FYI, Kepastian ttg siaran seria A -Ade- News: Ada pemain baru dalam siaran langsung sepakbola Seri-A di Indonesia. Media yang untuk kali pertama menayangkan liga terbaik di Italia itu adalah Indosiar. Keputusan Indosiar menayangkan Seri-A cukup mengejutkan.
Selama ini Indosiar tidak identik dengan sepakbola meski mereka juga pernah menayangkan sepakbola secara langsung seperti Piala Toyota. Indosiar lebih identik sebagai stasiun televisi untuk acara-acara hiburan, seperti sinetron atau reality show. Untuk olahraga, stasiun ini identik dengan tinju. Indosiar hampir tidak pernah absen menayangkan pertarungan bergengsi, baik kelas dunia maupun nasional. "Kami terjun ke sepakbola untuk mengobati kekecewaan masyarakat yang kehilangan tayangan sepakbola Liga Italia. Lagi pula Seri-A adalah liga nomor satu di dunia. Kami memanfaatkan momentum tidak ada yang menyiarkan Seri-A di Indonesia pada waktu itu," jelas Direktur Program Indosiar, Triandy Suyatman. Ya, pada April lalu tayangan Seri-A menghilang dari Tanah Air karena masalah pembayaran. Seperti kata Triandy, momen itu dimanfaatkan Indosiar. Stasiun yang bermarkas di Daan Mogot, Jakarta, ini langsung menghubungi distributor di Italia, Media Partner. Berhasil mendapatkan Seri-A, Indosiar siap menggeser waktu tayang siaran langsung reality show favorit, konser eliminasi Akademi Fantasi Indosiar (AFI), program yang telah membuat stasiun ini naik daun. Jam tayang AFI dan Seri-A pada hari Minggu pukul 20.00 memang bentrok. "Kami harus melakukan itu. Sayang jika tidak karena kami sudah mengeluarkan banyak uang. Saya tidak dapat menyebutkan angkanya. Ini rahasia perusahaan. Yang jelas mahal sekali," kata Triandy. Yang pasti, sebuah stasiun yang menayangkan Seri-A pada musim lalu mengeluarkan sampai tiga juta dolar atau sekitar 29,5 miliar rupiah. Optimistis Setiap pekan, dimulai pada 28 Agustus mendatang, Indosiar akan menyiarkan tiga pertandingan secara langsung. Di samping Minggu pukul 20.00 WIB, laga yang disiarkan adalah pada pukul 01.30 Minggu dini hari WIB dan 01.30 Senin dini hari WIB. Triandy optimistis tayangan langsung Seri-A pada prime time di hari Minggu pukul 20.00 akan sukses. Sebagai informasi, pada tahun 2004, rating AFI yang saat itu ditayangkan Sabtu malam mencapai 16,6 dengan audience share 42%. Tiap spot iklan dalam konser AFI bernilai Rp 18 juta. Pengalaman SCTV, yang menyiarkan Seri-A dari tahun 2002 sampai 2005, pantas untuk dicermati. Menurut Produser SCTV Sports, Dian Purba, pada tahun 2002 untuk siaran langsung di saat prime time hari Minggu malam, Seri-A sering berhasil mencapai rating 5. "Tapi, pada musim 2004/05, agak sulit mencapai rating 5," ujarnya. Menurut Dian, hal itu terjadi karena pada musim 2004/05 pemirsa disuguhi lebih banyak pilihan. Tidak hanya SCTV yang menayangkan siaran langsung sepakbola di prime time hari Minggu. Selain SCTV, Lativi dan TVRI juga menyiarkan Seri-A. Pada waktu yang hampir sama, TV7, Kabelvision, dan Indovision juga menyajikan Liga Inggris. Kontrak Satu Tahun Indosiar hanya terikat kontrak selama satu musim menayangkan Seri-A. Menurut Triandy, pihak Media Partner tidak mempermasalahkan kontrak yang hanya satu musim, dimulai dari Agustus sampai Mei 2006. "Ibarat sebuah perkawinan, kami dalam masa perkenalan. Sebelumnya kami belum pernah bekerja sama dengan pihak di Italia. Mereka pun belum tahu banyak mengenai kami. Berbeda dengan stasiun televisi swasta lain yang sudah mereka kenal. Dengan stasiun-stasiun itu, mungkin prosesnya akan lebih sulit. Pihak di Italia pun sangat ingin Seri-A kembali disiarkan di Indonesia," papar Triandy menceritakan "kemudahan" membeli hak siar. Triandy menjamin masalah pemutusan siaran seperti yang terjadi pada April lalu tidak akan terulang. Semoga demikian. Jangan sampai penggila calcio dirugikan lagi. Sementara itu, pihak ANTV belum dapat memastikan juga ikut menayangkan Seri-A. Sebelumnya ada kabar stasiun ini akan ikut memberikan tempatnya untuk Seri-A. Yang pasti, sepakbola tetap hadir di stasiun ini. Selain Liga Indonesia yang sedang berjalan, ANTV pada tahun ini juga sudah menyiarkan Coppa Italia dan Copa Libertadores. Riemantono >> Kembali ke Atas Mempertahankan Posisi Lima kali siaran langsung plus tiga