================================================= 
THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] 
Seri : "Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, 
           nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme Indonesia."  
================================================= 
[Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration & Pruralism Indonesia 
Quotient] 
Memperingati Hari anti Korupsi 9 Desember 2009 dan Hari HAM 10 Desember 2009 
"Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia." 
Mengawal Pansus Century
Kamis, 17 Desember 2009 | 04:45 WIB
Oleh : Toto Sugiarto
Seperti diperkirakan sebelumnya, langkah Panitia Khusus Hak Angket Bank Century 
melebar. Perang mulut Sri Mulyani Indrawati-Aburizal Bakrie dan rekaman rapat 
Komite Stabilitas Sistem Keuangan hampir menyisihkan substansi layak tidaknya 
bank kecil dan sakit yang diduga dijarah pemiliknya sendiri itu diselamatkan 
negara dengan uang rakyat lebih dari Rp 6,7 triliun.
Perkembangan terakhir ini memunculkan dugaan adanya rekayasa pengalihan 
perhatian. Akibatnya, tabir misteri Bank Century semakin tebal terlapisi.
Seperti diperkirakan sebelumnya juga, anggota Pansus dari Fraksi Partai 
Demokrat cenderung melemparkan usulan-usulan yang berdampak menggembosi 
kekuatan Pansus. Kecenderungan itu terlihat dari usulan membuat rapat pansus 
bersifat tertutup di tengah ketidakpercayaan rakyat terhadap DPR yang semakin 
mengemuka.
Sejak awal, langkah politik diragukan akan menghasilkan penyelesaian yang adil. 
Panitia angket berisi politisi yang sarat kepentingan koalisi partai-partai 
pemenang pemilu. Terpilihnya orang yang sebelumnya sama sekali tidak menaruh 
perhatian terhadap kasus ini menguatkan keraguan. Ironisnya Presiden Susilo 
Bambang Yudhoyono sendiri malah menuding penggerak demo Hari Antikorupsi 
Internasional, 9 Desember lalu, tak jelas rekam jejaknya dalam gerakan 
antikorupsi.
Relativisme politikus
Meskipun berulang kali ketua dan anggota Pansus menyatakan akan serius 
mengungkap kasus ini, keraguan tetap bersemayam. Pernyataan seorang politikus 
tidak bisa ditelan dengan satu tafsir. Pernyataan politikus sering kali bisa 
ditafsirkan secara lain, termasuk ditafsirkan terbalik.
Kalaupun benar-benar serius, tujuan keseriusannya akan beragam. Ada yang serius 
mengungkap kejahatan perbankan dan penyalahgunaan wewenang, tetapi ada juga 
yang terlihat serius melapisi pelanggaran tersebut dan ada yang terlihat serius 
memanfaatkan kasus untuk pencapaian kepentingan politik tertentu.
Bagi sementara politisi, norma dan hukum bersifat relatif. Gagalnya berbagai 
hak interpelasi dan angket menggambarkan dianutnya relativisme moral tersebut. 
Temuan Badan Pemeriksa Keuangan, yang nyata-nyata telah menyebutkan terdapat 
dugaan penyalahgunaan wewenang dan tindakan korupsi, bisa saja dimentahkan 
menjadi hanya kebijakan yang kurang tepat dan tak bisa dituntut secara hukum.
Satu-satunya yang tidak relatif di mata politikus adalah kepentingan akan 
peraihan kekuasaan. Kekuasaan dalam berbagai bentuknya, baik politik ataupun 
kapital, menjadi tujuan dan pedoman dalam melangkah.
Berbeda dari politikus era awal kemerdekaan yang berjuang tanpa pamrih untuk 
kebaikan bangsa dan negara, banyak politisi sekarang ini bekerja berdasarkan 
prinsip transaksional. Keuntungan, baik posisi atau materi, menjadi tujuan 
sebenarnya suatu tindakan politik. Dilihat dari jarak jauh, politikus seperti 
itu tak ubahnya seperti pedagang atau penyedia jasa.
Karena itu, satu-satunya yang bisa membuat politikus bekerja serius membongkar 
pelanggaran dalam kasus Bank Century adalah dengan memberi penekanan pada 
kepentingan mereka. Pansus Century harus dikawal agar penyelewengan 
pansus-pansus sebelumnya tidak terulang. Terasa muskil, tetapi apakah sama 
sekali mustahil?
Lihat saja dalam suatu acara televisi, Selasa (15/12), seorang ibu yang 
mengungkapkan kekesalan karena uang yang disimpannya di Bank Century tiba-tiba 
hilang tanpa ada pembelaan dari otoritas, dibalas dengan tertawa kecil seorang 
anggota DPR sambil menerangkan bahwa dana ibu tersebut tersimpan dalam 
reksadana yang tidak dijamin pemerintah. Anggota DPR tersebut tidak merespons 
keterangan ibu tadi yang menyatakan bahwa Bank Century memindahkan sepihak 
simpanannya dari deposito ke reksadana. Sampai akhir acara, wakil rakyat 
tersebut tampak tidak merasa ada untungnya membela ibu tersebut.
Kunci agar Pansus Century berjalan sesuai harapan untuk mengungkap dugaan 
penyalahgunaan wewenang bailout Bank Century adalah dengan selalu melakukan 
publikasi setiap perkembangan secara rinci. Usulan agar sidang pansus menjadi 
tertutup, misalnya, harus disebutkan secara jelas bahwa yang mengusulkannya 
adalah salah satu kader Fraksi Partai Demokrat.
Dengan menyebut secara rinci, masyarakat akan mengerti duduk persoalan secara 
jelas. Masyarakat akan dapat mengikuti tanpa dibingungkan oleh simpang siur isu 
yang menyesatkan.
Pandangan masyarakat yang terbentuk akan menjadi ”alat paksa” yang menentukan 
perilaku anggota Pansus Century. Seperti Rumah Sakit Omni yang menghentikan 
tuntutan perdata saat publik memperlihatkan perlawanan melalui pengumpulan 
koin, anggota DPR akan berhenti ”bermain-main” saat publik memberi sinyal 
antipati. [Toto Sugiarto Direktur Eksekutif Soegeng Sarjadi Syndicate, Kompas, 
17/12/09]
--------
Belajar praktis tentang kepastian hukum dari kasus kebijakkan ekonomi yang 
dampaknya  menyedot devisa negara, menguras energi dan waktu para pejabat 
publik negeri ini, bahkan sebelum 100 hari kerja terlewati.... Hingga sampai 
ada yang mencoba-coba mengail ikan di air yang ia sangka keruh... padahal 
godot2lah yang perlu dikail... agar air tetap terjaga kejernihannya.
Menuju Indonesia sejahtera, maju dan bermartabat.
Best Regards, 
Retno Kintoko 
 
Alarm Gempa [ERDBEBEN Alarm]
Sedia Bibit Ikan Patin




 
SONETA INDONESIA <www.soneta.org>
Retno Kintoko Hp. 0818-942644
Aminta Plaza Lt. 10
Jl. TB. Simatupang Kav. 10, Jakarta Selatan
Ph. 62 21-7511402-3 
 


      

Kirim email ke