dapat disebabkan oleh batuk yang kronik (lama), 
susah buang air besar sehingga harus mengejan, adanya pembesaran prostat pada 
pria dan asites. Selain itu penderita yang rawan adalah seseorang yang sering 
melakukan angkat-angkat barang berat. 

Penyakit hernia akan semakin meningkat sesuai dengan penambahan umur yang 
semakin tua. Hal ini mungkin disebabkan oleh melemahnya jaringan penyangga 
ataupun karena ada penyakit yang menyebabkan tekanan dalam perut meningkat. 

Sebenarnya sudah banyak yang tahu tentang gejala awal penyakit ini, namun 
seringkali tidak menyadarinya. Pada awalnya, gejala yang dirasakan oleh 
penderita adanya keluhan benjolan di lipatan paha. Biasanya akan timbul bila 
berdiri, batuk, bersin, mengejan atau mengangkat barang-barang berat. Benjolan 
itu akan hilang bila penderita berbaring. Tidak ada keluhan nyeri. 

"Nyeri akan terasa bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia yang 
mengakibatkan pembuluh darah disekitarnya terjepit," tuturnya. 

Jepitan tersebut akan memberikan rasa nyeri yang pada akhirnya akan menyebabkan 
kematian pembuluh darah tersebut. Pada bayi dan anak-anak, adanya benjolan yang 
hilang-timbul itu akan sering terlihat bila bayi/anak menangis. Bila bayi 
tampak gelisah, sering menangis dengan perut kembung, harus dipikirkan 
kemungkinan hernia strangulata (isi hernia terjepit sehingga menyebabkan 
gangguan peredaran darah). 

Hernia dapat berbahaya bila sudah terjadi jepitan isi hernia oleh cincin hernia 
yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia. Lama-lama pembuluh darah 
di daerah tersebut akan mati dan akan terjadi penimbunan racun. Jika dibiarkan 
terus, maka racun tersebut akan menyebar ke seluruh daerah perut, sehingga akan 
menyebabkan terjadinya infeksi dalam tubuh. 

Sebenarnya tidak semua hernia harus dioperasi. Bila masih dapat dimasukkan 
kembali, maka tindakannya menggunakan penyangga/penunjang/korset untuk 
mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Pada anak-anak/bayi, reposisi 
spontan dapat terjadi karena cincin hernia pada anak lebih elastis. Bila sudah 
tidak dapat direposisi, maka satu-satunya tindakan yang harus dilakukan adalah 
dengan operasi. 

Sumber : Suara Karya


--------------------------------------------------------------------------------



      Hernia pada Bayi dan Anak 

      HERNIA pada bayi dan anak dapat terjadi pada beberapa bagian tubuhnya, 
antara lain di pelipatan paha, umbilikus atau pusar, sekat rongga dada, dan 
perut (disebut diafragma) serta bagian-bagian lainnya. Yang umum terlihat 
langsung adalah hernia pada umbilikus atau pusar, serta pada pelipatan paha 
karena dapat langsung ke kantung buah pelir. 

      Pada dasarnya, hernia pada bayi dan anak-anak terdapat perbedaan cara 
terjadinya dengan hernia orang dewasa dan orang tua. Pada bayi dan anak, hernia 
terjadi karena tidak tertutupnya beberapa lubang yang pernah ada semasa bayi 
dalam kandungan. Sebelum atau sesudah bayi lahir seharusnya lubang-lubang 
tersebut menutup, namun pada bayi dan anak yang mengalami hernia hal ini tidak 
terjadi. 

      Hernia pada bayi dan anak seringkali tidak memberikan keluhan sebelum 
terjadi komplikasi. Umumnya, adanya benjolan di tempat-tempat tersebut 
seringkali tidak mendapatkan perhatian dari orang tua bayi dan anak karena 
tidak menimbulkan keluhan dan masalah untuk bayi dan anak tersebut, kecuali 
orang tua yang sangat sensitif dan sangat perhatian pada bayi dan anaknya. 

      Keluhan yang paling sering, para orang tua pasien melihat dan meraba 
adanya benjolan pada umbilikus (pusar) atau pelipatan paha maupun kantong buah 
pelir pada anak laki-laki. Hernia pada pelipatan paha umumnya diketahui orang 
tua pasien setelah benjolannya besar dan memberikan rasa sakit pada bayi dan 
anak tersebut. Gejala lainnya timbul berupa sakit atau nyeri pada daerah 
terjadinya hernia akibat terjepitnya isi kantong hernia tersebut. Jika yang 
terjepit usus, maka gejala yang terlihat lebih hebat berupa muntah, perut 
kembung, gangguan berak dan lain-lainnya. Pada bayi dan anak wanita, seringkali 
yang terjepit di dalam kantung hernia adalah indung telur sehingga bayi dan 
atau anak tampak kesakitan bahkan dapat mengalami syok karena rasa sakit. 

      Hernia umbilikus yang tanpa komplikasi umumnya dapat tertutup sendiri 
pada usia anak lebih besar, sekitar usia 2-5 tahun, namun selama itu pusar atau 
umbilikus akan kelihatan menonjol besar sehingga secara kosmetis orang tua 
pasien menganggap itu suatu masalah. Pengobatan pada hernia umbilikalis dengan 
pembedahan diperlukan jika lubang yang terjadi ukurannya 2 cm atau lebih, 
karena tidak mungkin akan menutup sendiri. Atau, jika hernia sampai anak usia 
sekolah, maka dapat dilakukan pembedahan berencana. 

