Sebenarnya patokan kita jelas sekali. Disini kita bahas budaya, dan itu budaya Tionghoa (bukan Arab, Yahudi, Mesir, dll).
Kalau agama dimasukkan dalam pembahasan, karena ini mutlak perlu guna pemahaman yang lebih mendalam akan budaya Tionghoa, ya carilah agama agama yang tumbuh bersama budaya Tionghoa. jangan agama yang menjauhkan perhatian kita pada budaya yang sedang didalami. Disini, imlek yang menjadi titik tengah pembahasan, bukan ritual agama yang tak ada sangkut pautnya dengan sejarah muasal imlek, atau dianggap pengganti ritual asli (kayak susu kedelai saja pengganti susu ha ha ha). Salam budaya Danardono --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "mulyawanlie" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > bang Suryana, > > informasi yg ente sampaikan memang betul kejadian.sudah rahasia umum > kok.mangkanya bang sur dan tentunya bro d sis lainnya, kenapa gak > balik badan pulang kampung kembali menjadi buddha-konghucu.masak yg > tahayul2 gitu diikutin.takut masuk neraka ya? hehe > masih minder jadi 'cino'?.mo jadi londo?.pinternya orang amerika emang. > bang sur,mas danardono, mohon pencerahannya, ane pikir agama tuh gak > ada.yang ada budaya! jadi semakin banyak tionghua ikutan > kristen-katulik semakin hilang budaya/agama tionghua.berapa banyak > budaya2 di bumi yg musnah,pudah karena kristenisasi ? > > sori kalo to the point.makasih, > > Mulyawan Lie > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "gsuryana" <gsuryana@> wrote: > > > > Busyet, baru dapat info tambahan lagi, bahwa tidak membayar > perpuluhan masuk neraka...terima kasih untuk informasi nya, dan boleh > tanya dari aliran gereja mana ?, karena seingatku Katholik tidak ada > hal seperti itu ( aku Katholik protestan ) > > > > sur. > > http://indolobby.blogspot.com > > ----- Original Message ----- > > From: jackson ang > > > > > > betul, saya setuju sekali. > > > > gak ada masalah pegang hio atau tidak. > > > > kalau tidak perpuluhan baru masuk neraka > > >