Hhmm.... Topik yang sangat menarik utk didiskusikan.
 
Menurut saya dan pengalaman saya dengan anak saya, kalau dilihat terhadap KEMAMPUAN anak untuk membaca sejak dini, sama sekali tidak ada masalah. Kalau dengan bisa membaca ini terus kita takut si anak membaca koran yang bukan porsinya, saya kira itu TERLALU dilebih2-kan. Kenapa ? Karena sesuai dengan mental dan rasa tertarik anak, dia HANYA mau membaca apa yang dia tahu isinya, apalagi yg bergambar seperti buku cerita. Mengenai masalah diluar 'porsi' anak ini, kita HARUS lebih mengkhawatirkan anak yg menonton sinetron drama di TV bersama2 dg orgtuanya. Masalah ini biasanya orgtua akan 'cuek' karena orgtua bisa nonton sinetron dg tenang bersama2 dg anaknya, sedang akibat negatif pada si anak terabaikan (maaf, diskusinya kok jadi ke TV ya...)
 
Utk masalah mogok sekolah TK/play group akibat kemampuan anak membaca, saya kira tidak ada sama sekali, karena di TK/play group tidak diajarkan membaca (TK/play group di tempat saya ini). Kemungkinan jenuhnya memang biasanya PERMAINAN yang ada di sekolah terlalu gampang/membosankan bagi si anak. Anak saya sendiri sdh masuk play group sebelum 2,5 th, dan memang ada hari2 yg dia tdk mau masuk. Saya tidak pernah memaksakan spy dia masuk. Kita yg bekerja saja juga sering jenuh dg suasana kerja, apalagi anak yg masih ingin meng-explore segala hal. Kejenuhan anak di sekolah ini sangat tergantung pada kegiatan di sekolah/play group.
 
Utk masalah IQ dan EQ, itu sangat tergantung bgmn sikap orgtua tdh
 
-------Original Message-------
 
Date: 2001”N03ŒŽ27“ú 22:59:02
Subject: RE: [balita-anda] Sisi positif dan negatif mengajarkan anak memba ca terlalu dini
 
Membaca pengalaman pak Sis ini, saya jadi bertanya2, apakah memang besar
manfaatnya mengajarkan membaca terlalu dini bagi anak2, jika kita masih
tergantung pada sistem pendidikan formal ? Bagaimana kalau akibatnya spt yg
dialami Steven, dia jadi jenuh dan akhirnya malah mogok sekolah.
Terkadang, saya sendiri merasa bahwa ambisi saya sbg orang tua serasa tidak
tertahankan utk memberikan anak yang terbaik yang bisa saya dapatkan, moril
maupun materil. Dalam segi pendidikan pun kita inginkan yg terbaik buat buah
hati kita. Tetapi, mengajarkan membaca pada balita (malah pada bayi spt
judul buku Glenn Doman), kalau kita telaah apakah relevan dengan usianya.. ?
Di saat anak2 lain bermain tanpa beban, anak kita malah membaca koran dan
melahap berita yg bukan porsinya...!!? Di satu sisi, ada kebanggaan
tersendiri melihat anak kita melebihi teman2 seusianya. Apalagi kalau
anaknya sendiri memang antusias saat diajarkan, tanpa perlu dipaksakan..
Tapi, ya.. itu tadi.. efeknya ya.. kembali ke si anak, syukur2 kalau cuma
bosen aja, kalau malah timbul sifat jelek yang lain, spt suka menganggap
remeh orang lain, egois, merasa dirinya yg terbaik, dst.., wah.. malah
berabe.. tujuan meningkatkan IQ eh.. ujung2nya malah menurunkan EQ (bukankah
utk anak seusia balita, yg lebih dipentingkan sosialisasi dan bukan prestasi
??).
Senang sekali kalau rekan2 bersedia urun pendapat ttg sisi2 positif dan
negatifnya mengajarkan membaca terlalu dini. Terima kasih sebelumnya.

Wassalam,
Mama Mia & Rafi.

-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Saturday, March 24, 2001 11:33 AM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Mogok Sekolah



Mbak Yani,

sepertinya masalah mbak hampir sama dengan pengalaman saya
pada anak saya pertama (Steven). Saat itu Steven sudah saya ikut
sertakan dalam play group ketika berusia 2.5 tahun. Sampai akhirnya
ketika sudah mengikuti play group hampir 1 tahun. Steven melakukan
aksi mogok sekolah. Kami coba berbicara dengan gurunya siapa
tahu ada masalah di kelas bersama dengan teman atau pun gurunya.
Segalanya berjalan normal dan tidak ada masalah sama sekali.
Saya bersama istri hampir setiap hari mendampingi di sekolah sampai
steven masuk kelas, kami sering mengintip apa yang dikerjakan steven
di kelas bersama dengan teman dan gurunya. Segalanya kami anggap
tidak ada apa-apa yang mengherankan. Tapi mengapa 'mogok sekolah'
harus dilakukan oleh steven?
Akhirnya kami melakukan analisa terhadap kegiatan yang dilakukan
di sekolah maupun di rumah. Akhirnya kami melihat penyebabnya
(menurut kami), yaitu steven memang jenuh dengan aktivitas/pelajaran/
permainan yang diberikan di sekolah. Apa sebabnya? Sepertinya
yang menjadi penyebab utama adalah apa yang diperoleh di kelas
baginya sudah membosankan karena apa yang kami berikan di rumah
sudah jauh melebihi kebutuhannya yang dia peroleh di dalam kelas.
(Steven memang anak yang cerdas menurut kami - seperti yang pernah
saya sampaikan pada subject mengajar anak untuk membaca)
Sehingga, kami memutuskan anak saya untuk berhenti sekolah di play
group. Kemudian kami baru mendaftarkan kembali pada saat dia
harus masuk ke TK-A. Dan ternyata saat ini dia sudah menikmati sekolahnya
sampai saat ini.

Saran saya, sebaiknya mbak Yani bertemu dengan gurunya di sekolah
dan cobalah pelajari apa sesungguhnya penyebab utama atas aksi
mogok sekolah yang dilakukan oleh Farhan.
Semoga sharing dan saran ini bermanfaat.

Salam,
sw
[EMAIL PROTECTED]



>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















_________________________________________________
IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here

Kirim email ke