Terima kasih tanggapannya. Kisah Lucy Ho meracuni Oei Tiong Ham itu
malah tak ada dalam buku "Raja Gula". Ini informasi sensitif (juga
menarik) tapi tentu agak susah dipercaya akurasinya. Tak apa. Mudah-
mudahan kelak anda sudi mendalaminya, lantas menerbitkannya.
Soal kopi buku "Raja Gula", saya tidak cukup punya keterampilan untuk
men-scan kemudian memformat jadi PDF. Andaikata kita satu kota, saya
akan dengan senang hati membawakan salinannya buat anda.
Salam,
y.a
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Susah Sih" <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> Saya sengaja bergabung ini yahoo groups utk menjawab pertanyaan
> Yuli.
>
> Sukarno adalah pemimpin yg buruk. Jadi jika ada org yg mengelu-
> ngelukannya pada hari ini, mereka tidak tahu betapa buruknya Sukarno
> dan lebih buruk daripada Suharto. Tetapi, bergembiralah bangsa
> Indonesia, karena pada hari ini telah ada pemimpin2x yg baik seperti
> Gus Dur dan SBY. Saya berharap Indonesia ke depannya mendapatkan
> pemimpin seperti Gus Dur dan SBY ini dan bukan seperti Sukarno atau
> Suharto.
>
> Keadaan ekonomi dibawah pimpinan Sukarno mengalami kemunduran
> drastis. Dgn politik yg membabi buta, Sukarno adalah seorang yg gila
> hormat dan utk negara yg baru merdeka, Sukarno berkeinginan utk
> menentang negara2x maju di Eropa dan Amerika Serikat.
>
> Pada hakekatnya Sukarno benci org luar (zenophobic). Mereka
> membenci Belanda terutama, juga tidak menyukai Jepang (terakhir
> pemerintah Jepang memakai Dewi utk mempengaruhi Sukarno supaya
> tdk membenci Jepang (Jepang mengetahui kelemahan Sukarno thdp
> wanita)) dan juga tidak menyukai Cina (pertama di thn 1950, org Cina
> harus keluar dari daerah dan hanya boleh tinggal di kota2x besar utk
> segera dipulangkan ke Cina).
>
> Sukarno secara membabi buta merampas perusahaan swasta Eropa di
> Indonesia (pemerintah Belanda sendiri tdk begitu memiliki banyak
asset
> di Indonesia). Perusahaan2x di Indonesia seperti perkebunan2x banyak
> yg dimiliki secara pribadi oleh org Eropa (Belgia, Jerman, Inggris,
dll),
> bukan dimiliki oleh pemerintah Belanda. .
> Sukarno juga merampas perusahaan2x yg dimiliki oleh warganegara
> Indonesia berketurunan Cina. Banyak sekali bisnis2x yg dirampas.
> Seperti bisnis Tan Hin Hee di Jakarta yg memiliki Prinsen Park
> (Lokakarya), Liem Tjaw Bo, Liem Tjaw Ying, dll
>
> Ada juga perusahaan yg dirampas karena hal2x sepele, misalnya
> kasus Han-Haryono. Dimana putra keluarga Han yg ditampar oleh
> tentara karena mendahului prosesi pemakaman seorang kolonel dan
> melakukan perlawanan. Alhasil bisnis keluarga Han sebagai importir
> Vespa dan mobil Fiat di Jakarta dirampas oleh tentara dan mereka
> hampir dibunuh yg menyebabkan mereka sekeluarga lari ke Thailand
> dan membangun bisnis mereka di sana. Dan sekarang mereka telah
> menjadi konglomerat di Thailand. http://www.hanagroup.com/
>
> Khusus Kian Gwan sendiri sangat disayangkan karena perusahaan ini
> sudah hampir 150 thn didirikan tapi Sukarno ingin mengambil begitu
> saja. Kian Gwan memiliki cabang di New York, London, Amsterdam,
> Amoy (Xiamen), Rio de Jainero, Shanghai, Bangkok, Singapura dan
> Penang. Dengan dirampasnya Kian Gwan Indonesia otomatis cabang
> Kian Gwan di luar negeri menjadi kesulitan. Tapi walaupun begitu
> masih ada Kian Gwan yg berjaya hingga hari ini, yaitu Kian Gwan
> di Bangkok yg telah berumur hampir 100 thn. Ironis sekali di Bangkok
> merupakan perusahaan yg sangat di hormati oleh masyarakat Thailand
> tapi di negeri aslinya Indonesia dianggap sebagai sumber utk
> pemerasan. Misalkan Sukarno ingin mengadakan Asian games di Jakarta
> dgn mudah meminta uang kepada Kian Gwan jumlah yg tidak sedikit.