      Pembedahan
      Pada hernia pelipatan paha, pembedahan merupakan terapi yang terbaik, 
begitu hernia ini telah ditegakkan diagnosisnya. Kalau hernia ini mengalami 
komplikasi, terjadi tanda-tanda terjepitnya isi kantong hernia, maka pembedahan 
harus dilakukan segera dengan persiapan minimal untuk menyelamatkan organ yang 
terjepit dalam kantong hernia. 

      Risiko pembedahan segera ini cukup tinggi, baik risiko dari segi 
pembedahan maupun pembiusan. Dengan demikian, jika terdapat hernia pada 
pelipatan paha bayi dan anak-anak, pembedahan berencana sudah harus 
dipersiapkan tanpa memperhatikan usia dan berat badan bayi dan atau anak. 
Karena, pembedahannya sendiri merupakan tindakan untuk memutus hubungan rongga 
perut dengan kantong hernia. 

      Yang menjadi pertimbangan, apakah pembiusan umum dapat dilakukan terhadap 
bayi dan anak tersebut. Pada hernia pelipatan paha anak dengan usia lebih dari 
satu tahun -- jika kondisi pasien dan fasilitas rumah sakit memungkinkan -- 
dapat dilakukan pembedahan tanpa rawat inap. 

      Pembedahan hernia pada bayi dan anak-anak sekarang ini telah dapat 
dilakukan karena fasilitas dan tenaga untuk pembedahan dan pembiusan umum telah 
tersedia. Pembedahan pun dapat dilakukan pada usia yang lebih dini dengan tetap 
memperhatikan dan mempertimbangkan syarat-syarat pembedahan dengan pembiusan 
umum. Keterlambatan atau penundaan pembedahan akan memberikan risiko teknis 
pembedahan menjadi lebih sulit dan kemungkinan terjadi komplikasi. Komplikasi 
ini terutama pada hernia pelipatan paha dan hernia kantung buah pelir pada bayi 
dan anak laki-laki, berupa terjepitnya isi kantong hernia dengan segala 
konsekwensinya. 

      Beberapa kasus hernia pelipatan paha sering dikelirukan dengan hidrokel 
suatu benjolan di daerah pelipatan paha atau kantong buah pelir akibat 
penumpukan cairan yang dapat berasal dari rongga perut. Hidrokel ini, karena 
isinya cairan, umumnya akan diserap secara perlahan sehingga benjolan di daerah 
itu menghilang pada usia tertentu. Jika hidrokel ini menetap atau membesar 
dengan cepat, maka tindakan pembedahan untuk memutus hubungan antara rongga 
perut dengan kantong hidrokel harus dilakukan agar tidak terjadi pengaruh lain 
terhadap perkembangan buah pelir bayi dan anak. 

      Dengan demikian, jika bayi dan anak Anda terlihat atau teraba ada 
benjolan di daerah pusar dan dilipatan pahanya, sebaiknya dikonsultasikan ke 
tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penilaian dan penjelasan 
lebih lanjut. Hal ini bisa mencegah keterlambatan dalam penanganan dan 
terjadinya komplikasi. 

      dr. I Nyoman Sukerena,
      Spesialis Bedah Anak 
     

Sumber : balipost edisi minggu



----- Original Message ----- 
From: "ptpdu" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, August 07, 2006 9:04 AM
Subject: [balita-anda] Paediatric Hernia


Dear Dokter and Parents,

Saya mohon bantuan info mengenai Inguinal Hernia dan sharing parents yang 
mungkin kebetulan punya pengalaman tentang hernia ini.

 Anak kami, laki-laki, 22 bln, bb 14 kg, tb  93cm. Sejak umur 4 bln diketahui 
mempunyai Inguinal Hernia disebelah kiri oleh DSA nya, cuman waktu itu 
disarankan observasi dulu, seberapa sering terlihat tonjolan itu dan dijelaskan 
keadaan/situasi dimana kami harus membawanya ke RS. memang sering juga terlihat 
kalo sedang menangis keras. sampai saat ini kami mengusahakan tidak terlalu 
banyak menangis keras, bab tidak terlalu keras/susah (agar tidak menekan perut).

Lama kami tidak konsultasi kembali mengenai hernia tersebut, sampai bulan lalu 
setelah kami melengkapi semua immunisasi boosternya, DSAnya menanyakan nya 
kembali. kami sampaikan sekarang sudah agak jarang terlihat, tetapi DSA nya 
menyarankan untuk operasi. Saya agak terkejut juga, karena saya pikir anak kami 
masih terlalu kecil, kami punya rencana jika sampai dengan umur 3 th rongga tsb 
belum belum menutup sempurna, pada umur 3th baru kami akan operasi (cmiiw).

Yang ingin saya tanyakan:
1. Bisakah Inguinal Hernia sembuh tanpa operasi? (mungkin rongga tersebut bisa 
menutup dengan sendirinya?)
2. Jika memang tidak bisa sembuh tanpa operasi, umur berapakah yang terbaik 
untuk melakukan prosedur tersebut? DSAnya menyarankan operasi saja, dari pada 
nanti terlanjur "stuck", dimana operasinya menjadi lebih rumit, dibanding kan 
jika sekarang cuma menutup rongga tersebut saja.
3. Mohon share jika ada parents yang pernah mempunyai masalah seperti kami, 
atau mungkin sudah menjalani operasi untuk Inguinal Hernia untuk putranya?

Thanks before,
Ana

Kirim email ke