sdr.Liang

kl pembacaan lafal hanzi dalam mandarin, setahu saya di kamus ada 
dicantumkan perbandingan cara baca dgn ejaan HanyuPinyin dgn Wade 
Giles, kl wade giles itu sepertinya sering digunakan dalam buku 
pelajaran mandarin yg cetakan agak dulu kan?

kl Ui/Oey itu kan dialek hokian atau mandarinnya Huang, kl Ng setau 
saya itu dari dialek GuanDong, saya jd teringat sewaktu masih jaman 
sekolah membaca cersil dgn tokoh2 yg namanya ditranslate menggunakan 
dialek Hokkian seperti Oey Yong (HuangRong), ThioBeng (ZhangMing)

dea

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Sdr. Steve, 
> Masalah ini pernah dibahas oleh sdr. King Hian. Dalam dialek 
Hokkian sebuah huruf Tionghoa bisa mempunyai beberapa bunyi, minimal 
dua, bunyi lisan dan bunyi tulisan. Tentu saja ada huruf yang bunyi 
tulisannya dan bunyi lisannya sama, jadi sebetulnya satu saja.
> Bunyi lisan bunyi yang diucapkan sehari-hari dalam percakapan, 
bunyi tulisan adalah bunyi kalau kita membaca. Misalnya sioksiok 
berarti paman, tapi ancek , di Indonesia lazim jadi ncek, juga 
paman. Dalam percakapan sehari-hari kita baca cek, tapi dalam 
tulisan kita baca siok. Agak membingungkan, memang. Demikian juga 
marga. Huruf Ma dalam tulisan, yaitu kalau kita membaca berita keras-
keras, itu harus Ma, tapi kalau bicara ngobrol tanpa teks itu Be 
(ada yang menulis Bhe ada pula yang Bee). 
> Akibatnya ada orang yang membaca marga Ma menjadi Ma, ada yang Be. 
Marga lain banyak pula yang begitu. Ui bisa dibaca Ng (bukan Ng 
orang Hakka). Thia bisa dibaca Ting. Tergantung kebiasaan. Tapi ada 
yang tak boleh, misalnya Lim hanya boleh dengan bahasa tulisan yaitu 
Lim, tidak boleh bahasa lisan Na. Sne Na hanya boleh dibaca bahasa 
lisan Na tak boleh bahasa tulisan Lam dll. 
> Ma termasuk boleh dua-duanya Ma boleh Be boleh. 
> Dalam Mandarin tentu saja hanya Ma, tak ada istilah Be. Dalam buku 
lama leibh sulit karena tergantung yang menterjemahkan saja. Dalam 
praktek sih tergantung kebiasaan orangnya. Tapi karena cerita dalam 
buku itu kebanyakan tulisan bukan panggilan lisan sehari-hari, orang 
cenderung menulis dengan bahasa tulisan kecuali untuk marga yagn tak 
boleh dibaca bahasa tulisan, seperti Na bukan Lam, Tng bukan Tong, 
Thng bukan Thong dsb.
> Agak kompleks bagi yang tidak mengerti kehususan dialak Hokkian ini
> Salam
> Liang U
> 
> 
> ----- Original Message ----
> From: Steve Haryono <[EMAIL PROTECTED]>
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Monday, February 26, 2007 6:30:21 PM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] marga tionghoa
> 
> Pak Liang U yb,
> 
> Satu pertanyaan dari saya mengenai marga Ma ini.
> Marga Ma ini lain dengan marga Bhe (Be) yang di Indonesia ya ? 
> Saya ingat di cerita Sam Kok ada juga yang memakai marga Ma (Ma 
Teng ? dan anak nya yang jadi jendralnya Lauw Pie). Seingat saya 
dalam buku yang di hokkian kan (karena terjemahan dalam bhs 
Indonesia memakai dialek hokkian nama-namanya) , namanya tidak jadi 
Bhe Teng.
> 
> Salam,
> Steve
> 
> PS. Moderator, maap kalau tidak menghapus semua bagian bawah ini. 
Entah kenapa kalau dari kantor, saya tidak bisa menghapus sebagian 
tulisan dibawah ini. Yang ada hanya menghapus semuanya.
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: liang u 
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com 
> Sent: Monday, February 26, 2007 11:14 AM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] marga tionghoa
> 
> Akhmad Bukhari Saleh, salam dari saya
> 
> Saya sendiri belum pernah ke Taiwan, jadi yang saya ketahui hanya 
kalau baca berita atau melihat nama orang Taiwan, itulah. Apakah ini 
sudah cukup jadi kesimpulan tentu kawan-kawan yang pernah ke Taiwan 
dapat memberi masukan.
