Kapan Punya Nissan?

By: agussyafii

Malam itu saya on air di Radio Bahana untuk mengisi program acara 'Power of 
Peace.' Kalo ada teman-teman yang pengen ikutan boleh juga. silahkan hubungi 
saya. Namun malam itu ada sesuatu yang menarik buat saya malam itu. Sebuah 
tulisan dari desain kaos oblong milik Mas dwijo, salah seorang reporter Radio 
Bahana.

Tulisan itu berbunyi, Kapan punya Nissan? yang tergambar mobil nissan. Semangat 
hidup saya seolah berkobar. Pertanyaan itu menyulut saya untuk bekerja keras, 
seolah hendak hidup selamanya. Siang malam bekerja, tiada henti. Memenuhi semua 
kebutuhan. Untungnya dalam hidup ini tidak terjebak dalam kredit ataupun kartu 
kredit. Ada teman yang bekerja berangkat pagi pulang malam setiap harinya. 
Sampai satu hari teman itu bertanya tetangga kami yang tinggal tepat disebelah 
rumahnya. 'Mas Agus, Pak Sugeng kemana ya kok nggak pernah kelihatan?' 'Hah?' 
terheran saya mendengarnya. 'Mas, Maaf..Pak Sugeng sudah meninggal tiga bulan 
yang lalu.'jawab saya. mendengar perkataan saya wajahnya tidak menampak 
refleksi apapun. Wajahnya datar. 'Maaf' katanya sambil meninggalkan saya 
berlalu begitu saja.

Mungkin teman ini merupakan wujud dari bagian mekanistik masyarakat perkotaan. 
Semua berputar dan bekerja seolah tiada henti. Tidak mengenal lelah. Kalo 
berhenti berarti orangnya lagi tidur. Tidur sebentar atau mungkin tidur 
selamanya. 

Desain kaos oblong Mas Dwijo ini sangat menarik. Tulisan berikutnya berbunyi, 
Kafan punya nisan? dengan gambar kain kafan dan batu nisan. Membaca tulisan itu 
rasanya 'makdeg' ada kekagetan. seolah mengingatkan saya tentang kematian. 
Kematian merupakan sebuah oase perjalanan panjang. Berhenti untuk mengingatkan 
bahwa hidup tidaklah selamanya. Berpikir kafan punya nisan menjadi bahan 
pengerem ambisi yang tak pernah ada habisnya. Teman menyeletuk..hus ngapain 
ngomongin kematian, kayak nggak punya kerjaan. 

Tidak ada salahnya sekali watu kita mengingat mati. jika ingin mati secara 
indah, hiduplah dengan indah. Jika kita tahu kapan kita mati maka hidup kita 
akan menjadi tenang, santun dan rendah hati. Kematian menjadi sesuatu yang 
menakutkan karena adanya perpisahan. Bila terbiasa dengan perpisahan 
sehari-hari maka perpisahan melalui kematian akan menjadi sesuatu yang indah. 
Mengingat kematian berarti membuka pintu pencerahan hati kita. yaitu 
memperlakukan semua sama indahnya. gagal sukses, suka duka, manis getir, sehat 
sakit, hidup mati, kaya miskin semuanya indah dan sempurna. Menjalani hidup 
dengan penuh syukur kehadirat Ilahi Robbi.


Wassalam,
agussyafii

---
---
Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, 
tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan 
mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI 
),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program 
kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok 
ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari 
dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui 
http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 
8777 12431


      

Kirim email ke