*Mari Bermain Lagi dengan Perasaan*

*Read More*? http://indonesianlpsociety.com dan http://portalnlp.com

*Join the Community*? [EMAIL PROTECTED]

*Upcoming Event*? NLP Talks: Self Relation Psychotherapy, 19 April 2008



Sudah cukup lama saya memiliki rasa takut terhadap ketinggian. Meskipun
tidak sampai fobia, perasaan takut yang menyebar di sekujur tubuh ketika
berada di jembatan penyebrangan, misalnya, cukup mengganggu buat saya.

Dan, jadilah kemarin pagi sebuah kesempatan belajar datang kepada saya. Saya
'harus' menyebrangi sebuah jembatan penyebrangan di daerah Sudirman. Ada 2
tujuan saya menyebrangi jembatan tersebut: saya memang akan menuju sebuah
tempat dan menyampaikan undangan kepada seorang teman di tempat yang
berdekatan.

Jembatan pun saya lewati dengan perasaan semriwing di perut saya. Apalagi
ketika saya menyadari ada beberapa bagian di jembatan tersebut yang bolong
sehingga berisiko menimbulkan kecelakaan.

Saya pun sampai di seberang jalan. Namun, ada 'masalah'. Urusan saya di satu
tempat selesai, berarti saya tinggal menyampaikan undangan kepada teman
saya. 'Masalahnya', saya lupa membawa undangannya, yang ternyata masih
tertinggal di mobil saya di tempat saya parkir di seberang jalan.

Ups...o o...

"Apa nanti janjian saya ya di satu tempat gitu?' pikir saya. Namun,
bersamaan dengan itu, sebuah suara muncul, "Hey, bukankah ini saat yang
tepat untuk bereksperimen dengan NLP?"

Aha! Iya ya, kenapa baru terpikir!

OK, saya pun menghadapi jembatan tersebut. Kali ini saya ingin mencoba
sesuatu yang sifatnya kinestetik. Saya mengingat-ingat, jika saya merasa
takut rupanya ada perasaan semriwing di perut sebelah kanan bawah. OK,
bagaimana jika saya merasa tenaaaaaang dan legaaaaaa? Oh, rupanya ada
perasaan plong di perut sebelah kiri bawah.

Hmmm...perlahan-lahan, saya ciptakan perasaan plong tersebut. Saya
tingkatkan intensitasnya, yang tanpa disadari membuat fisiologis saya pun
berubah menjadi lebih percaya diri. "Asyik juga nih," pikir saya.

Lalu, saya pun mulai melangkah naik, dengan tetap mempertahankan perasaan
plong di perut sebelah kiri bawah. Dan, hey! Perasaan takut saya jauh
berkurang! Perasaan semriwing yang biasanya seolah hilang karena saya fokus
untuk mempertahankan rasa plong tadi.

Wuih, mantab! Saya pun sampai di seberang jalan, dan bersegera menuju mobil
untuk mengambil undangan.

Dan, undangan pun sudah di tangan, begitu juga dengan saya yang sudah berada
di depan jembatan lagi. "Bagaimana ya rasanya kalau saya tidak hanya tidak
takut, tapi juga berani?" tanya saya penasaran dalam hati.

Aha! Ternyata ada yang berbeda. Jika saya berani, tidak saja saya akan
merasakan perasaan plong di perut sebelah kiri, tapi juga perasaan hangat di
dada sebelah kiri atas. Maka saya ciptakan lah kedua perasaan itu, untuk
kemudian saya bawa dan pertahankan sambil menaiki jembatan.

Hey! Tidak saja saya merasa berani, tapi saya betul-betul berani ketika
menghadapi bagian yang bolong, begitu juga ketika saya menengok sekeliling
dan melihat ke bawah.

Hmmm...alhamdulillah! Sekali lagi saya membuktikan bahwa "*people have the
internal resources they need to succeed"*.

Tidak perlu teknik-teknik rumit, cukup bermain-main dengan submodality.

Selesai saya menyampaikan undangan, saya pun sekali lagi menaiki jembatan
untuk kembali ke mobil. Kali ini saya tergoda untuk bereksperimen lagi.
Sembari mempertahankan kedua perasaan yang memunculkan keberanian tadi, saya
tambahi ia dengan sebuah suara yang muncul dengan nada gembira, "Asyik ya,
wuih, keren, mantab!" yang saya putar berulang-ulang.

Hasilnya? Uenak tenaaaaaan.....

Anda pasti penasaran untuk mencobanya juga kan?




-- 
Salam Street Smart NLP!

Teddi Prasetya Yuliawan
Indonesia NLP Society <http://indonesianlpsocietycom>

Kirim email ke