http://www.sinarharapan.co.id/berita/0507/13/jab03.html

 

Tradisi Memecah Semangka dalam Penguburan Tionghoa

 

JAKARTA – Sejak dahulu di kalangan orang keturunan Tionghoa yang masih memegang teguh tradisi leluhurnya dari Tiongkok, upacara penguburan jenasah orang tua ataupun sanak keluarga yang meninggal akan sangat memakan waktu panjang. Dari penyediaan peti, menunggu kerabat yang datang, tutup peti sampai pencarian hari baik dalam penguburan. Semuanya merupakan tahapan-tahapan yang harus dilalui dengan baik.

 

Tapi yang menarik dalam kegiatan penguburan adalah tradisi membanting semangka pada saat peti jenasah akan diantarkan ke kuburan. Konon tradisi ini masih dijalankan oleh sebagian masyarakat Tionghoa (terutama yang masih menganut ajaran Khonghucu, Taoisme dan Budhisme atau dikenal dengan Sam Kauw –Red).

 

Menurut pengamat kebudayaan Tionghoa, Marcus AS saat ini tradisi ini masih tetap berjalan meskipun tak banyak lagi dapat ditemui di kota-kota besar Indonesia. Hal ini karena banyaknya keturunan Tionghoa yang telah berganti kepercayaan sehingga tradisi membanting semangka ini jarang ditemui lagi.

 

”Upacara macam ini masih tetap dapat disaksikan pada upacara persembahyangan orang meninggal penganut Sam Kauw ini. Biasanya ditemui di kota-kota yang tradisi Tionghoanya masih sangat kental,” ujarnya.

 

Sementara pengamat kebudayaan Tionghoa lainnya, almarhum Nio Joe Lan dalam bukunya ”Peradaban Tionghoa”, menyatakan tidak jelas sejak kapan tradisi membanting semangka pada peti orang yang meninggal ini mulai dilaksanakan. Dia hanya menyebutkan kebiasaan ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu termasuk di Indonesia.

 

Hanya Nio Joe Lan menyatakan salah satu latar belakang mengapa tradisi ini dilakukan karena adanya kisah dongeng perjalanan Kaisar Dinasti Tang Li Shimin (Li Si Bin) ke neraka. Kisah ini terutama terdapat dalam sastra Tiongkok yang berjudul Hsi Yu Chi (See Yu Ki) karya Wu Cheng En (1500-1580).

 

Dalam kisah itu diceritakan, kaisar ini tiba-tiba meninggal dunia dan akan dibawa ke raja neraka yang bernama Yen Lo Wang (Giam Lo Ong). Tapi karena beberapa pegawai akhirat bersimpati padanya, maka angka dalam catatan umur sang kaisar diubah sehingga dia dianggap belum waktunya untuk diperiksa di akhirat.

 

Singkat cerita Li Shimin akan diantar kembali ke dunia. Namun sebelum sang kaisar mohon diri pada Yen Lo Wang, dia sempat bertanya pada pegawai akhirat tentang kebutuhan mereka yang masih kurang di sana. Para pejabat itu menyebut buah semangka sangat langka di sana, padahal raja neraka sangat suka buah itu. Maka Kaisar Dinasti Tang ini berjanji untuk mengirimkan buah semangka ke neraka.

 

Sekembalinya kaisar dunia, dia segera mencari orang yang dapat membawa buah semangka ke akhirat. Untuk melakukan tugasnya, orang itu harus rela meninggal dunia. Akhirnya tradisi ini ditiru terus dengan maksud semangka yang dipecahkan itu berangkat ke neraka bersama arwah orang yang meninggal itu. Tentu saja dengan harapan, buah semangka itu dapat memperlicin jalannya pemeriksaan di sana.

 

(SH/wahyu wibisana)

 



.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.

.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.

.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke