Dr.Frieda juga ngasih lagu SENAM OTAK loh...
nadanya lagu MENANAM JAGUNG,tp liriknya aja
diganti..
Ada yg mau??
hehe...
----- Original Message -----
From: "Dede" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Wednesday, October 19, 2005 10:06 AM
Subject: [balita-anda] OTAK BAYI JUGA PERLU SENAM,
LO!
OTAK BAYI JUGA PERLU SENAM, LO!
Gerakan senamnya sederhana dan tak memerlukan banyak
waktu. Hasilnya?
Membuat fungsi otak bayi jadi optimal!
Ih, enggak kebayang deh, masak sih otak bisa diajak
senam? Yang dimaksud
senam di sini adalah melakukan gerakan-gerakan tubuh
yang dipercaya
dapat memberikan dampak bagi perkembangan dan
pertumbuhan otak yang
optimal. Seperti diketahui, organ otak ibarat hard
disk dalam komputer.
Ia merupakan sentra pengatur seluruh organ tubuh.
Jadi agar kinerja otak
selalu tokcer, diperlukan stimulasi tepat dan
berkesinam-bungan sejak
bayi. Salah satu caranya dengan melakukan senam otak
(brain gym).
Seperti sudah diketahui, otak terbagi menjadi dua
bagian. Yaitu otak
belahan kanan dan otak belahan kiri. Otak kanan
berkaitan dengan
kreativitas, intuisi, seni. Sementara, otak kiri
lebih pada daya
analisa, berpikir logis/rasional. Nah, tujuan senam
otak, seperti
dijelaskan Dra. Frieda Mangunsong, M.Ed., dari
Departemen Psikologi
Pendidikan, Fakultas Psikologi UI, adalah
menjembatani aktivitas otak
belahan kanan dan kiri sehingga terjalin kerja sama
diantara keduanya.
Kalau kinerja kedua belahan otak bisa seimbang,
diharapkan kemampuannya
jadi optimal.
Coba bayangkan, bagaimana jadinya kalau
masing-masing belahan otak
berkembang "sendiri-sendiri", tentunya tidak akan
terjadi keselarasan.
"Kalau otak berjalan sendiri-sendiri bisa tidak
sinkron. Ibaratnya, saat
anak bahagia, ekspresi yang dimunculkannya malah
bersedih."
Ketidakselarasan kerja otak juga akan mengakibatkan
anak mengalami
berbagai hambatan, terutama pada proses belajarnya
kelak di sekolah.
BANYAK MANFAAT
Jadi, yuk ajak si kecil bersenam otak. Menurut
Frieda saat si kecil
berusia 3 bulan, ia sudah mulai bisa diajak bersenam
otak. Pasalnya,
otot-otot tubuh si kecil sudah semakin kuat untuk
melakukan
gerakan-gerakan senam. Banyak keuntungan yang
didapat jika bayi
senantiasa distimulasi dengan senam otak. Di
antaranya:
* Bayi akan memiliki kemampuan otak yang optimal.
* Dia akan memiliki kepribadian yang baik, relaks
dan hi-dupnya
terhindar dari stres.
* Di masa sekolah mereka akan cepat menyerap
berbagai pelajaran dengan
baik. Anak pun akan lebih mudah berkonsentrasi,
punya daya ingat tinggi,
dan tak mengalami kesulitan belajar.
* Kelak, anak tumbuh penuh percaya diri dan
terhindar dari berbagai
masalah seperti disleksia, dispraksia dan
sebagainya.
Intinya anak akan tumbuh menjadi sosok yang
terampil, cerdas dan terarah
dengan baik.
SENTUHAN DAN GERAKAN
Frieda mengingatkan agar senam otak dilakukan dengan
suasana yang
gembira dan menyenangkan. Jika memungkinkan, iringi
dengan lagu-lagu
klasik yang kalem atau lagu berirama lembut. Waktu
yang dibutuhkan
sekitar lima menit dengan frekuensi tiga kali setiap
hari. Berikut ini
sentuhan dan gerakan senam otak untuk bayi seperti
dipaparkan Frieda:
1. Sentuhan pada Dahi
Lakukan sentuhan dan elusan lembut dengan jari
jemari di dahi bayi (di
atas kedua matanya). Usap ke arah kiri-kanan dan
sebaliknya. Sentuhan
ini dapat mengalirkan darah dari hipotalamus (bagian
otak yang berfungsi
sebagai pusat integrasi), menuju otak bagian depan.
* Tujuan:
- Membuat bayi tenang dan tidak takut ataupun
tegang.
- Mengaktifkan otak depan sehingga kemampuan
berpikir logis dan kreatif
meningkat
2. Sentuhan pada Pipi
Lakukan sentuhan dan elusan lembut di pipi kiri dan
kanan secara
bergantian. Tepatnya di sekitar wilayah geraham atas
dan bawah. Otot di
dekat geraham atas berfungsi membuka mulut/menguap.
Sedangkan, otot di
dekat geraham bawah berfungsi menutup mulut.
* Tujuan:
- Saat menguap terjadi refleks pernapasan sehingga
meningkatkan oksigen
ke otak.
- Elusan di sekitar persendian rahang akan
melemaskan otot-otot di
bagian pipi dan membantu menyeimbangkan tulang
tengkorak dan
menghilangkan ketegangan di bagian kepala dan
rahang.
- Mengaktifkan otot untuk bersuara dan mengunyah.
- Mengasah kemampuan penglihatan, perhatian dan
konsentrasi.
3. Sentuhan pada Telinga
Lakukan sentuhan dan usapan lembut di bagian pinggir
daun telinga kiri
dan kanan secara bergantian. Di bagian ini terdapat
banyak saraf-saraf
yang halus. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk
melakukan usapan mulai
dari ujung atas daun telinga, turun sepanjang
lengkungan telinga dan
berakhir di bagian cuping telinga. Lalu, lakukan
pula mulai dari bawah
(cuping telinga).
* Tujuan:
- Mengasah sensitivitas telinga untuk mendengar
sehingga kemampuan
pendengarannya makin tajam.
- Mengasah kemampuan/keterampilan bicara dan
mengeja.
- Meningkatkan daya konsentrasi dan daya tangkap.
- Menghilangkan stres penglihatan dan ketegangan
pada tulang kepala.
- Mengaktifkan formatio reticularis, yaitu kemampuan
menyaring suara
yang mengganggu.
4. Sentuhan pada Lekukan di Belakang Telinga Lakukan
sentuhan dan elusan
yang lembut pada bagian belakang telinga kiri dan
kanan secara
bergantian. Tepatnya di lekukan yang terdapat di
batas rambut antara
tengkorak dan tengkuk.
* Tujuan:
- Mengasah keseimbangan tubuh.