Betul sekali, Mpeq Liang U, Hanji-nya sama saja dengan wei å"¯ (Mandarin) yang Mpeq sebutkan. Sayang sekali, di komputer owe tidak bisa "keluar" dengan sempurna. Barangkali ada yang salah dengan komputer owe. Mmian seji.
Kiongchiu, DK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, liang u <lian...@...> wrote: > > Hiantit David Kwa, >    Keterangan anda benar, oe dalam kamus Douglas berasal dari å"¯ãKata > wei (Mandarin) adalah kata populer yang dipergunakan setiap orang kalau > menelpon di Tiongkok sampai sekarang, mereka tidak pernah memakai kata Hallo, > begitu telpon diangkat mereka menyahut wei? >    Yang aneh, kata ini kata Tionghoa asli, dipakai diseluruth Tiongkok, > mengapa di Indonesia yang totok justru tak tahu, tapi yang peranakan yang > menggunakannya? Oleh karena itu kesimpulan banyak orang (termasuk saya > sendiri) kata owe khas di Indonesia, khususnya Jawa adalah kata khusus kaum > peranakan. Mungkinkah karena waktu itu belum banyak telpon, sehingga saya tak > pernah mendengar orang totok menggunakan kata owe? Kata wei (Hokkian we), > masih dipakai terus di Tiongkok, kecuali yang sudah westernisasi menggunakan > kata hallo, adakah teman kita yang sering ke Hokkian atau Taiwan pernah > mendengar mereka menjawab telpon dengan kata we? Kalau ada maka pasti owe ini > berasal dari we. Tinggal owe yang berarti saya, kata ganti pertama, dapatkah > kita tarik bahwa juga berasal dari kata wei? Di kamus tidak disebut apa-apa. >    Tolong input yang lain, agar kedua arti kata owe ini pasti posisinya, > tidak menjadi tanda tanya lagi. >     Terima kasih atas masukan hiantit David Kwa, saya sendiri punya kamus > sejenis itu hanya saja ragu kesimpulannya seperti saya katakan di atas. >     Hanya sayang saya tak dapat membuka Hanzi dari email  anda, apakah > huruf å"¯ saya sama dengan yang dimaksud anda? > Banban kamsia li. >    Liang U > > > > ________________________________ > From: David <dkh...@...> > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Tue, March 23, 2010 2:36:47 PM > Subject: [budaya_tionghua] Re: ASAL OWE DARI MANA? > >  > Ngpeq Liang U, pak Ie, dan RRS, > > Sepengetahuan owè, kata ganti orang pertama tunggal laki-laki bentuk > hormat khas Tionghoa Peranakan OWÃË berasal dari kata Hokkian (Selatan) > UÃË Ã¥"¯. Dalam Douglas, Carstairs, Chinese-English Dictionary of the > Vernacular or Spoken Language of Amoy, with the Principal Variations of the > Chang-chew (i.e. Zhangzhou 漳州) and Chin-chew (i.e. Quanzhou > æ³â°Ã¥Â·Å¾) Dialects (London: 1873), halaman 350b, ada entri OÃË Ã¥"¯ > (baca: UÃË) yang didefinisikan sebagai ââ¬Å"the answer to a call; yes, > sir!ââ¬ï¿½ Jadi, menurut kamus itu, anak orang Hokkian biasanya menjawab > panggilan bapanya atau ibunya, atau orang lain yang dihormati, dengan > ââ¬Å"UÃË Ã¥"¯!ââ¬ï¿½ > > Kata UÃË Ã¥"¯ ini diadopsi dalam bahasa Melayu Tionghoa, bahasa kaum > Peranakan di berbagai kota di seluruh Nusantara, a.l. sampai ke Sumatra > Barat, bukan hanya Jawa dari Barat hingga Timur, seiring dengan meningkatnya > jumlah kaum Peranakan yang merupakan keturunan orang Tionghoa Totok (SINKHEQ > æâ"°å®¢) dengan perempuan lokal (NYAI). Kaum Baba (laki-laki Tionghoa > Peranakan) mengadopsi budaya dari pihak ayah yang Totok, sementara kaum > Nyonya (perempuan Tionghoa Peranakan) mewarisi budaya ibunya yang perempuan > lokal. Di kalangan kaum Baba UÃËââ¬â¢yang dieja OWÃË dalam bahasa > Melayu Tionghoa dan Indonesiaââ¬â¢memperoleh makna tambahan; OWÃË tidak > lagi sekadar mengiakan panggilan seseorang yang dihormati, OWÃË juga > mengandung makna kata ganti orang pertama tunggal laki-laki bentuk hormat. > Namun, berbeda dengan kaum BABA, kaum NYONYA tetap menggunakan SAYA yang > dipakai ibu mereka, BUKAN OWÃË! > > Di kuping kaum BABA, kata ganti Hokkian (Selatan) GUA æË`, yang sebenarnya > bermakna netral, terdengar lebih kasar ketimbang kata OWÃË, yang halus. > Dalam budaya Peranakan, akan dianggap SANGAT TIDAK SOPAN apabila seorang anak > berani memakai kata ganti GUA terhadap orangtuanya, di mana seharusnya kata > ganti hormat OWÃË lah yang dipakai. > > Begitulah, kata OWÃË seharusnya dipakai oleh seseorang yang berkedudukan > sosial lebih rendah terhadap seseorang yang lebih tinggi (anak terhadap > orangtua, adik terhadap koko/cici, bawahan terhadap atasan, dsb). Dalam > posisi sebaliknya, termasuk antarsahabat AKRAB, kata ganti GUA lah yang > dipakai. > > Kata GUA juga sering dipakai dalam keadaan marah. Seseorang yang tadinya > secara sopan menggunakan kata ganti OWÃË dalam bertutur, bisa saja > tiba-tiba beralih ke kata ganti GUA dalam keadaan marah kepada orang kedua. > > Demikianlah pendapat owè mengenai asal-usul kata ganti OWÃË. > > Kiongchiu, > DK > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, iskandar effendi <iskandar.effendi@ > ...