Mbak Meita,

Aku mau sedikit sharring,

Keponakanku waktu usia +/- lima bulan KEJANG DEMAM, dokter anaknya dr.Idham
Amir di RS.Hermina bekasi, kemudian dirujuk ke Proff.Taslim, oleh
Prof.Taslim diberikan racikan puyer yang isinya kata adik iparku LUMINAL,
yang harus diminum secara rutin sehari 2 kali, katanya untuk mengatasi
supaya tidak terjadi KEJANG lagi, resep tsb di acc oleh dr.Idham (karena
kontrol selanjutnya kembali ke dr.Idham).

Terus terang adik iparku bukan termasuk orang yang "kritis" terhadap dokter,
puyer tsb diberikan secara rutin kepada anaknya tanpa batas waktu yang
jelas. Ironisnya meskipun sudah minum puyer tsb, anak tsb masih KEJANG kalau
suhu tubuhnya lewat 37 derajat C. Aku pernah baca artikel di majalah
AyahBunda, bahwa LUMINAL secara kontinue diberikan pada anak penyandang
EPILEPSI berat, yang aku tahu keponakanku tsb tidak pernah KEJANG tanpa
DEMAM yang merupakan ciri khas penyandang Epilepsi.

Dikarena adik iparku tsb "sangat-sangat percaya dengan dokter nya", puyer
tsb diberikan rutin dan continue kepada anaknya. Akhirnya sampai sekitar +/-
3,5 tahun anaknya mengkonsumsi puyer tsb dan anaknya masih tetap KEJANG juga
(kalau demam), barulah  ortu anak tsb sadar dan protes ke dr.Idham, sampai
akhirnya konsumsi puyer tsb diberhentikan. Akibat yang terlihat jelas,
keponakanku tsb sangat hyperaktif, konsentrasinya sangat kurang dan sampai
saat ini pada usianya yang ke 6 tahun masih cadel dalam ucapannya. Setelah
stop Luminal, ortunya membawa konsultasi ke Dr.Hardiono & dr. Jimmy
Pasat,setelah dilakukan EEG, kedua dokter tsb mengatakan untuk kasus
keponakanku TIDAK DIPERLUKAN LUMINAL secara rutin dan terus menerus, malah
TIDAK PERLU OBAT karena tidak tergolong EPILEPSI masih dalam batas KEJANG
DEMAM.

Saranku mbak, kalau anak harus minum obat secara kontinue sebaiknya mbak
tahu persis jenis obatnya dan lakukan second opinion ke dokter lain, minimal
2 dokter, seandainya ada 2 or 3 dokter yang berasumsi sama mungkin ada
baiknya baru mbak percaya diagnosanya. Dalam kasus ini aku sama sekali tidak
mengdiskreditkan dokter tertentu karena aku juga dengernya sepihak dari
pihak pasien, mungkin juga komunikasi dengan dokternya kurang ditambah
dokter tekenal yang banyak pasiennya pasti kurang juga waktu yang diberikan
pada pasien. Yang bisa mengatasi mungkin kita harus "kritis" terhadap
dokter, aku terus terang termasuk "bawel" dengan dokter apalagi kalau obat
harus dikonsumsi anak secara rutin untuk menghindari "salah obat" and
misscomunication dengan dokter.

Semoga membantu.

Salam,
Rita

-----Original Message-----
From: Meita R. Dewi [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, December 10, 2004 9:38 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: [balita-anda] perkembangan anak


Dear moms and dads,

Saat ini putra berusia 9.5 bln. Anakku lahir lewat operasi caesar pada
kehamilan 37 minggu dengan berat badan 2.88 dan panjang 48. Minggu lalu
ditimbang beratnya 8.1kg. Panjangnya terkhir diukur 72cm. Sampai detik ini
anakku belum bisa duduk sendiri (hanya bisa didudukin), belum bisa merayap
maupun merangkak. Giginya baru tumbuh 1 (itupun baru timbul 1/4nya). Dan
kalo diberdiriin kakinya masih menggantung belum bisa tegak... Kemampuan
memegangnya udah mulai bagus, segala benda apapun diraihnya tapi dia belum
bisa memasukkan makanan sendiri ke mulutnya. Kemampuan bicaranya malah
yang lebih bagus... lebih banyak teriak2, ngoceh dll..spt
pa..pa...da...da...ta..ta... ma..ma...bu..bu.dll..

Sejak putra lahir dia ditangani dan diperiksa oleh dokter Idham Amir di RS
Hermina Jatinegara, namun ada saat2 ttt beliau tidak praktek, aku
periksain putra ke dokter Prof Taslim di RS yang sama. Nah, beliau ini
ternyata sangat concern sekali dengan perkembangan anak. Setiap kali aku
periksain putra, ditanya sampai dimana kepintaran putra sesuai dengan
bulannya. Nah pada minggu lalu beliau berpendapat bahwa putra
perkembangannya kurang, karena dengan usianya saat ini putra belum bisa
duduk sendiri, merayap atau merangkak. Sehingga minggu kemarin putra
dikasih obat racikan berbetuk puyer untuk merangsang perkembangan otaknya
dan harus dikonsumsi selama sebulan. Jika dalam sebulan belum ada
perkembangan apapun kepala putra disuruh discan. Kalau pendapat dokter
Idham lain lagi menurut beliau wajar aja perkembangan putra agak telat
karena lahir sebelum waktunya.

Saat ini aku bingung mau nerusin minum obat itu atau diberhentikan??
Soalnya ada yang bilang jangan diterusin obatnya soalnya takut memacu
autis. Ntar malam aku mau coba konsul ama dokter hardiono di klinik
anakku...

Moms ada engga yang mengalami hal yang serupa dengan putra, mohon sharing
dan pendapatnya ya??

makasih banyak


---------------------------------------------------------------------

DUKUNG situs Balita-Anda.Com sebagai Situs Terbaik Wanita & Anak 2004-2005 
versi Majalah Komputer Aktif, dengan ketik: POLL ST WAN 2
ke nomor 8811, selama 16 Okt sd. 30 Nov. 2004.
Raih sebuah ponsel SonyEricsson K500i, dua buah ponsel Nokia 3100 dan 10 paket 
merchandise komputerakt!f bagi para peserta polling yang beruntung. Satu nomor 
ponsel hanya berhak memberikan satu suara dukungan untuk tiap kategorinya. 
Polling ini berlaku untuk pelanggan Telkomsel, Indosat maupun Excelcom dengan 
tarif Rp 1.500. 

---------------------------------------------------------------------
>> Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.com
>> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke