Pak ABS,
Dari dua pengalaman kami berdua, sebenarnya kami sudah bisa menarik
kesimpulan sementara:
Kalau kawan Tionghoa Pak ABS yang kebanyakan nasrani sebelum
Orba, mayoritas dari mereka pasti akan tetap nasrani setelah Orba, apalagi
anak2 mereka! Sedangkan banyak dari keluarga Tionghoa yang dulu tak
"beragama", sekarang secara resmi mengaku Nasrani. dari segi jumlah pasti ada
suatu peningkatan yang berarti!!! ini bisa dilihat dari menjamurnya gereja di
mana2, dan begitu dominannya Tionghoa di dalamnya. Ada teman Islam saya yang
sempat iri bertanya: " Tionghoa kan dulunya tak beragama, mengapa
sekarang kok lebih memilih " agama penjajah" ( nasrani ) dibandingkan
"agama Rakyat' ( maksudnya Islam)? "
Gejala ini pasti juga akan sama bila kita mau mendata jumlah penganut Islam
sebelum Orba dan sesudah Orba!! pasti meningkat secara signifikan!!
Kalau di zaman Orba ada fenomena bangkitnya "agama Khonghucu", itu
sebenarnya adalah perlawanan terselubung dari sebagian Tionghoa yang enggan
meninggalkan budaya tradisi. bukan suatu kebangkitan yang berarti.
Semua di atas meski pengamatan pribadi, bukan hanya berdasarkan pengalaman
pribadi di lingkungan kecil, karena SD saya di sekolah berbahasa mandarin,
SMP di sekolah Confucius, SMA di sekolah Katholik, PT di sekolah swasta
yang banyak kelompok tionghoanya.
Salam,
ZFy
Zhou-heng, seperti yang saya akui
terdahulu, saya memang tidak punya data statistik, hanya mencermati situasi di
sekitar saya saja.
Dan yang Zhou-heng kemukakan di sini pun
kelihatannya pengamatan atas pengalaman pribadi juga, bukan analisa
data.
Hanya perlu ditegaskan bahwa situasi
pertemanan saya dengan kawan-kawan Tionghoa bukan dalam rangka
perjuangan beroposisi terhadap Orde Lama / Sukarno.
Pertama karena saya di usia muda tidak
beroposisi terhadap Sukarno. Bagaimana mungkin, 10 tahun terakhir Sukarno,
sampai saat kejatuhannya, Ayah saya seorang Menterinya, dan Guntur
Sukarnoputera sahabat saya dari SD sampai SMA, setiap hari saya main di istana
Sukarno.
Kedua karena, entah mengapa, praktis tidak ada
teman sebaya saya yang Tionghoa yang terlibat dalam kegiatan politik. Ketika
mahasiswa, kebanyakan kawan Tionghoa saya tidak masuk organisasi mahasiswa.
Yang masuk pun, kebanyakan ke PMKRI atau GMKI, tidak ada yang ke
GMNI, CGMI dan semacamnya. Paling-paling ke PERHIMI, tetapi hanya kurang
dari 10% kalau dibandingkan yang ke organisasi mahasiswa agamis tadi.
Ketiga karena semua teman Tionghoa
saya adalah teman 'gaul'. Tetangga
(mereka rajin ke gereja), teman belajar (mereka pintar2), teman olahraga (ini
banyak), pacar (2-3 kali), dan ... (ini Zhou-heng sudah tahu) teman
per-cersil-an!
Barangkali juga saya tidak sempat banyak
mengenal teman Sam Kauw, karena mungkin mereka umumnya bersekolah di
sekolah khusus Tionghoa dan/atau tinggal di pecinan.
Tetapi ini pun sekedar dugaan. Apakah betul
begitu, Zhou-heng lebih tahu.
Wasalam.
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
YAHOO! GROUPS LINKS
|