Wuah...
Saya ngga mengerti harus menjawab darimana tulisan anda ini.
Isinya kacau balau. 
 
Tapi boleh deh...saya coba reply sebisa saya.
 
Oh ya. TL = Teng Lang. Hehehe...Saya WNI keturunan Tiong Hwa juga.
Hokkian dan Kanton. Saya bukan pengikut falungong atau apalah.
 
=====
RRT itu negara berkembang yang sangat maju, tetapi masalahnya banyak sekali.

====
Akur, Bro. Masalahnya SEABREX. Tingkat inflasinya yang sangat tinggi membuat
suhu ekonomi di RRT kelewat panas (overheat). Economic growth dari RRT tahun
ini dengar-dengar YTD udah hampir menyamai tahun lalu. Wuah. Luar biasa
banget.
Makanya, ekonomi yang berkembang terlalu cepat ngga bagus. Jauh lebih bagus
ajek dan mantap daripada tancap gas lalu tiba-tiba di-HANDREM. Ingat
imbasnya pada
index saham Shanghai beberapa waktu yang lalu?
 
Juga, apakah you tahu bahwa kredit macet perbankan di RRT itu sudah menjadi
bubble?
RRT masih mensubsidi perbankan yang kena imbas kredit macet (memang perlu
saya
buka-buka data saya lagi, tetapi kalau ngga salah ratio bad dept (NPL) di
RRT sekitar 40%! 
Parah banget! Mohon koreksi jika datanya salah.). Korupsi masih merajalela
disana.
 
Ada juga masalah fabrikasi antar propinsi yang saling bersaing, sedangkan
central goverment
ngga ada kontrol atas daerah kecuali kendali kebijakan moneter aja,
"senjata"
yang masih tersisa.


=====
Pemimpin FLG Li-hong-zhi kok lari ke Amerika ? Kalau berjuang demi agama,
mengapa tidak pilih dipenjara ? Atau membakar diri meniru Biku Vietnam zaman
penjajahan Perancis ? 
====
MAAF, bung Indarto. Ini adalah statement menyedihkan yang pernah saya baca.
Saya yakin anda adalah orang 
yang terpelajar, tetapi kenapa bisa menulis sebuah statement seperti itu?
Kayak masih di jaman BARBAR aja.
RRT menekan Falungong lebih kearah political reason dan saya ngga akan
membela ataupun membenarkan
kebijakan RRT ini. Tetapi saya pikir, karena FLG ditekan atas alasan
politik, maka diapun lari ke Amerika
untuk alasan politik pula (eye for an eye). Disamping USA adalah "rival"
dari RRT, negara itu demokrasi lebih
jauh dijalankan ketimbang RRT. Freedom of Speech dilindungi dalam
konstitusi.
 
 
=====
Milist ini tempat berbagi opini, bukan tempat adu kebenaran ilmiah yang
butuh fakta akurat untuk mendukungnya, maka data-data yang diungkapkan, bagi
saya hanya sebatas referensi. Logika lebih menjadi pertimbangan.
====
Adu kebenaran? seseorang memberikan data/informasi/fakta riil dan anda sebut
"adu"? Wah Wah...
Opini TANPA data/fakta/informasi adalah absurd dan BERBAHAYA (Hong Yam,
engkong gue sering bilang :P), 
dan lebih berupa PROPAGANDA.
 
Wah....Saya sungguh-sungguh tidak bisa mengerti mengapa seseorang yang
terpelajar seperti you
kembali membuat blunder argumen seperti itu. Logika tidak pernah bisa lepas
dari data/informasi/fakta. Sebuah
so-called "LOGIKA" tanpa disertai data/informasi/fakta maka dia bukan LOGIKA
seperti yang anda tulis, tetapi
adalah sebuah PERSEPSI SUBJEKTIF yang sangat dipengaruhi oleh budaya,
edukasi dan background
dari individu tersebut. Karena berupa persepsi, statement-statement yang
keluar menjadi berat sebelah, tergantung
pada sisi mana individu itu berpihak. Mau contoh? Ya anda ini :P
 
======
China penyumbang CO2 terbesar ? Seingat saya, Amerikalah yang paling besar.
Sebab, kekuatan industri China masih terlalu kecil bila dibanding Amerika,
saya ragu. Dan, bukankah Amerika yang menolak protokol Kyoto ? Bukan China
!?
=====
Anda tidak membaca email saya dengan teliti. Coba sekarang anda baca ulang.
Kapan saya pernah tulis RRT penyumbang
polusi terbesar? Saya menulis bahwa RRT penyumbang polusi yang signifikan,
bukan yang terbesar. Baca dulu dengan baik
sebelum anda memberi komentar, karena orang lain yang ngga ikut membaca
email saya bisa terbawa ke konklusi yang salah.
 
