Dalam melakukan pekerjaan, kita sering dihadapkan pada berbagai tantangan yang 
memerlukan kearifan dalam menyikapinya.
   
  Kesalahan dalam menetapkan tujuan ataupun cara kita merespon persoalan, dapat 
membuat kita kehilangan orientasi atas pekerjaan dan menjadi kontraproduktif. 
   
  Energi tumbuh yang seharusnya dapat kita konversikan menjadi keahlian 
(kompetensi) dan membangun jaringan dapat berubah menjadi energi penghancur 
bagi diri sendiri.
   
  Terdapat 4 (empat) situasi yang mungkin terjadi dalam seseorang 
mempersepsikan setiap persoalan yaitu :
   
  Situasi 1. Apakah objek persoalan dipandang baik dan menyenangkan. Misal : 
anugerah kesehatan, penghasilan.
Situasi 2. Apakah objek persoalan dipandang baik dan menyusahkan. Misal : Tidak 
semua orang suka “target”, berinisiatif
Situasi 3. Apakah objek persoalan dipandang buruk tetapi menyenangkan. Misal : 
Kebiasaan menunda pekerjaan, ngerumpi
Situasi 4. Apakah objek persoalan dipandang buruk dan menyusahkan. Misal : 
Trauma gagal menjual, konflik atasan bawahan 
   
  Jika ybs. mempersepsikan situasi 1 menggunakan “pikiran” maka hidupnya 
menjadi tidak indah dan hambar, demikian pula jika ybs. mempersepsikan situasi 
2,3,4 menggunakan “perasaan” maka ybs. akan sulit berubah.
   
  Walaupun perbandingan situasi penggunaan nalar dibanding rasa adalah 3 : 1, 
namun hal tersebut tidak menjadikan nalar selalu lebih baik dari rasa.
   
  Kemampuan untuk tau kapan harus menggunakan porsi “nalar” yang lebih besar 
dibanding “rasa” (baca : Kecerdasan Sikap), ataupun sebaliknya, jauh lebih 
penting daripada pilihan itu sendiri.
   
  Isywara Mehendratto
  http://servocenter.wordpress.com/

       
---------------------------------
Ahhh...imagining that irresistible "new car" smell?
 Check outnew cars at Yahoo! Autos.

Kirim email ke