Memelihara Cinta Di Hati

 

Oleh: Prof.
  Dr. Achmad Mubarok MA

 

Setiap Manusia memiliki potensi; fisik, intelektual,
emosionil dan spiritual yang berbeda-beda kapasitasnya. Ada orang yang sangat 
intelek, tetapi
emosinya tidak stabil. Yang lain emosinya sangat terkendali tetapi 
intelektualitasnya
kurang. Ada
juga orang yang menonjol justeru potensi spiritualitasnya . 

 

Perilaku
manusia dalam keseharian mencerminkan aktualitas dari potensi itu. Ada orang 
yang berwajah
garang tetapi hatinya lembut, ada orang yang fisiknya kecil dan nampak lemah
tetapi hatinya bergejolak penuh dengan kebencian dan dendam. Demikian juga
halnya dengan corak cinta, ada seorang lelaki yang jika jatuh cinta kepada
seorang wanita, ia merasa harus menguasai dan memonopoli secara total lahir
batin, tidak boleh sedikitpun si wanita memiliki perhatian kepada selain
dirinya.

 

Ia sangat pecemburu, dan jika ia gagal “memiliki” wanita
yang dicintainya itu maka ia memilih “menghancurkan” sang kekasih daripada
harus melihat ia dimiliki oleh orang lain. Di sisi lain, ada seorang lelaki
pecinta yang sangat penuh pengertian, ia sangat memaklumi dan sangat memaafkan
atas kekurangan sang kekasih. Ia bukan saja tidak bermaksud “menguasai” tetapi
justeru selalu ingin memberi kepada kekasihnya apa yang menjadi keinginannya,. 

 

Ia sangat berbahagia jika bisa memberikan kesenangan
kepada kekasihnya, meski untuk itu ia menderita.  Nah cinta itu ada di dalam 
hati.  Hadis Nabi menyebutkan bahwa di dalam tubuh
setiap manusia ada qalbu (hati) yang menjadi penentu kualitas manusia, jika
qalbu nya baik maka seluruh ekpressinya baik, sebaliknya jika qalbu nya buruk
maka buruk pula ekpressi orang itu. 
Orang suka berkata; dalamnya laut dapat di duga, dalamnya hati siapa
yang tahu ?. Isi hati manusia sungguh sangat sangat banyak dan beragam,  
diantaranaya adalah  cinta. Dapat dipastikan bahwa tidak ada  satupun 
keterangan yang obyektip tentang hati
manusia yang berasal dari manusia, karena semua manusia bersifat subyektip,
oleh karena itu keterangan yang paling obyektip tentang hati manusia hanya yang
berasal dari sang Pencipta hati itu sendiri, yaitu Alloh.

 

Sumber, http://mubarok-institute.blogspot.com

 

Wassalam,

agussyafii

 




      

Kirim email ke