Amerika memang menolak protokol Kyoto karena banyak faktor, salah satunya
ketidakikutsertaan RRT. Mereka
menganggap hal ini tidak fair. Jika benar RRT adalah negara yang
"Bertanggung-jawab" seperti KLAIM sepihak anda dalam
email sebelumnya, maka seharusnya RRT ikut meratifikasi protokol tersebut.
Bukankah tanggung-jawab kelangsungan hidup
bumi ada di kita semua? Lalu mengapa RRT tidak ikut? Bagaimanakah bentuk
"Tangung jawab" yang anda maksud?
 
Alasan utama negara-negara industri menolak protokol kyoto adalah karena
mereka tidak ingin membatasi geliat bisnis 
manufaktur mereka, karena salah satu point penting dalam protokol ini adalah
pengurangan emisi CO2 sampai 2% (mohon
saya dikoreksi jika salah). RRT tidak ingin ekonominya turun, demikian juga
USA. Apakah salah? Ya nggak, kalo dilihat
dari kepentingan mereka :P Masalahnya adalah pada klaim sepihak anda yang
mengatakan bahwa RRT adalah negara yang
"Bertanggung-jawab". Itu lho. Anda ngga tau apa yang anda bicarakan, tetapi
mengeluarkan sebuah persepsi ini.
 
=====
Bahwa budaya tidak sama dengan politik, tetapi, kebencian budaya dimulai
dari sentimen politik. Contoh paling aktual adalah Chen-sui-pian. 
=====
Ngawur ! Hal yang berbeda jangan dicari-cari korelasinya.
Kalau begitu, seharusnya you meng-iya-kan bahwa Elvis Presly adalah dalang
pembunuhan JFK. Ada tuh "teori
konspirasinya". Dicari-cari korelasinya, dan mungkin bisa ketemu, walaupun
belum tentu fakta.
 
=====
WYSIWYG tidak belaku karena China "semi komunis" Lho, apa kaitannya ? China
tidak sesederhana komputer, tetapi, bila kita "membaca" malalui "mata hati",
apalagi dengan internet yang seabrek, melihat China secara cukup obyektiv
itu masih mungkin. 
=====
Anda tidak bisa melihat kaitannya? Wah...wah...
 
Negara komunis, diktator, atau apalah, selalu memiliki akses kontrol ke
informasi. Sebelum informasi sampai ke pihak
end-user (dalam hal ini adalah rakyat), pemerintah negara tersebut akan
melakukan filtering, adding, bahkan
deleting terhadap data-data yang DIANGGAP sensitif terhadap pemerintahan
tersebut. Jaman Nazi dulu, Hitler sampai
punya menteri propaganda, Mr. P.J Goebbels yang terkenal itu. Artinya,
informasi yang sampai ke indra perseptif manusia 
seperti telinga dan mata adalah informasi yang "altered", bahkan dapat
berupa Propaganda dari pemerintah tersebut
(mereka menyebutnya subliminal message <= nulisnya bener ngga ya???).
Alasan klasik yang sering dipakai sebagai justifikasi atas tindakan tersebut
adalah: "melindungi rakyat" atau "rakyat
tidak siap menerima informasi tersebut.". Ingat kasus Tiannanmen di RRT?
Sungguh menyedihkan. Ini fakta lho, bukan
menjelekkan RRT.
 
"Membaca" melalui "mata hati". Wow, seharusnya anda menjadi pujangga
keturunan Tiong Hwa.
Sayangnya bung, hasilnya tetap PERSEPSI, ini lho yang ngga bisa saya terima.
Butuh data/informasi/fakta sebelum anda bisa
mengambil sebuah konklusi tertentu. Kalau ngga, hasilnya ya begini, sangat
absurd dan subjektif.
 
Internet di RRT kan dibatasi. Gimana sih??? Jika anda sering membaca kajian
ilmiah (bukan dari mata hati lho, tetapi
benar-benar dari data), maka anda bisa melihat RRT sebagai sebuah bahan
diskusi yang menarik (:P saya ngga akan
nulis lebih "jauh" lagi, bisa-bisa saya terima banyak "flame" email!
Hehehehe :P).
 
Cape deh...


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke