http://www.mediaindonesia.com/read/2010/09/05/166832/265/114/Menlu-Korsel-Mundur-karena-Skandal-Nepotisme


Menlu Korsel Mundur karena Skandal Nepotisme 
Minggu, 05 September 2010 00:00 WIB      
REUTERS/sa

DITUDING melakukan praktik nepotisme karena menerima anak perempuannya bekerja 
di Kementerian Luar Negeri Korea Selatan (Korsel), Menlu Korsel Yu Myung-hwan 
akhirnya mengundurkan diri. Demikian keterangan seorang pejabat Korsel, 
kemarin. 

Yu, 64, mundur dari jabatannya setelah skandal penerimaan putrinya, Yu 
Hyun-sun, di kementerian yang dipimpinnya itu terbongkar. Pada 2006 putri Yu 
mengawali karier politiknya di biro perdagangan internasional. Tiga tahun 
kemudian putrinya itu mengundurkan diri. 

Pada Juli lalu putri Yu melamar sebagai pekerja kontrak, tetapi ditolak. Namun, 
awal pekan ini, putri Yu mendadak diterima kembali di posisi dia dulu melamar. 

Yu telah berusaha meredam persoalan skandal tersebut dengan meminta maaf kepada 
publik. Dia langsung mendepak putrinya dari pekerjaan baru itu, Jumat (3/9). 

Menurut juru bicara presiden Kim Hee-jung, Presiden Korsel Lee Myung-bak telah 
menerima surat pengunduran diri Yu. Namun, Kim belum mengetahui apakah 
pengunduran diri Yu tersebut diterima Lee atau tidak. 

Berkaitan dengan skandal tersebut, Presiden Lee telah memerintahkan agar 
kementerian luar negeri melakukan audit menyeluruh mengenai kemungkinan 
nepotisme dalam penerimaan putri Yu. 

Oleh karena itu, menurut kantor berita Korsel Yonhap mengutip pejabat 
kepresidenan yang tak bersedia disebut namanya, Lee sangat mungkin menerima 
pengunduran diri tersebut. 

Sumber lain mengatakan Yu telah dipastikan mengundurkan diri sebagai bentuk 
tanggung jawab atas kasus putrinya. Belum jelas siapa yang akan menggantikan 
posisinya. 

Pengunduran diri Yu terjadi di kala Korsel sedang menyiapkan diri menjadi tuan 
rumah pertemuan G-20 November depan. Pemerintah memperkirakan tidak akan ada 
perubahan kebijakan luar negeri Korsel setelah Yu turun. 

Kini, Korsel juga tengah mempererat hubungan dengan Washington, terutama 
setelah insiden torpedo yang menenggelamkan kapal perang Korsel pada Maret 
silam yang diduga merupakan tanggung jawab Korea Utara. 

Agustus silam, calon Perdana Menteri Korsel Kim Tae-ho, 47, juga terpaksa 
mengundurkan diri karena skandal penyelewengan saat menjabat gubernur di salah 
satu provinsi. 

Kim dicalonkan menduduki jabatan perdana menteri sebagai bagian dari perombakan 
kabinet yang digagas presiden yang baru memerintah separuh dari masa jabatan 
lima tahunnya. Pengangkatan itu harus disetujui parlemen. 

"Saya mundur agar tidak merusak semua operasi politik presiden. Bagaimana saya 
melakukan sesuatu apabila tidak dipercaya rakyat?" kata Kim. 
(*/AP/Reuters/X-14) 



Kirim email ke