kali siaran tunda, praktis menjadikan Liga Inggris cukup menyita ruang siar TV7. Dengan share dan rating yang membaik, tidak mengherankan bila liga cepat Premiership menjadi andalan stasiun muda ini. "Dilihat dari rating, Liga Inggris adalah andalan TV7. Bila tim-tim tenar seperti yang bermain, rating berada di sekitar angka 4. Di luar tim-tim besar, kisarannya 2,6 sampai 2,8," ucap Andi Chairil, salah satu Executive Producer Sport TV7. Share siaran yang telah mencapai dua digit, meski masih di bawah 20 persen, juga memperlihatkan menanjaknya popularitas Liga Inggris hingga layak dijadikan andalan. Tidak mengherankan bila TV7 berniat memperpanjang kerja sama dengan FA Premier League, setidaknya untuk satu kontrak baru alias tiga tahun lagi. Padahal, TV7 masih menyisakan dua tahun dari kontrak terbaru mereka tahun lalu. Saat ditanya apakah keputusan perpanjangan itu berhubungan erat dengan pemasukan, Andi merendah dengan mengatakan rating TV7 masih belum setinggi stasiun lain, yang tentu berimbas pada pendapatan. "Namun, yang jelas siaran Liga Inggris tidak merugi," sebut Andi. Sebagian besar pemasukan dari sponsor membuat TV7 yakin sejak tahun lalu mereka setidaknya bisa menutupi biaya produksi sekali tayang yang disebut Andi sekitar 250 juta rupiah. Keyakinan tidak merugi juga diperkuat dengan bertambahnya satu co-sponsor hingga menjadi dua musim ini. Permukiman dan Kampus Format lima tayangan langsung per pekan plus beberapa siaran tunda masih diusung TV7 musim depan. Praktis tidak ada ruang untuk liga lain, termasuk Seri-A. "Kami telah memiliki positioning di Liga Inggris," tandas Andi. Untuk mempertegas posisi itu, TV7 mengubah sedikit kemasan off-air pendukung. Tempat nonton bareng seperti kafe akan ditinggalkan dan diganti dengan permukiman dan kampus setiap sebulan sekali. Tak berhenti sampai di sana, TV7 ingin mengemasnya menjadi semacam festival sepakbola selama sehari penuh di tempat perhelatan. Sepertinya niat TV7 mengidentikkan diri dengan Liga Inggris terus berlanjut. (chrs) >> Kembali ke Atas Pelajaran ala RCTI Tidak ada yang berubah pada tayangan sepakbola dari RCTI. Seperti musim lalu, stasiun televisi swasta tertua ini tetap mengandalkan siaran langsung La Liga Spanyol dan Liga Champion. Untuk La Liga, Irwan Hendarmin, Head of Sport RCTI, cukup puas dengan share 30 persen. Liga ini disebutnya "murah meriah" karena praktis harganya tidak semahal dua liga besar lain, Italia dan Inggris, namun bisa menjaring banyak penggila sepakbola. Uniknya, Irwan hanya menancapkan target impas untuk Liga Champion yang justru punya share tinggi, yaitu sekitar 80 persen. Tidak akan banyak perubahan pada kemasan Liga Champion karena banyaknya batasan dari Eropa. Yang menarik justru pendapat RCTI soal tayangan Seri-A. Ternyata RCTI masih menyimpan sedikit "dendam" masa lalu. "Kami berniat memberi pelajaran untuk distributor asing yang menaikkan harga," ujar Irwan. RCTI bukannya tidak tertarik pada liga yang pernah sangat melekat pada mereka itu. Stasiun yang terletak di daerah Kebon Jeruk, Jakarta, itu tidak menutup pintu pada Seri-A. Syaratnya, "Harga yang ditawarkan adalah harga yang wajar, yaitu yang sama dengan yang diambil RCTI beberapa tahun lalu," imbuh Irwan. (chrs) >> Kembali ke Atas Liga Nasional Sebelum Piala Dunia April 2005, SCTV mendapat sebuah pukulan. Stasiun televisi yang bermarkas di Gatot Subroto, Jakarta, itu tidak dapat menyiarkan Seri-A yang sudah lebih dari dua tahun mereka lakukan karena terlambatnya pembayaran yang dilakukan stasiun televisi lain yang juga menayangkan Seri-A. Setelah kehilangan Seri-A, ada kabar SCTV akan mengambil hak siar Bundesliga. Tapi, menurut Produser SCTV Sports, Dian Purba, pihaknya belum pasti menyiarkan kompetisi sepakbola terbaik di Jerman itu. Yang pasti, menurutnya SCTV tak mengambil tiga liga terbaik, Inggris, Italia, dan Spanyol, karena sudah diambil stasiun lain. SCTV pun fokus menyiapkan diri untuk Piala Dunia 2006. SCTV memegang hak menyiarkan Jerman 2006 untuk kawasan Indonesia. Sebelum Piala Dunia 2006, untuk mempertahankan citra sebagai stasiun televisi yang identik dengan sepakbola, stasiun ini akan rutin menayangkan laga-laga kualifikasi Piala Dunia 2006 sampai November mendatang. Tahun