> wrote: > > salam hormat , oom Liang, semoga sehat selalu. > ingin berbagi sedikit, tentang sebutan owe ini. > > di daerah Padang, dalam pergaulan sehari hari , kita menyebut diri sendiri > kepada yang lebih tua, sebagai "we", .. tidak pake "o". > sedangkan terhadap teman sebaya, .."gua"... > kepada yang lebih tua umurnya,... memanggil " ie--ie",perempuan ...dan ... > "encek",lelaki > kepada yang seumur.... "lu" > kepada yang lebih muda ..."baba"lelaki. .. "nona"perempuan. > > Salam, > ie > > Pada 20 Maret 2010 12:10, liang u <liang_u@ > menulis: > > Re: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? > > Rekan-rekan, > Dulu waktu masih zaman orba, saya lupa majalah Star Weekly atau Pancawarna > pernah memuat beberapa artikel yang mendiskusikan dari mana kata owe itu > berasal? Kata itu dalam masyarakat Tionghoa Jawa Barat dipergunakan sebagai > kata "saya" untuk laki-laki, tapi dipakai juga sebagai kata "ya" untuk > laki-laki. Kaum Tionghoa totok yang menggunakan bahasa Indonesia juga > menggunakan kata owe, tentu tidak kalau ia menggunakan bahasa daerah > Tiongkok. Orang Tionghoa non Hokkian jarang menggunakan kata itu, kecuali ia > berbicara dengan orang peranakan Hokkian dalam bahasa Indonesia atau Melayu > Tionghoa. > Sampai sekarang saya tidak dapat menemukan jawaban yang tepat. Menurut > perkiraan saya, kata "owe" yang berarti saya berasal dari kata gua dalam > dialek Hokkian. Orang yang berdialek Melayu Jakarta, mengucapkan gua menjadi > gUÃË. Kata gUÃË ini yang berubah bunyi menjadi owe. Dalam dialek Hokkian > bunyi w itu dari segi linguistik agak beda dengan w Indonesia, tapi lebih > dekat ke o. Kata gwan lebih tepat diucapkan goan, jadi owe itu berasal dari > o-e, yang bunyinya dekat dengan gUÃË Jakarta. Karena oe zaman Belanda > dibaca u, maka o-e tidak ditulis oe tapi ditambah w, menjadi owe. > > Owe juga digunakan sebagai kaya "ya" dalam menjawab pertanyaan atau perintah > orang. Kalau orang tua memerintah kita: "Kau pulang cepat yah." Si anak akan > menjawab "Owe, Ne!" Ne adalah ibu dari dialek Hokkian. Sedang kalau perempuan > akan menjawab, "Saya, Ne!" Baik owe maupun saya di sini berarti "ya." Lalu > dari mana datangnya owe di sini ? Kita lihat dalam dialek Hokkian kalau > diperintah demikian orang akan menjawab: "Ho! kadang "ho e!" > > Ho berarti baik 好, e adalah akhiran, yang berfungsi seperti lah dalam > bahasa Indonesia. Bunyi ho-e ini menjadi owe. Jadi jawaban : "owe" berarti > "ya" atau "baiklah." Dalam bahasa Mandarin dikatakan: "好ââ¬ï¿½ atau > "好çšâââ¬ï¿½. Dalam dialek Hokkian hao adalah ho, de adalah e. > > Lama-lama terjadilah pembagian kerja, kalau gUÃË atau gua dianggap kasar > hanya digunakan terhadap orang yang setingkat atau lebih rendah, owe > digunakan kepada orang yang lebih tinggi. Jadi owe halus, sedang gUÃË atau > gua kasar. Mengapa untuk perempuan owe diganti saya atau ya? Maaf, saya tak > dapat menjawab. > > Tolong diperhatikan, gua atau gUÃË dianggap kasar kalau bicara dalam bahasa > Indonesia atau Melayu Tionghoa, dialek Betawi dll. Tapi gua dianggap tidak > kasar sebab berarti saya dalam dialek Hokkian. Saya sendiri kalau ada anak > muda yang berkata. "Apeq, itu punya gua." Hati langsung agak tersinggung, > kasar benar, kalau bicara dalam dialek Hokkian: "Hallo, li apeq aq, gua > Abeng." merasa tidak apa-apa. Kata yang sama dalam dua bahasa yang berbeda > menghasilkan arti yang berbeda, itu tak aneh, yang penting kita tahu di mana > dan kapan kita gunakan. > > Tolong masukan lain atau sanggahan dari teman yang Hokkian native speaker. > > Kiongchiu > > ------------ --------- --------- --------- --------- --------- - > From: Tjandra Ghozalli <ghozalli2002@ ...> > To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com > Sent: Fri, March 19, 2010 2:29:49 PM > Subject: [budaya_tionghua] ASAL OWE DARI MANA? > > Dear member, > Kata ganti orang pertama "OWE" yang dipakai warga Tionghoa - ternyata tidak > dipakai oleh warga Tionghoa luar pulau Jawa. Kata "OWE" hanya dipakai oleh > warga Tionghoa peranakan (babah) yang lahir di Jawa terutama dari suku > Hokkian. Kata "OWE" hanya untuk laki laki, perempuan tetap pakai kata "SAYA". > Di Tiongkok tidak dikenal kata "OWE". Mohon pencerahan dari para pakar bahasa > Tionghoa; sesungguhnya kata "OWE" berasal dari mana? Dan sejak kapan > digunakan secara luas? RGDS.TG >