Didalam ilmu economy - ilmu perbankan kalau diUSA adalah suatu specialisasi dan 
ini saya tahu dgn pasti bukan kepandaian dari KKG. Manipulasi didalam bidang 
perbankan berlainan dari manipulasi didalam bidang development ekonomie dan 
juga berlainan dgn bidang business ekonomie. Malah antara perbankan dan 
ekonomie saham atau partnership saja keahliannya berlainan. Kepandaiannya KKG 
adalah dlm bidang ekonometrie a'la belanda 1950-60- karena itu dia tidak 
berhasil merubah climate ekonomie indonesia sewaktu dia menjadi menteri. Wong 
dia ketinggalan jaman  dan theory ekonomie Belanda hanya berguna sewaktu 
1960'an  Saya kira menteri dari kabinet SBY sekarang kepandaian ekonomienya 
jauh lebih tinggi dari dia dan juga lebih uptodate pengetahuannya. 
Andreas

--- On Thu, 11/19/09, agoeng_...@yahoo.com <agoeng_...@yahoo.com> wrote:


From: agoeng_...@yahoo.com <agoeng_...@yahoo.com>
Subject: Re: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal "Profesor 
Kodok"...
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Date: Thursday, November 19, 2009, 6:46 PM








Ah kayaknya makin pikun nih opa satu ini. Lupa apa saat itu udah 5 bank listnya 
yg beredar dlm kondisi semaput mirip century, klo century ga ditake over saat 
itu bank2 laen bakal di rush juga n dampaknya bakal kayak 98. Sampe2 org ga 
bersalah yg cuma meneruskan info aja ditangkap. 


From: "HKSIS" <sa...@netvigator.com> 
Date: Fri, 20 Nov 2009 10:30:23 +0800
To: HKSIS<hk...@yahoogroups.com>
Subject: [budaya_tionghua] Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal "Profesor Kodok"...

  



Kwik Kian Gie dan Ceritanya soal 
"Profesor Kodok"...





 

Inggried Dwi W
Ekonom Kwik Kian Gie










Kamis, 19 November 2009 | 15:27 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary


JAKARTA, KOMPAS.com — Ekonom Kwik Kian Gie berpendapat, alasan bail-out Bank 
Century karena kekhawatiran akan menimbulkan dampak sistemik terhadap sistem 
perbankan hanya sebuah kamuflase. Dampak sistemik akan terjadi jika bank yang 
dibiarkan bangkrut meninggalkan utang dalam jumlah besar terhadap bank-bank 
lain. Kenyataannya, berdasar data yang ia miliki, Century justru memiliki 
tagihan pada bank-bank lain.

Pernyataan seorang profesor (tanpa menyebut nama), bahwa dampak sistemik 
berkaitan dengan psikologis bank dan nasabah, dikritik keras oleh mantan 
Menteri Ekuin ini. Ia menyebut hal itu sebagai pernyataan seorang "profesor 
kodok" yang hanya tahu teori dan tidak mengerti kondisi yang sebenarnya.

Kwik lantas menganalogikannya dalam sebuah cerita. "Di pinggir kali, ada anak 
berusia 5 tahun, seorang profesor, dan anak jalanan berumur 14 tahun yang 
setiap hari ada di pinggir kali itu. Anak 5 tahun tanya ke profesor, 'Berapa 
kali lompatan yang dibutuhkan kodok untuk melompat ke seberang kali?" tuturnya, 
pada diskusi Membongkar Skandal Bank Century, Kamis (19/11) di Gedung DPR, 
Jakarta.

Ia melanjutkan, "Si profesor kodok menjawab, 'Kita lihat lebar diukur berapa 
senti kemudian dikalikan dengan panjangnya, baru tahu berapa lompatannya' . 
Jawaban profesor ini dibantah oleh anak 14 tahun. Anak itu bilang, 'Bapak 
salah, yang saya lihat hanya dua kali. Karena, setelah melompat sekali dan 
menyentuh air, kodoknya akan berenang. Kemudian, dia melompat sekali lagi ke 
daratan," papar Kwik.

Dari cerita tersebut, Kwik ingin menggambarkan bahwa si anak yang berusia 14 
tahun lebih mengetahui dari apa yang dilihatnya di lapangan dibandingkan sang 
profesor. "Menteri yang profesor kodok, tanpa tahu lapangan, cuma tahu 
hitung-hitungan. Saya enggak tahu, pura-pura bodoh atau bodoh betul," katanya.

Kemudian, ia menguraikan, hanya bank-bank tertentu yang jika dibiarkan bangkrut 
akan berdampak sistemik. Bank-bank tersebut di antaranya bank multi-nasional. 
"Kalau Bank Century, tidak ada bank-bank lain yang menempatkan uangnya di sana 
sehingga tidak mungkin ada dampak sistemik," kata Kwik.


Kirim email ke