> 1. Saya sebut tidak standar, karena kebanyakan orang menulis nama 
dengan ejaan dia sendiri. Nama orant Taiwan kebanyakan memang 
ditulis dengan bahasa Mandarin, tapi ada juga yang menulisnya dengan 
dialek Hokkian. Contoh Ma Ying-jeou, calon populer presiden yad, 
jeou nya ejaan yang disahkan tahun 20-an yang disebut Gwuyeu 
Romatsyh. Tapi Ma-nya tidak, sebab ma dalam ejaan itu harusnya Maa. 
Karena tidak standar, saya sendiri tak pernah bisa ingat bagaimana 
menulis nama Taiwan dengan huruf latin. Apa Ma Ying-jeou pun benar, 
saya ragu, perlu dibandingkan dengan di koran. 
> Di Taiwan ada ejaan seperti Hanyu Pinyin, tapi agak dirubah, 
namanya Tongyong Pinyin, ejaan ini belum populer, artinya hanya 
dipakai oleh para petugas, rakyat tak menggunakannya. Ejaan Hokkian 
leibh parah lagi, sekarang ada sekitar 30 jenis ejaan, salah satunya 
buatan Pemerintah. Yang populer saja mungkin ada sekitar 10-an , 
sebuah buatan Pemerintah, sebuah ejaan dari Gereja, sebuah buatan 
Prof. Liim Keahiong (lihat namanya menggunakan ejaan yang beliau 
buat sendiri), nama ejaannya TMSS, ada buatan Ng Quanhing. Qnya 
dibaca G, ada ejaan Monkey Boys dll. Tolong jangan tanya detailnya, 
saya sendiri bingung mengingatnya, kalau mau tepat harus di search 
saja di internet. Saya yakin bung Rinto yang di Taiwan tak akan tahu 
semua. Sdr. King Hian banyak mengikuti tapi pasti seperti saya, 
yaitu ada itu, jangan ditanya detailnya tak akan ingat semua, 
bayangkan 30 jenis ejaan.
> Inilah yang saya maksud tidak standar, tak ada satu pegangan. Yang 
disusun pemerintahpun belum dijadikan wajib secara undang-undang. 
Beda di RRT yang Hanyu Pinyinnya sudah diundangkan, jadi semua nama 
penduduk RRT kalau ditulis dengan huruf Latin, harus ditulis dengan 
Hanyu Pinyin.
> 
> 2. Orang Islam di sana ada dari beberapa suku, misalnya orang 
Uygur termasuk ras Turki, demikian juga orang Kazak. Orang Hui 
adalah turunan pedagang Parsi dan Arab dan menetap di Tiongkok 
berturun-turunan dan sudah berasimilasi dengan orang Tionghoa, hanya 
agama yang mereka pertahankan, yaitu tetap Islam. Waktu ganti nama, 
marganya kebanyakan mengambil satu suku dari nama lamanya, tapi ada 
juga yang mengadopsi nama orang Han (mayoritas orang Tionghoa) 
seluruhnya. Pernah saya baca buku hasil penelitian, Ma adalah 
diambil dari satu suku nama asal mereka, tapi saya tak ingat 
sekarang. Marga Ma Islam merupakan marga Ma terbesar di kalangan 
orang Hui. Tapi jangan lupa Ma juga adalah marga orang Han, bahkan 
termasuk salah satu marga besar, contoh Ma Ying-jeou di Taiwan itu. 
Jadi ada dua macam Ma. Ini mirip di Indonesia, orang Tionghoa marga 
Gou (Go, Gouw) banyak yang mengambil nama Gunawan, tapi sebetulnya 
nama Gunawan nama asli orang Indonesia juga. Sehingga sekarang orang
> Indonesia yang beranama Gunawan, sering disangka keturunan 
Tionghoa. Apakah Ma Ying-jeou Ma asli orang Tionghoa atau Ma turunan 
orang Parsi dan Arab? Tentu hanya beliau yang tahu. Marga Ma asli 
Tionghoa terbukti sudah ada zaman Han, menurut silsilahnya adalah 
pecahan dari Marga Ying, marganya the first emperor Qin She Huangdi 
yang membangun tembok besar pertama. Marga orang Islam yang lain ada 
yang Hui. Karena mereka disebut orang Hui, lalu Huinya dipakai 
sebagai marga, Hui Liangyu, sekarang merupakan orang Islam tertinggi 
jabatannya, ia adalah seorang jenderal dan salah seorang dari wakil 
perdana menteri. 
> Orang sne Ma Tionghoa kebanyakan orang utara, sedang orang 
Tionghoa yang ke Indonesia terutama dari tiga propinsi selatan, 
Fujian, Guangdong dan Hainan. Ada orang marga Ma di Indonesia 
demikian juga di Singapore, di Malaysia saya tak tahu, tapi 
jumlahnya tidak banyak. Orang Marga Ma yang pernah saya kenal, 
karena tetangga waktu saya di Bandung, adalah orang Shandong, dari 
Tiongkok Utara.
