Selamat sejahtera buat semuanya,

Iya seperti di postingkan Bapak David Kwa, semua orang yang merayakan Tahun 
Baru Imlek, pasti teringat pada masa kecil, seperti saya juga mengalaminya, 
perasaan anak2 pasti merasa gembira dengan datangnya Imlek, pertama mereka pake 
baju baru, sepatu baru, dan pada Imleknya, mengunjungi orang2 yang lebih tua, 
dan sebagai anak2 pasti pada saat  ber-kiong hi, mengharapkan dapet Ang Pao, 
kue2, manisan, pada saat demikian anak2 pasti mata Ang Pao an.

Malah kami kakak beradik ber Pai Kui terhadap Papa/Mama, Ama/Engkong, (budaya 
Pai Kui ini kelihatannya  sudah pupus) dan orang tua pada saat Pai Kui itu 
mendo'akan anak2/cucu2nya, biar Toa Hokie, Toa Homia, jadi anak baik dst. 
Sedang kami anak2 mendo'akan Orang2 tua kami dengan panjang umur dan sehat 
selalu.

Sin Cia, adalah saat2 menggembirakan buat anak2. main kembang api, petasan, 
dlsb. Sin Nien Kuai Lo Ang Pau Na Li? ini jadi ucapan guyon anak2 sekarang.

Memang dunia sekarang sudah modern, dengan budaya serba cepet, cepet kaya dst. 


Salam sejahtera buat semua
djoko santoso

----- Forwarded Message ----
From: dkhkwa <dkh...@yahoo.com>
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, 26 January, 2010 14:02:19
Subject: [budaya_tionghua] Re: sin chun kiong hi VS gong  xi  fa  cai

  
RRS,

Pertanyaan ini, terus-terang, telah lama menggelitik hati owe. Waktu kecil owe 
selalu mendengar―bahkan membaca di Star Weekly, PancaWarna, dsb―orang selalu 
mengucapkan kata-kata Sin Chun Kiong Hi 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), 
Thiam Hok Thiam Siu 添福添壽 (Semoga Tambah Rezeki dan Panjang Umur), Ban Su Ji I 
萬事如意 (Segala Sesuatu seperti yang Diinginkan), pada waktu saling bertemu dan 
bertukar ucapan selamat. Owe ingat, sebagai anak kecil, waktu ber-kiong hi 
(mengucapkan selamat) kepada famili yang tua-tua, mereka pun selalu membalas 
dengan mengucapkan kata-kata: “Iya dah, biar lu lekas besar, biar jadi anak 
yang denger kata, biar pinter sekolanya, biar jadi anak yang bisa nyenengin 
orangtua, biar murah rejeki, dll frasa-frasa yang membawa keberuntungan 
(auspicious phrases) yang senada dengan itu. Tidak pernah owe dengar, “Iya dah, 
biar lu lekas kaya!” atau yang senada dengan itu.

Setahu owe ucapan itu bermula dari Hong Kong saat koloni Inggris itu belum 
kembali ke pangkuan Tiongkok. Aslinya dalam bahasa Konghu, lafalnya (PCMIIW) 
KUNG HEI FAT CHOI 恭喜發財, artinya “Selamat Menjadi Kaya”.. Waktu 
ditransliterasikan ke Mandarin lafalnya menjadi GONG XI FA CAI, Hokkian KIONG 
HI HUAT CAI. Gejala inilah yang lalu menyebar ke seluruh Tiongkok, apalagi 
setelah Hong Kong “HUI KUI TIONGKOK 回歸中國” (kembali ke pangkuan Tiongkok) pada 
1997 (PCMIIW).

Karena banyak orang tidak bisa membedakan yang mana Konghu, yang mana Mandarin, 
maka sering dikacaukan jadi GONG XI FAT CHOI, padahal GONG XI Mandarin, FAT 
CHOI Konghu, dan keduanya tidak boleh digabungkan. GONG XI FAT CHOI itu bahasa 
apa? Mandarin atau Konghu, atau bukan Mandarin, juga bukan Konghu?

Dari ucapan ini sebenarnya ketara benar bahwa orang Hong Kong lebih 
mementingkan FAT CHOI 發財 (Menjadi Kaya) ketimbang hal-hal lainnya. Namun, 
anehnya, ucapan berbau materialisme ini dengan cepat segera mendapat “sambutan 
hangat” dari seluruh dunia Tionghoa, mengalahkan berbagai ucapan Selamat TAHUN 
BARU Imlek yang sudah ada sebelumnya, di antaranya KIONG HO SIN HI 恭賀新禧 
(Selamat Tahun Baru), SIN CHUN KIONG HI 新春恭喜 (Selamat Musim Semi yang Baru), 
yang lebih netral. Apakah gejala ini merupakan refleksi, sudah sedemikian 
“matre” dan kapitalistik- nya kah orang (Tionghoa) abad 21 ini? Yang penting 
kaya, tidak penting kayanya entah dapat dari mana...? Orang tidak peduli lagi, 
mau musim semi keq, mau musim panas keq, yang penting kaya… Atau, ini hanya 
gejala yang menimpa segelintir orang Tionghoa saja, terutama kaum kapitalis? 
Lalu, owe dengar di TV, ada yang melakukan “pembelaan” dengan mengatakan bahwa 
GONG XI FA CAI artinya
 “Selamat Sejahtera”. Apakah iya memang betul dalam bahasa Tionghoa FA CAI 
artinya Sejahtera, atau―dengan kata lain―“Menjadi Kaya” (material) identik 
“Sejahtera” (immaterial) , sehingga keduanya boleh-boleh saja dipertukarkan? 
Mohon pencerahan dari RRS yang lebih paham bahasa Tionghoa daripada owe.

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "ibcindon" <ibcin...@.. .> wrote:

Memperhatikan banner yang sekarang mulai ber munculan ditempat umum menyambut 
tahun baru IMLEK, umumnya tertulis GONG SHI FA CAY.

Kalu diingat -ingat jaman 1950 an ucapan yang sering muncul adalah SIN CUN 
KIONG HIE ..... SIN CUN GONG SHI.

Apakah ini gejala masa kini yang penuh bercirikan materialisme, kapitalisme 
yang hanya mementingkan uang dan kekayaan ??

Tidak perduli lagi pada alam dengan kedatangan musim semi ??

Apakah masyarakat dulu lebih sadar ekologi ????

Salam sincia


 


      

Kirim email ke