Salah satu hal yg bisa menjadi debat kusir ialah jika ada teman di sini 
mengomentari suatu hal tanpa memerhatikan masalah awal atau konteks bahasan 
tempat hal itu dibahas. Contoh kongkritnya adalah masalah "pencabo-caboan" 
seseorang. Orang yg mengikuti secara runut konteks diskusinya sampai keluarnya 
istilah "cabo" ini tentu akan mengerti bahwa pemakaian istilah ini, meskipun 
terasa kasar, namun sangat tepat dan sangat mengena. Namun jika hal ini 
dikomentari di luar konteks aslinya, komentar itu jadi terasa tidak sedap, 
bahkan terdengar memualkan dan terkesan "sotoy". :-)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: liang u <lian...@yahoo.com>
Date: Fri, 23 Oct 2009 20:34:52 
To: <budaya_tionghua@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Biarkan anjing menggonggong.........

Rekan,-rekan,

    Selama ini ada dua topik yang selalu menjadi perdebatan panas, yaitu 
istilah Tionghoa/Cina, dan masalah agama.  Sebetulnya problemanya jelas, 
ada kelompok yang merasa paling PATRIOT  dan ada kelompok yang merasa PALING 
SUCI.  Inilah penyebab perang "saudara" dalam milis.
    Sebetulnya setiap orang bebas mempunyai perasaan paling Patriot atau/paling 
Suci, yang menjadi masalah janganlah memaksakan pendapat kita kepada orang 
lain. Patriot maupun suci diucapkan mudah dilaksanakan sukar. Siapa yang berani 
mengaku patriot? Benarkah? Siapa yang merasa suci? benarkah? Apalagi kalau 
merasa dua-duanya. Patriot berarti menjadi pahlawan di dunia nyata, suci 
berarti menjadi penghuni di surga sana. Hebat kan?
Suci dan patriot tidak dinilai dari ucapannya tapi dari baktinya. Yang patriot 
adalah orang yang mengorbankan jiwanya bagi negaranya untuk membela keadilan. 
Yang suci yang mengabdikan dirinya bagi kemanusiaan seumur hidupnya. Ibu 
Theresia mungkin dapat dianggap suci, Pastor Mangunwidjaja yang membela dan 
merasakan hidup gelandangan menunjukkan sifat sucinya, dan pastor (maaf lupa 
namanya) yang membentuk tim pembela korban peristiwa Mei 1998 yang menempuh 
bahaya membela kebenaran juga menunjukkan sifat sucinya. Tapi mereka tak pernah 
mengatakan begitu. Sayang  sebagian  generasi muda sekarang, asal sudah 
mengatakan sesuatu yang merugikan masyarakat Tionghoa sendiri, sudah petantang 
petenteng merasa patriot atau sudah menghancurkan foto almarhum leluhurnya 
merasa sudah suci. 
    Anjuran saya kepada yang lain, kepada yang benar-benar masuk milis ini 
karena ingin mempelajari dan mengerti budaya Tionghoa, gunakanlah pegangan dua 
pepatah Indonesia dan Tionghoa. Pepatah Indonesianya: Biarkan anjing 
menggonggong, kafilah terus berlalu, pepatah Tionghoanya Yi Jing Zhi Dong ,Yi 
Ruan Zhi Gang, yang berarti dengan kelembutan kita menghentikan kekerasan. 
Kalau semua percaya, saya yakin serangan akan berhenti. 
    Saya minta maaf pada rekan-rekan moderator, saya mendahului keputusan anda.
    Selamat berdiskusi lagi, semoga makin lama makin mendalam. 
    Kiongchiu
   Liang U



      

Kirim email ke