Oh di jawa juga banyaaaaak. Di keluarga saya juga banyak, tapi alasannya berbagai bagai. Ada yang lantaran ciong - maka jadi sakitan kalu enggak anaknya ya bapaknya. Biasanya katanyaaa lantaran shio dan jam lahir anaknya bentrok sama orangtuanya, masalah yang bisa timbul: si anak sakitan, atau kalau shio dan jam anak dianggap lebih kuat maka orangtuanya yang sakitan atau susah rejeki, ada juga yang katanya orangtuanya jadi pendek umur. Jadi si anak di kweepang (istilahnya bener gak nih)kayak dijual gitu, suka suka dibayar sepicis (si anak nanti jadi dipanggil si picis) atau segobang (anaknya dipanggil si gobang deh). Kemarin dulu belasan tahun kebelakang, keluarga sempet pusiiiingg nyariin segobang buat upacara ngangkat anak, alhasil uang logam buat kerokan punya oma saya diembat, heheheh.
Ada juga lantaran keluarga yang mengambil enggak punya anak (laki-laki) dan biasanya si anak ini dibeli dengan harapan nanti mancing anak laki laki di keluarganya yang baru. Yang saya pingin tahu, upacara pengangkatan anak ini ritualnya bagaimana. Waktu keciiiillll itu saya pernah lihat satu kali. Ada acara makan besar (sebagaimana biasanya ritual orang tionghua banyak pake makan makan, pada jago makan enak semua sih, hehehhe) berapa macam masakan yang harus ada dan apa aja itu yang saya lupa. Terus ada acara keluar masuk kolong meja dan upacara sembahyang. Ada yang tahu ritualnya lengkapnya apa aja? Dan sebagai symbol apa aja? Kalu ada yang kumplit plit plit gitu lhoh. Kalo ngga salah si di jawa juga ada upacara angkat anak seperti ini, ada yang tahu? Biar bisa bikin studi banding, terutama symbol-simbolnya gitu. Sebab saya percayanya tradisi Cina dan Jawa banyak mempernya. -----Original Message----- From: Hendri Irawan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, July 26, 2005 2:26 PM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Memanggil orang tua kandung dengan bibi/paman Rekan-rekan sekalian, Di komunitas tionghoa sumatera bagian utara dan sekitarnya, tanpa melihat suku, ada satu masalah yang saya tidak mengerti. Contohnya adalah diri saya sendiri. Saya memanggil ibu kandung saya bukan dengan sebutan mama/niang tapi dengan a yi / bibi. Terhadap ayah kandung saya tetap memanggil papa. Dan ternyata bukan saya sendiri, teman saya memanggil mamanya engan encim, papanya dengan acek. Keponakan saya sendiri memanggil mamanya dengan sebutan a yi, papanya dengan sebutan suk suk / paman. Sejauh ini jawaban yang saya dapatkan adalah karena dulu di masa kecil saya sering sakit, makanya nama saya diganti dan panggilan terhadap orang tua kandung juga diganti. Apakah hal ini berlaku di kebudayaan tionghua, karena selama ini di jawa saya belum bertemu orang yang senasib. Dan apakah berhubungan dengan hitung- hitungan shio, hari lahir, chiong dll ? thx, hy .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :. .: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :. Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/