> Saya bukan ahli dalam hal marga dan ejaan, tapi karena dulu sering 
mengumpulkan data, yang menurut saya menarik, jadi agak banyak tahu, 
meskipun sebagian lupa. Maaf kalau ada yang salah. Kawan-kawan lain 
mungkin bisa membantu. Kelemahan pengalaman pribadi biasanya 
samplenya kurang mencerminkan populasi jadi agak bias. Istilah orang 
Tiongkok Utara dan Selatanpun jadi kabur, terutama sejak reformasi 
di Tiongkok, karena penduduk bisa pindah dari utara ke selatan atau 
sebaliknya, sehingga ada generasi kedua atau ketiga orang utara di 
selatan, apakah masih dianggap orang utara?
> Salam
> Liang U
> 
> ----- Original Message ----
> From: Akhmad Bukhari Saleh <[EMAIL PROTECTED] net.id>
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Sunday, February 25, 2007 2:22:41 PM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] marga tionghoa
> 
> Menarik, Liang U lauwheng.
> 
> Kalau boleh tanya, apakah iya penulisan nama menurut romanisasi 
pinyin di 
> Taiwan itu tidak standard? Apa bukannya ada standard-nya, tetapi 
pinnyin-nya 
> Taiwan, yang berbeda dengan pinyin-nya RRT?
> 
> Lalu, apakah betul kalau yang muslim, she(sne)-nya selalu Ma? 
Kata "ma" di 
> sini, hurufnya apa dan maknanya apa (tentu beda dari huruf "kuda" 
ya)?
> Lantas kalau jadi muslimnya belakangan (bukan keturunan), apakah 
berganti 
> she(sne) menjadi Ma juga? Lalu she(sne) yang lama, apa langsung 
dibuang 
> ataukah dengan satu dan lain cara, di-'carry-on' di nama yang baru?
> Selanjutnya, saya amati tradisi penggunaan she(sne) Ma untuk 
muslim ini 
> hanya berlalu di RTT. Bagaimana di Indonesia, Taiwan, Malaysia, 
dsb.?
> 
> Wasalam.
> 
> ============ ========= ========= ===
> 
> ----- Original Message ----- 
> From: liang u
> To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
> Sent: Sunday, February 25, 2007 12:44 PM
> Subject: Re: [budaya_tionghua] marga tionghoa
> 
> Nama Tionghoa terdiri dari dua bagian yaitu marga dan nama. Dalam 
dialek 
> Hokkian yang lazim di Indonesia marga disebuth sne (baca sebagai 
se dalam 
> bunyi sengau). Nama Tionghoa Indonesia kebanyakan ditulis dalam 
dialak 
> asalnya, terutama dari dialek Hokkian, Hakka atau Konghu.
> Dialek Tiociu dan Hainan masih termasuk dialek Hokkian, jadi tidak 
begitu 
> mencolok perbedaannya, kecuali beberapa sne saja. Misalnya sne Ong 
di 
> Hokkian, di Tiociu menjadi Heng. Orang Hokchnia banyak yang 
menggunakan 
> bunyi Hokkian untuk namanya. Misalnya banyak orang sne Lim yang 
Hokchnia, 
> kalau ditulis oleh dialeknya sendiri harusnya Lieng bukan Lim. 
Yang menulis 
> namanya dalam bahasa Mandarin tak banyak, kecuali pendatang baru, 
atau orang 
> Tionghoa yang bertugas di sini sementera, misalnya pegawai 
perusahaan, 
> tenaga ahli, korps diplomatik dll. Di koran-koran nama Tionghoa 
orang 
> Tiongkok ditulis dengan ejaan Mandarin yang disebut Hanyu Pinyin. 
Orang 
> Tionghoa dari tempat atau negara lain, menulis namanya dalam 
dialek yang 
> sangat beraneka ragam ejaannya, orang Taiwan kebanyakan menulis 
namanya 
> dalam bahasa Mandarin dengan ejaan yang tidak standar. Oleh karena 
itu, 
> karena komplexnya masalah, di sini kita batasi saja orang Tionghoa 
> Indonesia. 
> 
> ____________ _________ _________ _________ _________ _________ _
> It's here! Your new message! 
> Get new email alerts with the free Yahoo! Toolbar.
> http://tools. search.yahoo. com/toolbar/ features/ mail/
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
_____________________________________________________________________
_______________
> Need a quick answer? Get one in minutes from people who know.
> Ask your question on www.Answers.yahoo.com
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke