Fyi ya. BBM Naik, harga barang pada naik, Katanya Rakyat miskin akan berkurang (karena gak tahan hidup kali ye, hiks) Dan....Copet makin nekad.
rgrd www.BA-depok.tk Selasa, 01/02/2005 11:24 WIB Kenali Aneka Modus Pencopet Reporter: Nurul Hidayati detikcom - Jakarta, Redaksi detikcom menerima sejumlah e-mail pembaca yang mengisahkan pengalaman mereka menghadapi ganasnya para kriminil di dalam angkutan umum Jakarta, Selasa (1/2/2005). Ada perlunya membaca kisah mereka sebagai bekal kita agar semakin waspada. Berikut dua cerita mereka: Helmy A Nugroho: Saya juga pernah mengalami hal serupa. Waktu itu saya menaiki Metro Mini 604 jurusan Pasar Minggu - Tanah Abang. Modusnya agak sedikit berbeda. Para pencopet berjumlah sekitar 3 hingga 5 orang dengan berpakaian rapi layaknya pegawai. Biasanya salah satu pencopet mendekati korban yang akan turun dari bus. Kemudian dia pura-pura memegang celana bagian bawah kita dan bilang ada asap rokok di celana kita, sehingga posisi badan kita akhirnya menunduk untuk melihat ada apa di bagian bawah celana kita. Pada saat itulah copet yang lain mengambil dompet, atau HP yang ada di kantong celana kita karena perhatian kita pada saat itu tidak tertuju pada kantong celana. Tips: jangan menaruh dompet, HP, atau barang berharga lainnya di kantong celana, atau pun kantong baju. Sebab hal itu akan mengundang perhatian para pencopet itu. Rochman: Saya ingin berbagi pengalaman ketika naik angkutan umum Metro Mini 72 jurusan Lebakbulus-Blok M. Begini modus operandi kejahatannya: Pada hari Selasa, 18 Januari 2005 saya pulang dari tempat kerja di kawasan Sudirman. Saya naik Kopaja P19 jurusan Ragunan-Tn Abang lewat Blok M. Selama di perjalanan saya merasa aman-aman saja. Dari Blok M saya nyambung naik Metro Mini 72 Jurusan Lebakbulus. Sesampainya di Jl Radio Dalam, naik 2 orang penumpang laki-laki (perawakan sedang). Salah satunya duduk di sebelah saya, sementara temannya duduk di belakang saya. Kemudian ia bertanya kepada saya, "Baru pulang kerja ya, Mas!" saya jawab "Iya". Si pelaku bertanya lagi: "Sya lagi nyari orang yang habis nusuk teman perempuan saya, kebetulan orgnya mirip masnya (padahal pelaku cuma ngarang belaka). Mas bener nggak nusuk teman saya itu?" "Nggak bukan saya kok!" jawab saya. Kemudian temannya yang duduk di belakang saya tadi berdiri dan pura-pura mau memukul saya sambil berkata, "Ini ya orangnya!" Padahal dia cuma menggertak saja supaya mental korbannya down. Pada saat itulah temannya yg duduk disebelah saya itu pura-pura melerai dan membela saya seraya berkata, "Jangan-jangan..bukan dia kok! Maaf ya mas cuma salah paham." Aksi selanjutnya mereka bertanya, "Mas nggak bawa senjata kan?" (Biasanya pelaku menyebutkan, misalnya, gunting, kater, silet,paku, pisau dll), sambil memeriksa pinggang korbannya, kaki, baju kalau pakai lengan panjang sampai ke dalam tas segala. Terakhir mereka biasanya minta kita nunjukin dompet yang kita bawa buat memastikan siapa tahu ada silet di dompet. Satu lagi, biasanya mereka menanyakan daerah asal kita. Saat itu saya bilang kalau saya berasal dari Padang (padahal saya bukan orang Padang), saya pilih Padang karena lebih jarang melakukan kejahatan di Jakarta. Pada saat itulah saya langsung berontak dan beranjak dari tempat duduk seraya berkata, "Maaf, saya sudah sampai mau turun nih!" (saat itu pindah ke tempat duduk yang di tengah). Alhamdulillah saya selamat dan dompet saya tidak jadi diambil oleh mereka kemudian para pelaku turun sebelum sampai ke Terminal Lebakbulus. Seperti pengalaman penulis sebelumnya, saya juga ingin menyampaikan beberapa hal: 1. Kalau naik bis Metro Mini, Kopaja, usahakan jangan duduk paling depan (samping sopir) dan duduk paling belakang. 2. Kejadian yang saya alami saat itu saya duduk di belakang. 3. Duduklah di tengah-tengah atau dekat pintu keluar di barisan depan. 4. Jangan mencari tempat duduk yang masih kosong karena besar kemungkinan yang naik berikutnya adalah para penjahat, bisa-bisa ia duduk di samping kita. Demikian pengalaman saya ketika naik angkutan umum walaupun saya tidak sampai kehilangan barang berharga atau uang yang saya bawa, setidaknya ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua untuk selalu waspada terutama bagi mereka yang menggunakan angkutan umum. Semoga tulisan ini bermanfaat terima kasih atas dimuatnya tulisan ini oleh redaksi detik.com. (nrl) http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/02/tgl/01/time/112415/idnews/282900/idkanal/10 Senin, 31/01/2005 15:30 WIB Awas, Pencopet Spesialis Angkutan Umum 'Rilis' Modus Baru Reporter: Nurul Hidayati detikcom - Jakarta, Anda biasa menggunakan angkutan umum? Tentunya, Anda sudah paham angkutan umum adalah lahan empuk para pencopet mengais rejeki. Bisa jadi, Anda pun sudah hapal modus para pengutil itu. Namun ada baiknya Anda terus waspada selama di angkutan umum. Pasalnya, para bandit selalu memperbarui triknya untuk menggebet mangsa. Seorang pembaca detikcom, Aji Mira Esmeralda, mengirimkan e-mail yang berisi cerita modus paling anyar gerombolan pelaku kejahatan tersebut. "Hingga kini saya masih trauma kalau ingat kejadian itu," kata karyawati swasta ini pada detikcom per telepon, Senin (31/1/2005) pukul 15.00 WIB. "Tapi peristiwa itu membuat saya waspada. Saya kini kalau duduk di bus memilih yang bagian depan dekat pintu biar kalau ada penjahat cepat bisa keluar. Saya juga selalu perhatikan orang-orang yang naik dan tidak bawa barang macam-macam," urai Mira. Yang menjengkelkan, Mira tidak bisa berkutik apa-apa melihat aksi kejahatan itu. Mau teriak salah, tidak bertindak salah juga. "Jikalau saya wonderwoman...," katanya berandai-andai. Yang bisa dilakukannya hanyalah menulis ceritanya dan mengirimkan via e-mail kepada para koleganya. E-mail Mira juga menyebar ke berbagai mailing list (milis). detikcom juga mendapat tembusan cerita perempuan yang berkantor di kawasan Segitiga Emas tersebut. Berikut petikannya: Kamis, 27/1/2004 sekitar pukl 07.30 WIB, ada kejadian yang sangat mengerikan sepanjang berangkat ke kantor. Seperti biasa saya naik bus Kopaja P19 (jurusan Ragunan-Tanah Abang) dari Blok M dan turun di depan Hotel Le Meridien, Jl Sudirman, Jakarta. Sebagai penumpang tetap bus P19, saya sudah hapal dengan wajah-wajah pencopet yang berkeliaran di dalam bis. Rata-rata gerombolan mereka berkisar 3 sampai maksimum 5 orang, gaya mereka biasanya seperti orang yang mau berangkat kerja (pakai hem dan membawa tas sandang atau map). Modus operandi mereka biasanya dilakukan dengan berdiri atau menghalangi penumpang yang hendak turun baik melalui pintu depan atau pun belakang. Sudah berkali-kali saya menyaksikan copet beraksi baik mengambil dompet maupun HP (barang yang paling mudah dicuri), sayangnya saya tidak dapat berbuat apa-apa ... Dan pagi ini sungguh luar biasa ... sepanjang Blok M menuju ke arah Ratu Plaza semua baik-baik saja, artinya penumpang yang naik turun adalah penumpang biasa, namun begitu bis berhenti di depan STC (Senayan Trade Center) dekat Ratu Plaza, bus distop oleh gerombolan orang sejumlah kurang lebih 8 orang. Seperti biasa mereka bergaya "copet mau kerja". Tadinya saya tidak begitu memperhatikan mereka, tapi begitu melihat sebagian besar tangan-tangan mereka bertato saya mulai berhati-hati. Bus terus melaju. Kejadian pertama terjadi sewaktu salah satu penumpang laki-laki hendak turun di kolong GKBI. Tanpa salah apa-apa laki-laki itu dipukul dan didorong dari dalam bus oleh salah satu pencopet. Saya bertanya-tanya ada apa ini? Saya perhatikan laki-laki yang turun tadi tampaknya benar-benar seperti karyawan. Tak lama kemudian mulai banyak penumpang yang akan turun di Benhil. Di situ mulai terdengar teriakan-teriakan penumpang yang kena pukul. Rupanya kepala copet dengan beringas mulai memukul penumpang laki-laki. Saat itu saya semakin waspada. Biasanya anggota copet yang lain akan beraksi saat kita lengah. Perlahan-lahan dengan disertai beberapa pukulan, penumpang laki-laki dapat keluar dari bis, dan ada seorang perempuan muda yang sebelum turun sempat berkata "Awas tuh gerombolan copet!" Dan perempuan itu langsung didorong kepalanya oleh salah satu copet dan diludahi! Saat itu penumpang lain sudah mulai panik selain melihat pencopet memukul ke sana ke mari, kami terjebak di antara 8 orang copet tersebut. Ketika saya berdiri untuk turun, tiba-tiba kepala copet menuju ke arah saya dan tanpa bicara apa-apa seorang bapak yang duduk di sebelah saya ditampar, dipukul dan berkali-kali ditonjok perutnya dengan keras dan kasar oleh pencopet itu. Sementara bapak itu berteriak-teriak kebingungan dan kesakitan karena dia tidak merasa berbuat salah terhadap penumpang lain. Untung dia segera sadar dan berdiri, saat itu saya belum bisa keluar dari bis dan berdiri di dekat pintu masuk. Dengan jarak yang sangat dekat bapak tersebut ditendang kuat-kuat oleh copet tadi membuat dia hampir terjatuh dan saya terdorong ke arah sopir bis. Saya reflek mencari pegangan agar tidak jatuh dan kesempatan itu dipakai oleh penumpang lain untuk segera turun dari bis begitu juga saya (saya terus berdoa mohon perlindunganNya). Sampai di bawah, ada beberapa orang yang bisa meloloskan diri selain saya. Kami kemudian mengambil kesimpulan bahwa: 1. Orang-orang yang dipukul atau diludahi adalah orang-orang yang sempat memberi peringatan kalau ada copet didalam bis itu. 2. Copet-copet itu ingin membersihkan bis dari laki-laki, artinya mereka kemudian bisa dengan leluasa bisa beraksi tanpa perlawanan dari perempuan. 3. Copet-copet itu membuat keonaran dan tindakan brutal sebagai shock therapy buat penumpang agar lain waktu tidak menghalang-halangi tindakan mereka dengan mengingatkan penumpang lainnya. 4. Copet-copet itu ingin mengalihkan perhatian kita agar mereka bebas beraksi. 5. Mereka membawa senjata tajam dengan begitu mereka merasa percaya diri untuk bertindak begitu brutal (hati-hati bagi penumpang). Rekan-rekan dari kejadian pagi ini, sebaiknya kita : 1. Tidak menggunakan perhiasan sama sekali kecuali jam tangan (jangan yang bermerk!) jika hendak menggunakan kendaraan umum. 2. Bagi perempuan, gunakan tas dengan model aman (tidak mudah dibuka) dan jangan biarkan kedua tangan penuh menjijing barang-barang lain (tas tentengan, payung dll) karena akan membatasi ruang gerak kita dalam kondisi darurat. 3. Matikan HP selama perjalanan (menjawab telepon dalam kendaraan umum akan memancing orang lain berbuat jahat). 4. Perhatikanlah orang-orang di sekitar Anda. Jika sedang berdua dengan teman, jangan terlalu larut dalam obrolan. 5. Jangan membuka tas sepanjang perjalanan karena dengan demikian orang lain dapat mengetahui isi tas kita. 6. Sediakan uang receh di dompet kecil terpisah sehingga tidak perlu membuka tas sewaktu membayar ongkos. 7. Jika kita sudah mengenali orang yang baru naik adalah copet, secepatnya turun dengan gerakan yang tidak mencurigakan pencopet tersebut. 8. Selalu berdoa saat meninggalkan rumah dan selama berada di jalan. Mudah-mudahan informasi ini berguna buat rekan-rekan sekalian terutama yang masih menggunakan kendaraan umum dan ingat kata bang Napi "Wasssspadalah!". Seorang pembaca detikcom lainnya, M Ardiansyah, juga mengingatkan agar waspada saat menumpang bus Kopaja 66 jurusan Blok M-Manggarai. "Karena modusnya sama dengan itu," pesannya. Anda juga punya cerita tentang modus pada pencopet spesialis angkutan umum? Atau trik orang jahat lainnya? Kirimkan ke [EMAIL PROTECTED] untuk dibagikan kepada pembaca. (nrl) http://jkt1.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2005/bulan/01/tgl/31/time/153037/idnews/282179/idkanal/10 Yahoo! Groups Sponsor ADVERTISEMENT -------------------------------------------------------------------------------- Yahoo! Groups Links a.. To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/pks-depok/ b.. To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.