Dear Pak Iyan....
 
Pa Iyan aku lebih sakit hati dengan dokter anak yang dekat dengan rumahku, 
pertama anakku sakit Diare aku ke dokter dan dokter itu langsung bilang anak 
ibu kurang gizi rasanya aku ingin nangis aku untuk anak tidak sayang untuk  
makanan, susu, cemilan, anaku memeng kecil tapi dia sangat lincah, anak2 lain 
belum bisa tengkurap anakku lebih dulu dibandingkan dengan anak teman2 
sekantorku. Aku berfikir keras ada apa dengan anakku yang tak kunjung naik2 
berat badannya.
 
Anak aku pergi kedokter yang itu lagi, karena aku kepepet tidak ada lagi dokter 
yang dekat yang buka pagi2, karena aku terburu2 jam kerja . Aku kembali lagi 
dan dia langsung bilang anak Ibu TBC dan langsung di suntik mantouk, serasa aku 
tak punya daya aku lemas, gk bisa berkata2 lagi, siapa yang TBC diantara 
keluargaku?? Memang bukan faktor keturunan tapiiii aku tidak yakin. Setelah itu 
aku langsung buat janji aku daftar pertama untuk kembali lagi ke dokter 
tersebut untuk hasil tes suntik mantouk.

Aku pulang aku lemas, aku gk bisa berkata2, aku takut bilang orang tuaku, aku 
nangis tapi setelah ortuku tahu, orang tuaku malah menguatkan aku dia bilang 
dokter itu gila. Bukan anaku saja yang difonis dokter terkena TBC banyak 
temanku yang juga sama. Aku langsung kontak bidan dekat rumahku di langsung 
marah2 tidak bisa seperti itu langsung memvonis harusnya dia adakan ronsen 
dulu.  Ternyata satu hari kemudian anakku terkena penyakit tampek bukan TBC. 
Aku konsultasi dan baca majalah, buku sebaiknya kita tidak membandingkan anak 
kita dengan anak2 orang lain. Anakku memang lahir prematur kurang umur 8 bln 7 
hari. Yang penting anakku lincah makannya doyan buahnya ok, vit ok aku santai 
saja. Aku harus sabar menunggu perkembangan anaku.

Delilah

Dahlia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Mau tanya soal test mantoux...
Pada saat gimana sich anak dianjurkan test mantoux ..
apa karena bb nya yg ngga naik-naik tau gimana ..?

please sharing nya doong

Thanks


> -----Original Message-----
> From: Sylvia Radjawane [SMTP:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Monday, January 31, 2005 11:32
> To: balita-anda@balita-anda.com
> Cc: [EMAIL PROTECTED]
> Subject: Re: [balita-anda] TB dan berat badan, diagnosa dan pengobatannya
> 
> Hi pak Iyan,
> 
> Anaknya sudah pernah konsultasi ke DSA gizi atau tumbuh kembang/hormon anak, 
> belum pak? Saya pikir mungkin ada baiknya juga konsultasi dengan para ahli 
> ini. Umumnya jika tidak ada masalah dengan gizi dan tumbuh kembang/hormon, 
> mulai dipikirkan kemungkinan adanya penyakit.
> 
> Oya, anak bapak waktu lahir termasuk kategori prematur atau bayi berberat 
> lahir rendah (cukup bulan tapi beratnya kurang)? Mungkin ini ada pengaruhnya 
> juga dengan BB dan TB anak bapak. Juga bisa di-check dari faktor genetis. 
> Bisa ditanyakan pada orang tua, bapak atau istri juga begitu waktu masih 
> batita. Oya, TB anak bapak masih termasuk normal juga nggak untuk usianya 
> yang 14 bulan?
> 
> Diagnosa TB untuk anak tidak mudah, apalagi umumnya mereka tidak menunjukkan 
> gejala batuk-batuk seperti orang dewasa. Hasil rontgen thorax juga ternyata 
> tidak gampang untuk dianalisa. Mungkin daripada melakukan test ulang, pak 
> Iyan bisa cari second opinion ke dokter anak ahli paru-paru dan bawa semua 
> hasil test yang ada (darah, mantoux, thorax) supaya anak tidak perlu di-test 
> ulang lagi.
> 
> Yang saya heran, hasil test mantoux nya kan negatif ya? Kok masih dilakukan 
> treatment TB ya? Memang untuk menegakkan diagnosa TB tidak hanya berpatokan 
> pada 1 jenis test. Untuk anak biasanya dilakukan test lab. darah, mantoux dan 
> radiologi (yang kelihatannya anak bapak sudah menjalaninya).
> 
> Untuk test lab. nya biasanya juga dilihat angka LED (laju endap darah). 
> Parameter ini dipakai untuk melihat aktivitas infeksi yang sedang terjadi 
> dalam tubuh. Semakin tinggi angkanya, menunjukkan adanya infeksi intens dalam 
> tubuh. Kadang infeksi TB juga ditandai dengan LED tinggi (walau ini bukan 
> parameter spesifik -- artinya: LED tinggi juga bisa terjadi untuk infeksi 
> selain TB atau LED rendah juga bukan berarti 'kebal' TB). Setahu saya untuk 
> batas normal LED itu (0-20mm/jam untuk wanita dan 0-15mm/jam untuk pria). 
> Saya kurang tahu untuk batas normal LED anak, tapi kalau memang patokannya 
> sama/tidak jauh berbeda, artinya hasil test lab. LED (12 mm) anak bapak masih 
> termasuk di antara batas normal. Tidak ada indikasi infeksi intens (apalagi 
> TB). Tingkat leukositnya pun, kalau tidak salah batas min. level normal 
> adalah 5000uL
> Oya, waktu dirontgen thorax, anak bapak sedang batuk/flu nggak? Saya lihat 
> sekilas hasil foto rontgennya, semua termasuk dalam indikasi normal, keculai 
> bercak infiltrat halus di perihiler dan paracardial paru kanan. Mungkin 
> sekali saya salah, tapi rasanya indikasi TB tidak 'se-simple' ini, apalagi 
> untuk anak-anak. Untuk make sure, coba tanya further tentang hal ini saat 
> bapak cari second opinion.
> 
> Betul pak, pengobatan dengan antibiotik apalagi jangka panjang sangat 
> berbahaya jika memang diagnosanya ternyata tidak tepat. Hati dan ginjal anak 
> bisa kena dampak negatifnya, dan dampak negatif untuk hati/ginjal sifatnya 
> permanen, susah sekali untuk memperbaikinya ke kondisi semula. 
> 
> Konsumsi antibiotik juga jangan dilakukan dengan dasar 'coba-coba'. Kita 
> tidak tahu 'eksperimen' selama 2 bulan itu sudah berdampak apa dengan tubuh 
> anak kita. Apalagi kalau memang ternyata anak bapak tidak menderita TB. Yang 
> saya tahu, untuk treatment antibiotik terhadap pasien yang memang positif TB 
> saja seharusnya perlu didampingi dengan pemeriksaan darah untuk tahu level 
> SGPT/SGOT nya secara periodik. Kalau ada 'gangguan' SGPT/SGOT (fungsi hati) 
> juga faal ginjal, obat antibiotik tsb. harus dihentikan/dikurangi/dicari 
> jenis lainnya. > 
> 
> Apalagi kalau DSA nya bilang rangkaian antibiotik tsb. untuk 
> 'mencegah'/tindakan preventif supaya tidak terserang TB. Sebenarnya 
> antibiotik tidak dikonsumsi untuk 'mencegah' tetapi 'mengobati' alias harus 
> make sure bahwa infeksi yang terjadi adalah infeksi bakteri, jenis bakteri 
> sudah diidentifikasi, baru diberi antibiotik yang tepat untuk membasmi tuntas 
> bakteri tsb. Antibiotik digunakan sebagai 'tindakan pencegah' biasanya untuk 
> pasien pasca operasi.
> 
> Jadi menurut saya, sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi obat-obat TB yang 
> buanyaaaak dan lamaaa itu, coba cari second opinion dengan DSA ahli paru. 
> Kalau memang belum pernah dilakukan, bisa juga konsultasi dengan DSA ahli 
> gizi dan hormon/pertumbuhan anak, supaya pak Iyan juga punya masukan medis 
> dari sisi lain tentang kasus anak bapak.
> 
> hope that helps, semoga si buah hati tetap sehat dan happy :)
> Sylvia - Jovan's mum
> 
> 
> 
> 
> IYAN wrote:
> 
> Dear Members ...
> 
> anak saya 14 bulan, berat barang kurang sekali, 6,7 kg, sudah di
> periksakan ke radiologi dan hematologi I, hasil :
> 
> -----------------------------------------------------------
> Hematologi I :
> Hemoglobin : 12.7
> Leukosit : 5600
> LED/BSE/ESR : 12
> 
> Mantoux Test : Negatif
> 
> Radiologi :
> - Soft tissue thorax tak tampak kelainan
> - Tampak bercak2 infiltrat halus pada kedua perihiler dan paracardial paru 
> kanan
> - Trachea : posisi, batas-batas dan diameter dalam batas normal; tak
> tampak penebalan garis paratracheal. Mediastinum di tengah dan tak
> melebar.
> - Cor dalam batas normal
> - Diaphragma: countour smooth, lengkungan diaphragma normal, dan
> menempati posisi yang normal. Sudut costophrenic normal.
> 
> Keasan : Susp. TB pulmonum duplex.
> 
> -----------------------------------------------------
> 
> DSA saya menganjurkan untuk konsumsi antibiotik selama 6 bulan, krn di vonis 
> TB
> 
> apakah bisa dipastikan dengan betul kalau itu TB ? mengingat diagnosis
> pasti agak susah untuk balita, apakah dibenarkan coba2 selama 2 bulan
> dulu, kalau ada perubahan berarti teruskan 4 bulan lagi, mengingat
> konsumsi antibiotik pasti ada efek yg cukup berarti walaupun ada yg
> bilang tidak begitu pengaruh dan ada yg bilang bisa merusak hepa.
> 
> Mohon share, apakah memang harus konsumsi antibiotik
> atau perlu diadakan tes ulang ?
> 
> 
> 
> 
> 
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
> Yahoo! Mail - You care about security. So do we.

                
---------------------------------
Do you Yahoo!?
 Yahoo! Search presents - Jib Jab's 'Second Term'

Kirim email ke