depan, SCTV juga berkonsentrasi untuk dapat kembali menayangkan Liga Indonesia, yang beberapa tahun lalu sempat dipegang stasiun ini. Menurut Dian, berdasarkan pengalaman rating Liga Indonesia sangat baik. Ini yang mendorong SCTV untuk tampil lagi di sepakbola nasional. Menurut Dian, di mata manajemen SCTV tayangan langsung sepakbola, baik itu dalam atau luar negeri, sangat positif. Ia memberi contoh tentang Piala Konfederasi-FIFA yang ditayangkan SCTV selama dua pekan pada Juni lalu. "Rating dan share-nya sangat bagus. Untuk sepakbola, target yang diberikan manajemen tercapai, tak hanya dari sisi finansial," ujar Dian. Tahun depan, di Piala Dunia, keuntungan juga bakal diraih SCTV. (man) >> Kembali ke Atas Rating Rendah Jadi Alasan Animo masyarakat terhadap tayangan langsung sepakbola sebenarnya cukup besar. Namun, beberapa stasiun televisi tetap memilih untuk tidak ikut menyiarkan pertandingan liga-liga Eropa dengan beberapa alasan. Salah satu stasiun televisi swasta yang memutuskan untuk tidak mengikuti tren siaran langsung sepakbola adalah Televisi Pendidikan Indonesia (TPI). Pernah menayangkan siaran langsung Liga Spanyol dan Italia, kini stasiun televisi itu berniat untuk tetap fokus di acara hiburan seperti musik dan program-program rohani. "Saat ini rating tertinggi berada pada program musik, terutama dangdut, serta acara-acara bersifat rohani. Rating sepakbola tidak terlalu tinggi," ungkap Manajer Program Marah Bangun. Alasan yang sama juga dikemukakan oleh Manajer Program Akuisisi Lativi, Antariksawan. Menurutnya rating siaran langsung sepakbola tidak setinggi beberapa tahun yang lalu. Oleh sebab itu, pihaknya memutuskan untuk tidak lagi membeli hak siar Liga Italia Seri-A seperti yang mereka lakukan musim lalu. "Selain itu, harga untuk membeli hak siar juga lumayan tinggi. Jadi, kami memutuskan untuk tidak lagi menayangkan Seri-A," ungkap Antariksawan. Sayang, Antariksawan enggan menyebutkan berapa dana yang harus dikeluarkan untuk membeli hak siar siaran langsung sepakbola. Namun, menurut salah seorang sumber, harga seluruh tayangan sepakbola bisa mencapai 3 juta dolar atau sekitar 29, 5 miliar rupiah. Perlu Persiapan Sementara itu, Desi Polla dari Program Department JakTV menyatakan pihaknya hingga kini belum tergiur untuk berlomba membeli hak siar liga-liga Eropa. "Butuh persiapan matang untuk menayangkan siaran langsung sepakbola Eropa. Mulai dari dana hingga sumber daya manusianya. Selain itu, kami juga sadar bahwa JakTV hanyalah stasiun televisi lokal. Jadi, kami mempersilakan stasiun televisi nasional untuk menayangkan pertandingan-pertandingan tersebut," papar Desi. Meski tidak ada siaran langsung olahraga, JakTV tetap akan memanjakan pencinta olahraga, terutama sepakbola, di Jakarta. Belum ditentukan apa dan bagaimana bentuk acara olahraga yang akan ditayangkan oleh stasiun televisi lokal di Jakarta ini. Namun, bisa dipastikan salah satu di antaranya adalah highlight pertandingan sepakbola. (wta) >> Kembali ke Atas _____ YAHOO! GROUPS LINKS * Visit your group "inter-mania <http://groups.yahoo.com/group/inter-mania> " on the web. * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> * Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service <http://docs.yahoo.com/info/terms/> . _____ CAUTIONARY NOTE: This communication is confidential and privileged and may not be read, copied or disclosed or used by any person other than the stated addressee. Any unauthorized use, copying or disclosure is strictly prohibited and may be unlawful. If you have received this email in error or by mistake, please notify us immediately and delete it from your system. Any confidentiality and privilege of this email is not waived because the email has been sent to you due to such error or mistake. [Non-text portions of this message have been removed] HAPUS BAGIAN EMAIL YG TIDAK PERLU SEBELUM ME-REPLY. ========================================================== Milis Tabloid BOLA Untuk KELUAR DARI MILIS INI. Kirim Mail kosong (tanpa subject) ke alamat [EMAIL PROTECTED] ========================================================== Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/bolaml/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/