Pak Tantono,dan milist yang lainnya, konsep i Ching bukan hanya bumi
langit dan manusia saja, tapi memang konsep tersebut adalah konsep
secara makro yang benar sekali... juga seminar i ching kemaren sangat
bagus sekali, usul kepada panitia, jika bisa utk mengadakan seminar
lagi, tapi saya rasa waktunya harus agak lama mungkin 1 - 3 hari, baru
lumayan bisa,,dan saya rasa sebaiknya kita harus membayar atau
berpartisipasi dalam hal ini, karena master yang diundang juga perlu
bayaran, tiket, hotel serta konsumsi yang lainnya..

saya menulis sekelumit tentang iching, yang saya harapkan bisa
membantu pengertian rekan2 tentang i ching.

I Ching adalah suatu konsep Cina kuno yang merupakan konsep tentang
alam semesta, menurut sejarah yang paling tua konsep tentang I Ching
berasal mula dari Ba Gua yang di ciptakan oleh Fu Xi ( 4400 SM), pada
saat tersebut di Cina belum ditemukan tulisan, karena tulisan baru
ditemukan lebih kurang  tahun 2500 SM.  Fu Xi coba menelaah tentang
alam semesta, dia menggambarkan Ba Gua 8 penjuru angin yang hanya
merupakan perlambang.  dimana Ba guanya sampai saat ini dikenal dengan
nama " Xian Tian Ba Gua ( Early Heaven Ba Gua )  Fu XI menggambarkan 
langit itu berada di atas  dan bumi berada di bawah..  langit
dilambangkan dengan 3 garis panjang yang tidak terputus, dan bumi
digambarkan 3 garis yang terputus. Untuk para pemerhati  Fengshui
garis panjang dan garis putus ini bukan merupakan suatu hal yang aneh.
Garis panjang adalah perlambang sebagai garis Yang atau positif 
sedangkan garis putus adalah perlambang dari garis Yin atau negative.
Garis garis ini disebut juga dengan nama YAO. 3 garis yang menjadi
satu disebut dengan nama trigram atau Gua, sedangkan 2 trigram atau 2
gua yang menjadi satu disebut dengan nama Hexagram ( 6 baris).

Jadi dari Xian Tian Ba Gua – 8 penjuru angin  dengan trigram di setiap
arahnya akan terjadi perubahan sebanyak 8 x 8 = 64 hexagram.  64
hexagram inilah yang disebut dengan I Ching, karena setiap garis pada
setiap hexagram akan bisa berubah dan perubahan inilah yang kalau
dimengerti dan dicermati adalah perubahan tentang alam semesta.  Jadi
inti dari pada I Ching ini adalah Perubahan tentang alam semesta,
dimana jika alam semesta terjadi perubahan, maka kita sebagai  manusia
pasti akan terkena efek dari perubahan tersebut baik negatif  maupun
positif.

Didalam perkembangan sejarah I Ching, begitu banyak cendikiawan yang
berperan sampai saat ini. Makanya kitab  I Ching  yang banyak beredar
di pasaran memuat tafsiran dari setiap cendikiawan tersebut. Jadi
untuk memahami I Ching dengan lebih mendalam,sebaiknya kita juga
mendalam sejarah terbentuknya I Ching.

Pada Dinasti Chou  1100 SM – I Ching dikembangkan oleh  Chou Wen Wang
dan putranya, sehingga I CHing sangat terkenal sekali dan sumbangan
Chou  Wen Wang yang paling terkenal sekali adalah dengan mengubah dan
mengaplikasikan Xian Tian Ba Gua ( Early Heaven Ba Gua ) menjadi Hou
Tian Ba Gua ( Later Heaven Ba Gua) yang digunakan sampai saat ini, 500
– 600  tahun kemudian  pada tahun 551 SM – Khong Hu Cu atau Con Fu
Cius mempelajari dan mengembangkan  I CHing dan menambahkan 10 babaran
agung atau 10 sayap pada I Ching, sehingga ajaran dari Con Fu Cius
tersebut di bukukan menjadi kitab Suci " Yak Keng atau Yak King " yang
merupakan pegangan utama bagi pemeluk  Con Fu Cius. 

Dalam sejarahnya I Ching berkembang menjadi 2 aliran besar yaitu :

1.      Aliran filsafat  yang  merupakan inti dari pelajaran Khong Hu Cu
dengan bukunya yang disebut dengan Yak – Keng

2.      Aliran tentang ramal meramal , dimana I Ching adalah merupakan
induk dari segala macam ilmu metafisika cina. Sejak mulai Dinasti Han
( 200 SM – 200 Masehi ) Yang dipelopori oleh Gui Gu Zi, Kue Po, Zhu Ge
Liang, Yang Yung Song, Shao Yung dan yang terakhir Liu Bo Wen pada
tahun 1486

Di dalamnya prakteknya ke dua macam ilmu bergabung  menjadi satu,
tinggal praktisi yang  melaksanakannya berdasarkan agama atau
berdasarkan ilmu metafisika cina / Fengshui. Sehingga belajar  I Ching
itu gampang gampang susah, jika berdasarkan filsafat belajar I Ching
sangat mudah sekali, hanya kesadaran dan pengertian kita tentang alam
semesta serta kepasrahan  untuk mengamati sesuatu yang terjadi
disekitar kita, sehingga kita akan menjadi semakin bijaksana, sadar
dan waspada. Yang biarpun kelihatan sederhana dan mudah sekali, tapi
sampai matipun belum tentu  kita bisa sampai ke arah tersebut yang
orang jawa bilang " Manunggaling kawula Gusti"  tapi jika berdasarkan
ilmu metafisika cina/ fengshui, belajar I Ching adalah puncak dari
semua pengetahuan  tentang ilmu metafisika cina. Yang akhirnya juga
menuju kearah yang sama " Manunggaling kawula Gusti" Cuma dengan cara
dan sudut pandang yang berbeda.

Dimana sebelum sampai  belajar  I Ching , kita harus mengetahui dan
mempelajari terlebih dahulu tentang ilmu metafisika china yang banyak
di sebut dengan – 5 Chinese Arts ( San Yi Bu Xiang Shu ) –yang
didalamnya  mencakup tentang fengshui, peramalan, garis tangan, baca
muka, ba zi, Zi Wei Dou Shu, pengobatan, Chi Kung  dan lain
sebagainya. Yang mana didalam semua konsep tersebut akan terangkum
dalam 10  pokok pengertian  yang saya sebut : 

10 konsep dasar Chinese arts
        0 – Wuwang yang disebut dengan maha kosong 
        1 – Tai Chi – Maha besar
        2 – Konsep Yin Yang
        3 – Trilogi konsep – Langit Bumi Manusia
        4 – Konsep 4 penjuru angin, 4 Musim
        5 – Konsep 5 element
        6 – Konsep Liu shen , 6 hubungan keluarga
        7 – Konsep tentang Qi Sha, Ciswak atau kesadaran yang maha tinggi
        8 – Konsep Ba Gua , 8 penjuru mata angin
        9 – Konsep tentang kotak Lo Shu dan He Tu




Setiap konsep diatas mempunyai pengertian, wawasan dan aplikasi yang
luas sekali juga menyangkut bermacam macam ilmu dari Chinese arts,
tanpa memiliki pengertian yang mendalam tentang 10 konsep dasar dan
juga tanpa ada pengalaman tentang 5 chinese arts akan sangat susah
sekali untuk mendalami I Ching dari sisi metafisika china.  

Dari sisi metafisika china, I Ching selalu berkaitan dengan
peramalan/divination, dimana kita mencoba untuk  mendapatkan  jawaban
dari alam semesta/ universe. Didalam  prakteknya untuk mencari jawaban
kita bisa mendapatkan  jawaban secara paksa atau dengan membaca tanda
tanda alam dan dikaitkan dengan 10 konsep dasar, menganalisa,
mempertimbangkan dan akhirnya menarik kesimpulan.

Dengan  menggunakan media  coin, dadu, sumpit , batu dan lain
sebagainya kita mencoba untuk mendapatkan satu  hexagram dari 64
hexagram I Ching, media media yang digunakan inilah yang disebut
dengan mendapatkan jawaban secara paksa atau dengan kata lain, kita
menanyakan sebuah pertanyaan dan  kemudian dengan melempar coin dan
lain sebagainya kita mendapatkan hexagram, dari hexagram ini kemudian
kita menganalisa dan akhirnya menarik kesimpulan.

Jika kita membaca tanda tanda alam yang terjadi, petir yang
menggelegar, bencana yang terjadi, pergerakan yang menonjol,
keheningan, pergerakan binatang dan lain sebagainya  dan mengkaitkan
dengan 10 konsep dasar,  dari situ kita akan mendapatkan satu 
hexagram dari 64 hexagram, hexagram yang didapat kemudian dianalisa
dan akhirnya ditarik sebuah kesimpulan. Inilah yang disebut dengan
Metode membaca tanda tanda alam tanpa paksaan.

I Ching mengalami masa ke emasan nya pada tahun 1100 M pada jaman
dinasti Sung di mana seorang  Masternya yang bernama Shao Yung atau
Chao kang Cie  mengarang bukunya yang sangat terkenal dengan nama :
Mei Hua Ih Shu atau Peach Bloosom Oracle dimana Mei Hua  Ih Shu ini
mempergunakan metode membaca tanda tanda alam tanpa paksaan. Tapi
untuk bisa mencapai tingkat ini, kita harus melalui latihan yang
sangat panjang dan pengertian yang sangat dalam sekali tentang 10
konsep dasar.

Demikianlah sekelumit tentang I Ching, semoga membantu rekan rekan

regards
gunadi





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Tantono Subagyo"
<[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Rekan-rekan,
> Saya sering mengajar tentang Ekologi dan salah satu yang saya
ajarkan adalah
> konsep ekologi dalam kepercayaan manusia yang telah ada sejak jaman
dahulu
> kala.  Mendengar dari Suhu Tan saya sangat tertarik untuk
mempelajari konsep
> : Bumi dibawah,manusia di tengah dan langit diatas, dan kesemuanya
selalu
> berubah.  Saya merasa bahwa konsep ini dapat merupakan salah satu
dukungan
> bagi maksud manusia dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan membuat
> manusia lebih bertanggung jawab dalam menggunakan sumberdaya alami serta
> dalam filosofi menggunakan teknologi untuk mengelola alam.
> Saya sudah tahu tentang pandangan agama Samawi tentang hubungan manusia
> dengan lingkungan, tetapi saya belum mengerti benar cara pandang
Ti-Ren-Tien
> dalam konsep budaya Tionghua, hubungan/tanggung jawab manusia terhadap
> lingkungan fisik dan non fisik.  Daripada mengerti sepotong-sepotong
mumpung
> disini banyak ahlinya saya mohon  kiranya dapat diberi pengertian. 
Sekali
> lagi, hal ini karena saya merasa uraian I Ching itu sangat berharga dan
> karena saya tidak mengerti, mohon dibetulkan bila ada kesalahan dan
tidak
> ada sama sekali maksud merendahkan.  Terimakasih sebelumnya.   Salam,
> Tantono
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>


Kirim email ke