>
> Kian Gwan di Thailand merupakan perusahaan pertama yg memiliki
> gedung bertingkat tinggi di thn 1960 an di Jalan Suriwong dan
terakhir di
> Jalan Sathorn (dua2xnya merupakan bisnis distrik seperti segitiga
Emas
> Jakarta). Setiap org Thai di Bangkok pasti mengetahui gedung Kian
> Gwan.
>
> Kian Gwan sendiri diambil oleh Sukarno, partly karena ketololan org
yg
> mengelola Kian Gwan waktu itu (Oei Tjong Tjay) putera terakhir Oei
> Tiong Ham. Org ini sok kebarat2an dan org2 Indonesia pada saat itu
> (dibawah pengaruh Sukarno) sangat membenci org yg kebarat2an.
> Sebenarnya juga org yg menjalankan perampasan ini bernama
> Gunawan asal Semarang (yg juga sangat anti Cina).
>
> Tapi ini semua juga karma. Kenapa karma? karena Ibu Oei Tjong Tjay,
> Ho Kiem Hoa (Lucy Ho) adalah salah satu istri Oei Tiong Ham yg
serakah
> yg ingin menguasai seluruh harta Oei Tiong Ham olehnya. Oei Tiong
> Ham sendiri meninggal secara tiba2x di Singapura thn 1924 waktu Oei
> Tjong Tjay masih bayi. Kebetulan Oei Tiong Ham tinggal di Singapura
> utk menghindari pajak pemerintah VOC waktu itu (pemerintah VOC pun
> sama dengan perampok, yg ingin pajak s/d 70% waktu itu). Lucy Ho lah
> yg meracuni Oei Tiong Ham secara perlahan2x, dan keluar surat wasiat
> di thn 1924 yg menyatakan bahwa seluruh harta
> Oei Tiong Ham jatuh ketangan dgn Lucy Ho.
>
> Sedangkan Oei Tiong Ham memiliki istri lebih dari 18 org dan
memiliki
> banyak sekali anak mungkin sekitar 50 anak. Istri dan anak2x yg
lainnya
> tdk mendapatkan warisan ini. Hanya 2 saja dari anak istri lain yg
> mendapatkan warisan. Memang ini Lucy Ho sudah berpengalaman
> dalam hal harta warisan dan telah merencanakan dari semula utk
> menguasai harta ini. Lucy Ho sendiri adalah cucu dari Ho Yam Lo, yg
> juga pernah memiliki pabrik gula di Semarang tetapi terakhir
bangkrut
> dan menjual rumahnya yg di Jln Gergaji kepada Oei Tiong Ham. Tentu
> saja anaknya Lucy Ho spt Oei Tjong Tjay, Oei Tjong Ie ketika
diinterview
> oleh Professor Kunio menyatakan bahwa Oei Tiong Ham sengaja pergi
> ke Singapura supaya tdk usah membagi hartanya utk anak2x yg lain dan
> ini kebohongan yg dibuat di siang bolong. Oei Tiong Ham adalah sosok
> bapak yg baik dan bertanggung jawab yg tdk mungkin akan
> menelantarkan anak2xnya dari istri2xnya yg lain. Interview dari
> professor Kunio hanya dipakai sebagai endorsement akan apa yg
> dilakukan oleh ibu mereka Lucy Ho. Toh mereka masih bayi ketika Oei
> Tiong Ham meninggal dan mana tahu rencana ayah mereka ttg
> pewarisan tahta. Ini semua hanya karangan dari Lucy Ho yg licik tsb.
>
> Sekian penjelasan saya ini bisakah saya meminta kopi dari "Raja Gula
> Oei Tiong Ham (Surabaia 1979) dalam bentuk scanning PDF?"
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "yuli_ahmada"
> <yuli_ahmada@> wrote:
> >
> > Salam,
> >
> > Saya penasaran, alasan yuridis apa sesungguhnya yang digunakan
> untuk
> > merampas properti Oei Tiong Ham Concern. Tjwan Ling Liem, penulis
> > buku "Raja Gula Oei Tiong Ham (Surabaya, 1979) terlihat getir
> > mengisahkan perampasan itu tapi tak detail. Liem rupanya tak punya
> > akses pada salinan putusan pengadilan ekonomi di Semarang yang
> > jadi landas tumpu perampasan itu. Sebab, jika mengingat tahun
> > terbitnya buku (zaman Orde Baru), Liem semestinya tak punya beban
> > untuk mengungkap habis. Tapi, bisa jadi pula, ihwal perampasan itu
> > dalam buku Liem sudah disensor karena senyatanya rezim Orde Baru
> juga
> > melanggengkan perampasan itu. Sampai rezim kini, bahkan.
> >
> > Informasi pada web PT Rajawali Nusindo juga sekadar begini:
> >
> > Pada tahun 1961, seluruh harta kekayaan Oei Tiong Ham Concern di
> ambil
> > alih oleh Negara Republik Indonesia berdasarkan keputusan
Pengadilan
> > Ekonomi Semarang No. 32/1561 EK.S tanggal 10 Juli 1961 yang
> dikukuhkan
> > Keputusan Mahkamah Agung RI No. 5/Kr/K/1963 tanggal 27 April 1963.
> > Simak di: http://members.bumn-ri.com/nusindo/news.html?
> news_id=6445
> >
> > Saya meminati kisah si raja gula itu karena ada bekas propertinya
di
> > Sidoarjo, Jawa Timur, yakni Pabrik Gula Tanggulangin. Ini satu
dari
> > lima pabrik gula Oei Tiong Ham punya. Ia mangkrak sejak zaman
> > kebrutalan Jepang dan kini jadi sengketa di pengadilan.
> >
> > Nuwun,
> > http://yuli-ahmada.blogspot.com
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, raharjo irawan
> > <irawanraharjo@> wrote:
> > >
> > > Dahulu pernah diterbitkan buku berbobot oleh penerbit
> > > berbobot tentang Oei Tiong Ham ( ketika saya masih SMA
> > > atau kuliah ), namun hanya terbit 1x cetakan saja,
> > > setelah itu saya tidak melihat lagi. Coba anda cari di
> > > perpustakaan .
> > >
> > > Jika Anda sempat ke Semarang, silakan lihat rumahnya
> > > di jalan Gergaji ( dahulu ini rumahnya Hoo Yam Loo
> > > yang dijual kepadanya, sekarang dijadikan tempat
> > > kursus bahasa asing & komputer, dimiliki oleh keluarga
> > > Hoo Liong Tiauw pemilik Polyplas-pabrik plastik ),
> > > sedangkan bekas kantornya berada di Jl. Kepodang (
> > > kawasan kota lama-digunakan untuk kantor rajawali )
> > >
> > > Salam,.
> > > Irawan.
> > >
> > >
> > >
> > > > > 4. Ada yg tau kelanjutan firmanya Oei Tiong Ham
> > > > > (1866-1924)? dia pernah jd org terkaya d Asia
> > > > > Tenggara. Raja Gula dr Semarang...terakhir yg saya
> > > > > tau...dia tinggal d singapura buat menghindari
> > > pajak
> > > > > d Indonesia..
> > > > >
> > > > > Makasi bgt y buat yg mo ngasi info
> > > > >
> > > > > Wassalam
> > > > > Achie
> >
>
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Kunjungi website global : http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Untuk bergabung : http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :.
.: Jaringan pertemanan Friendster : [EMAIL PROTECTED] :.
SPONSORED LINKS
Indonesia | Culture | Chinese |
YAHOO! GROUPS LINKS
- Visit your group "budaya_tionghua" on the web.
- To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
- Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service.