TTM (Teman-teman Milis) semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan dengdeng celeng?

Celeng itu istilah untuk babi hutan, disebut babi hutan sebab memang liar.
Umumnya pemburu celeng cuma menikmati 'games'nya (di UK katanya ber-
buru disebutnya 'games'), lha sesudah berhasil menembak celengnya, biasa-
nya sih dikasihkan para pengawal anjing-anjing yang sebarek-abrek. Kata-
nya sih si anjing sudah dilatih untuk menggebah celeng-celeng yang suka
sembunyi di rerimbunan perdu di siang hari. Nah, pas waktu si celeng yang
kaget bangun diusik tidurnya, masih teler dan oleng sehabis ngembat sing-
kong berracun tadi malem, maka gampang ajah si pemburu mengincarnya.
Celeng mestinya termasuk binatang malem (nocturne?), sebab mereka men-
cari makan mulai senja dan malam hari. Dan molor ngorok sepanjang hari.

Banyak yang suka daging celeng, umumnya dibuat dendeng dengan bumbu
yang diberi ketumbar. Seorang teman saya bilang bumbunya cukup pakai
garam saltpeter, saya cek di wiki ternyata ini bubuk untuk gunpowder juga.
Nama kimianya potassium nitrate, ya, bahan yang sama untuk produksi pe-
tasan or mercon. Sila lihat: http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_nitrate
Tapi ndak salah juga sih, sebab bubuk yang sama berfungsi sebagai peng-
awet daging, sama seperti yang digunakan untuk mengolah kornet itu.

Juga katanya enak dibikin rendang. Kalau mau beli, bisa pesen di tukang
babi di Pasmo BSD, cari yang di tengah, berbadan bak 'pendekar' - pendek
dan kekar, namanya Agus, bersebelahan dengan si jangkung ala Bruce Lee
aka Lee Xiao Loong, si naga kecil, sebab badannya penuh tatoo naga.

Kenapa celeng disukai? Sebab katanya agak kurang kandungan lemaknya.
Kenapa lemaknya lebih sedikit? Sebab mereka pan mesti exercise, lari-2an
terus diburu pemburu (ya iya-lah, pemburu emang kerjanya ya memburu)
dan predator mereka yang lain. Makanya penampakan mereka langsing-2,
tidak tambun macam babi peliharaan yang sengaja digemukkan, biar tim-
bangannya bertambah ketika dilego nanti pas menjelang sin-cnia.

Ada celeng yang liar, biasanya berbulu kasar dan kulitnya berwarna hitam
dengan moncong yang lebih menjorok ke depan, sesekali (kalau sempet di
berkahi umur panjang) bertaring keluar, ya ndak sepanjang babi rusa dah
taringnya, sebab taringnya memang tumbuh terus. Perawakan kecil sampai
sedang saja, dibandingkan babi potong besar-2 yang sengaja digemukkan.

Lalu dikontraskan dengan babi potong yang gemuk, tambun, penuh lemak
dan lebih bersih bulunya, berwarna kulit pinkish dan putih (lha tiap hari di-
mandikan terus, jeh!), bermoncong lebih cepak, berperawakan besar, bah-
kan pejantannya bisa segede sapi bunting dengan kaki lebih pendek ajah.

Kalau ndak salah, saya suka lihat di foto-foto di Bali, juga Irian. Ada babi
peliharaan tapi sangat mirip seperti kembarannya ajah, dengan celeng. Ya-
itu berbadan kecil, hitam, berbulu kasar, bermoncong lancip. Tapi, mereka
ya diumbar saja berkeliaran (ndak liar tapi) di kolong-kolong rumah dan
halaman samping atau belakang rumah, ikut cari makan bersama ayam-2
yang dibiarkan juga diumbar mencari makan sendiri. Pengiritan, jeh!

Barangkali ada yang lebih mengerti dan mau berbagi info-nya, apakah me-
mang tu babi di Bali dan Papua  (Irian) benar adalah celeng liar yang dido-
mestifikasi (halah, maksude dijinakkan gitu lho) yang kemudian beranak-
pinak menjadi celeng potong tak liar lagi?

Begitu sajah sih ya, kira-kira.

Terima kasih.


Salam dengdeng celeng,
Ophoeng 
BSD City, Tangerang.

*)PS: Judul posting: Deng-dereng-deng-deng - SFX suara genderang, lagu
jaman saya anak-anak. Aya Ucing Nyolong Dengdeng (aslinya tanpa 'celeng')
artinya ada kucing mencuri timun, eh, dendeng ding!

Kirim email ke