23 Juni, 2009 - Published 05:11 GMT

 
                
Email kepada teman              Versi cetak
Sipil 'memikul beban perang'
 
        

Rumah penduduk yang terkena ketika konflik di Georgia
Warga sipil memikul beban berat akibat konflik modern, demikian laporan Komites 
Internasional Palang Merah.
Laporan yang berjudul "Dunia kita, pandangan dari lapangan" menanya 4.000 
penduduk sipil dari delapan negara mengenai pengalaman pribadi mereka dengan 
perang.

Sekitar 44 % responden mengatakan mereka menyaksikan konflik langsung dan satu 
dari tiga anggota keluarganya tewas.

Negara-negara yang disurvei antara lain Afghanistan, Georgia, Haiti, Liberia, 
Kongo, Colombia, Libanon dan Filipina.

Lebih dari setengahnya yakni 56 % mengatakan mereka dipaksa meninggalkan 
rumahnya dan hampir setengahnya kehilangan kontak dengan orang yang dicintainya.

Penelitian itu dilakukan untuk memperingati 150 tahun peristiwa yang menjadi 
inspirasi berdirinya gerakan Palang Merah.

Henri Dunant mendirikan organisasi ini setelah menyaksikan kematian dan ancaman 
terhadap tentara di pertempuran Solferino selama perang kemerdekaan Italia.

Pertempuran tahun 1859 itu menyebabkan 40.000 korban militer namun hanya satu 
penduduk sipil yang tewas.

Sekarang, kata Direktur Operasi Palang Merah Pierre Krähenbuhl warga sipil 
menjadi korban utama perang.

Laporan itu juga menyebutkan, kebanyakan orang sipil terperangkap meminta 
keluarga atau sahabat untuk menolong.

ICRC mengatakan ini tanda bahwa lebih banyak perlu dilakukan untuk mendukung 
mereka yang merawat korban itu.

 

Kirim email ke