Naaaah mas Handoko, matur nuwun diingatkan: jalan Sultan Agung itu, sebelum Republik ini berdiri, namanya jalan Pakualaman. Karena disana ada puri (keraton) kanjeng Pakualam. Rumah kami,mas, adalah tepat disebelah alun alun puri itu, nomor 17. Sekarang Sultan Agung no 101.
Kami tinggal disana dimasa revolusi, pemerintah RI jadi tamu Sri Sultan Hamengkubuwono IX (ayah yang sekarang), sampai pengakuan kedaulatan RI oleh takhta Belanda ditahun 1949, dan pemerintah RI boleh bertakhta lagi di Jakarta (nggak lagi di-uber uber pasukan Belanda). Ketika terjadi Serangan Oemoem atas perintah Sri Sultan (yang oleh pakde Harto diakui jasanya dia), tanggal 1 Maret dini hari, peluru berdesing desing dihalaman kami, memenuhi pohon pisang kami, dan satu peluru mortir mendarat didapur kami. Setelah semua selesai, pasukan Belanda dengan gagah masuk kota dengan kendaraan perang mereka, tank dan truck, saya sebagai anak kecil berdiri dipinggir jalan disebelah pembantu laki2 (apa sih namanya yang mengasuh anak tapi laki laki) sambil meng-acung2kan bendera. bendera merah putih.bagus tu perajurit perajurit yang bule gak ngamuk, tapi senyum dan membalas melambai. Saya masih belum paham ini bukan pasukan kita sendiri... Dasar begok. Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Handoko Prasodjo" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > From: "RM Danardono HADINOTO" <[EMAIL PROTECTED]> > > Mengenai kebangsawanan, mang Ucup, ada keluarga Tionghoa, yang > > diangkat menjadi bangsawan tinggi diwilayah kerajaan Mataram, > > sebagai Kanjeng Bupati, dengan nama bangsawan Kanjeng Bupati > > Setyadiningrat. Wilayah kabupaten ini ada di Jogya, dengan nama > > wilayah Setyadiningratan. > > Wah ini mengaduk memori lama saya. Jl. Sultan Agung yang membentang dari > perempatan Gondomanan (nama lama) hingga perempatan Tanjung, dulu namanya > adalah Jl. Secodiningratan karena disitu dulu ada rumahnya Kanjeng Bupati > Secodiningrat. Banyak nama jalan dan kampung di Yogya yang asalnya diambil > dari nama penghuninya, Jl Prawirotaman ada di kampungnya prajurit kraton > Prawirotomo, Jl Wirobrajan (kini Martadinata) ada dikampungnya prajurit > Wirobrojo, Jl Ketanggungan ada di kampungnya prajurit Katanggung, lalu > kampung Daengan adalah kampungnya prajurit Daeng, Bugisan kampungnya > prajurit Bugis, Ngampilan kampungnya abdi dalem kraton Ampil, dan ayah saya > dulu kalau mau jalan-jalan ke Malioboro nyebutnya mau ke Pecinan, karena > jalan Malioboro yang membelah kampung cina di Yogya itu dulu namanya Jl > Pecinan. Sayang, nama-nama jalan yang unik tersebut kini banyak yang tinggal > kenangan akibat diganti dengan nama-nama baru, terutama sejak orde baru > berkuasa. Mungkin itu yang mereka anggap kemajuan. > > Han, > yang tinggal di kampung Tejokusuman, dekat rumah Pangeran Tejokusumo, salah > seorang perintis jurusan arsitektur UGM. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/