Surat Gembala: Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2010-2019
Bagi Umat Katolik Keuskupan Surabaya
(Dibacakan di semua gereja dan kapel Keuskupan Surabaya, tanggal 12-13 Desember 
2009, sebelum homili)
 Para saudara terkasih, 
Sebagaimana yang telah saya sampaikan dalam Surat Gembala Musyawarah Pastoral 
pada Hari Raya Pentakosta yang lalu, kita sebagai satu tubuh dalam Keuskupan 
Surabaya perlu menentukan arah bersama dalam gerak pastoral. Melalui Musyawarah 
Pastoral tanggal 26-28 November 2009 dengan tema: “Merayakan Iman dengan 
Membangun Persekutuan” telah dirumuskan Arah Dasar Keuskupan Surabaya yakni: 
“Gereja Keuskupan Surabaya sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin 
dewasa dalam iman, guyub, penuh pelayanan dan misioner”. Saya menerima dan 
menetapkan Arah Dasar Keuskupan Surabaya tersebut yang akan berlaku untuk kurun 
waktu 10 tahun mendatang (2010-2019). 
Saya mendorong segenap warga Keuskupan Surabaya untuk menjadikan arah dasar 
tersebut menjadi panduan hidup menggereja yang diterima, dihayati dan 
diperjuangkan bersama. Dengan arah dasar itu, kebersamaan dan gerak pastoral 
kita semakin bermakna dan memberikan kesegaran hidup, sehingga sabda Yesus: 
“Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala 
kelimpahan” dapat lebih terwujud dalam kebersamaan kita. 
            Selain sebagai panduan, arah dasar Keuskupan Surabaya merupakan 
peneguhan jatidiri dan bahan refleksi bagi seluruh umat dalam menghayatinya. 
Kita adalah bagian dari persekutuan Gereja universal yang mengemban tugas 
perutusan untuk mewartakan Injil kepada segala makluk (bdk. Mrk 16:15, LG 1). 
Tugas demikian kita sadari sebagai panggilan untuk mewujudkan jatidiri kita 
sebagai Gereja, seperti dirumuskan oleh  Konsili Vatikan II  bahwa  Gereja 
adalah  “persekutuan umat yang terdiri dari orang-orang yang dipersatukan dalam 
Kristus, dibimbing oleh Roh Kudus dalam peziarahan menuju Kerajaan Bapa, dan 
telah menerima warta keselamatan untuk disampaikan kepada semua orang” (GS 1).  
            Tanggapan terhadap panggilan tersebut antara lain tampak melalui 
tanda-tanda baik  pada proses pramupas dan mupas. Bila ada partisipasi dan 
kebersamaan segenap unsur umat, bukankah itu tanda bahwa kita dipersatukan oleh 
Kristus? Bila ada keterbukaan hati dan kesatuan pikiran, bukankah itu tanda 
kita dibimbing oleh Roh Kudus? Bila ada kedekatan antaranggota Tubuh Kristus, 
bukankah itu tanda bahwa kita berjalan bersama menuju Kerajaan Bapa? 
Arah Dasar Keuskupan Surabaya 2010-2019 mengatur dan menata fokus-fokus 
perhatian pastoral untuk setiap tahunnya.  Pengaturan tersebut dibuat agar 
semua segi hidup menggereja memperoleh perhatian secara cukup dan tidak ada 
yang terlewatkan. Juga agar subyek atau dimensi manusianya lebih diutamakan 
daripada aspek-aspek yang lain.
Fokus perhatian pada tahun 2010 adalah keluarga dan habitus baru hidup 
menggereja dalam pancatugasnya. Peran keluarga mendapat perhatian khusus, sebab 
dari keluargalah keyakinan dan penghayatan akan nilai-nilai dan keutamaan hidup 
manusia dapat tumbuh dan berkembang. 
Semangat tema “habitus baru” adalah pembaharuan keadaban publik sebagaimana 
dicanangkan dalam Nota Pastoral KWI 2004.  Dalam konteks Keuskupan Surabaya, 
semangat pembaharuan keadaban ini diletakkan dalam bingkai lebih kecil dan 
intern, yaitu pembaharuan keadaban hidup menggereja di Keuskupan Surabaya. 
Wujud “keadaban hidup menggereja” adalah pancatugas Gereja, yaitu 5 (lima) 
tugas warga Gereja untuk membangun persekutuan (koinonia), hidup peribadatan 
(liturgia), pelayanan sosial pada sesama (diakonia), pewartaan iman (kerygma) 
dan kesaksian iman (martiria).
Sehubungan dengan ini saya menetapkan tahun 2010 mulai 1 Januari sampai dengan 
31 Desember menjadi Tahun Keluarga dan Habitus Baru Hidup Menggereja.  Mupas 
yang baru lalu menentukan 2 prioritas program untuk bidang pastoral keluarga 
yakni pembinaan para pendamping dan pemberdayaan keluarga. Sementara dua 
prioritas program untuk bidang pastoral habitus baru adalah pastoral berbasis 
data dan pemberdayaan perangkat pastoral. 
Bagaimana kita akan mulai melaksanakan prioritas program yang sudah ditetapkan 
itu? Hemat saya, bila ada beberapa orang yang rendah hati dan mau mendengarkan, 
bersedia untuk belajar dan mengembangkan diri dalam kebersamaan dengan 
rekan-rekan lain,  maka terbukalah kemungkinan untuk melaksanakan setiap 
prioritas program tersebut di semua paroki dan semua persekutuan umat beriman.
Harapan kita segenap warga keuskupan Surabaya mengetahui, membatinkan dan 
melibatkan diri dalam gerakan bersama hidup menggereja ini.
Surat Gembala ini saya terbitkan pada Perayaan Bunda Maria Dikandung Tanpa Dosa 
(8 Desember), sambil memohon perlindungan dan penyertaan Bunda Maria sebagai 
Bunda Gereja dalam langkah-langkah Gereja Keuskupan Surabaya mewujudkan diri 
sebagai persekutuan murid-murid Kristus yang semakin dewasa dalam iman, guyub, 
penuh pelayanan dan misioner. Bunda Maria, doakanlah kami. Amin. 
 
Surabaya, 8 Desember 2009
Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa
Berkat Tuhan,



 
Msgr. Vincentius Sutikno Wisaksono
                Uskup Surabaya


      New Email addresses available on Yahoo!
Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. 
Hurry before someone else does!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/

Kirim email ke