PENGARUH BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA

Oleh
Ummu Salamah As-Salafiyyah



Dari 'Aisyah Radhiyallahu 'anha, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 
'alaihi wa sallam bersabda:

"Aku pernah tidur, lalu aku bermimpi diriku berada di Surga, lalu aku mendengar 
suara seorang yang sedang membaca (al-Qur'an), lalu kutanyakan, 'Siapa ini?' 
Mereka menjawab, 'Ini adalah Haritsah bin an-Nu'man"

Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Demikianlah ganjaran dari berbakti, demikianlah ganjaran dari berbakti"

Beliau adalah orang yang paling berbakti terhadap ibunya. [HR. Ahmad dengan 
sanad yang shahih]

Dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Ketika ada tiga orang berjalan-jalan tiba-tiba mereka kehujanan, lalu mereka 
berteduh di dalam gua pada sebuah gunung. Ketika mereka tengah berada di dalam 
gua itu, tiba-tiba ada batu besar yang jatuh sehingga menutupi mulut gua 
tersebut. Lalu sebagian mereka berkata kepada sebagian lainnya, 'Lihatlah pada 
amalan yang paling baik yang pernah kalian kerjakan, lalu mohonlah kepada Allah 
dengan amalan tersebut, siapa tahu akan dibukakan celah pada batu tersebut bagi 
kalian.' Lalu salah seorang di antara mereka berkata, 'Ya Allah, sesungguhnya 
aku mempunyai dua orang tua yang sudah lanjut usia sementara aku memiliki 
isteri dan juga anak-anak yang masih kecil. Dan aku memelihara mereka. 
Karenanya, jika aku telah mengandangkan kambingku, aku mulai mengurus kedua 
orang tuaku, dimana aku memberi minum susu keduanya. Kemudian aku tidak 
mendatanginya sehingga kedua orang tuaku tidur. Kemudian aku membersihkan 
bejana, lalu memerah susu. Selanjutnya aku membawa susu itu dekat kepala kedua 
orang
  tuaku sementara anak-anak bergelantungan di kedua kakiku, karena aku tidak 
ingin memulai mengurus mereka sebelum mengurus kedua orang tuaku dan aku tidak 
ingin membangunkan keduanya. Dan aku masih terus berdiri sampai fajar bersinar 
terang. Ya Allah, jika Engkau tahu bahwa aku melakukan hal itu dalam rangka 
mencari keridhaan-Mu, maka bukakanlah untuk kami sebuah celah dimana kami dapat 
melihat langit darinya. Maka Allah pun membukakan celah bagi mereka sehingga 
mereka dapat melihat langit darinya... [HR. Al-Bukhari dan Muslim]

Dari Usair bin Jabir, dia berkata, 'Umar bin al-Khaththab jika didatangi oleh 
rombongan penduduk Yaman, maka dia akan bertanya kepada mereka, "Apakah di 
antara kalian terdapat Uwais bin 'Amir?" Sehingga dia mendatangi Uwais seraya 
berkata, "Engkau Uwais bin 'Amir?" "Ya," jawabnya.
'Umar berkata, 'Dari Murad dan kemudian Qaran?' 'Ya,' jawabnya. 'Umar berkata, 
"Dan padamu terdapat penyakit kusta, lalu engkau sudah sembuh darinya, kecuali 
tersisa sebesar dirham?" "Ya," jawabnya.
'Umar bertanya, "Apakah engkau masih memiliki ibu?' 'Ya, masih,' jawabnya.
'Umar berkata, aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda:

"Akan datang kepada kalian Uwais bin 'Amir dari rombongan penduduk Yaman dari 
Murad, kemudian dari Qaran. Dimana padanya terdapat penyakit kusta dan kemudian 
sembuh darinya kecuali satu tempat dari tubuhnya sebesar uang dirham. Dia 
memiliki seorang ibu yang dia sangat berbakti kepadanya. Jika dia bersumpah 
kepada Allah, niscaya Allah akan menerimanya. Oleh karena itu, jika engkau bisa 
meminta kepadanya supaya memohonkan ampunan untukmu, maka lakukanlah.' Oleh 
karena itu, mohonkanlah ampunan untukku."

Kemudian dia pun memohonkan ampunan untuknya. Lalu 'Umar berkata kepadanya, "Ke 
mana engkau hendak pergi?" "Ke Kufah," jawabnya.

'Umar berkata, "Maukah engkau aku tuliskan surat untukmu kepada pemimpinnya?" 
Dia berkata, "Aku tinggal bersama orang-orang miskin lebih aku sukai."

Usair berkata, "Dan pada tahun berikutnya, ada seseorang, yang termasuk pemuka 
di antara mereka, lalu berpapasan dengan 'Umar, kemudian 'Umar menanyakan 
Uwais. Orang itu berkata, 'Aku meninggalkannya dengan rumah yang mengenaskan 
dan sedikit harta.'

'Umar berkata, "Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam 
bersabda, 'Akan datang kepada kalian Uwais bin 'Amir dari rombongan penduduk 
Yaman dari Murad dan kemudian dari Qaran. Di mana padanya terdapat penyakit 
kusta, kemudian sembuh darinya kecuali satu tempat pada tubuhnya sebesar uang 
dirham. Dia memiliki seorang ibu yang dia sangat berbakti kepadanya. Jika dia 
bersumpah kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya. Oleh karena itu, 
jika engkau bisa meminta kepadanya supaya memohonkan ampunan untukmu, maka 
lakukanlah"

Lalu Usair mendatangi 'Uwais seraya berkata, "Mohonkanlah ampunan untukku."
Usair berkata, 'Engkau baru saja melakukan perjalanan yang baik, maka 
mohonkanlah ampunan untukku. Apakah engkau pernah bertemu 'Umar?' 'Ya,' 
jawabnya.

Lalu dia pun memohonkan ampunan untuknya. Maka orang-orang pun memahaminya 
sehingga mereka pun pergi mendatanginya.

Usair berkata, "Aku memakaikan baju burdah kepadanya. Di mana setiap kali dia 
dilihat oleh orang, maka orang itu berkata, 'Dari mana Uwais mendapatkan baju 
burdah itu?'" [HR. Muslim]

PERBUATAN BAIK YANG PALING BAIK
Dari 'Abdullah bin Dinar dari 'Abdullah bin 'Umar Radhiyallahu 'anhuma 
bahwasanya ada seseorang dari Arab badui menemuinya pada satu jalan di Makkah, 
lalu 'Abdullah bin 'Umar memberinya salam dan membawanya di atas keledai yang 
ia tumpangi dan dia berikan penutup kepala yang ada di atas kepalanya. Ibnu 
Dinar berkata, "Lalu kami katakan kepadanya, 'Semoga Allah memperbaiki 
keadaanmu, sesungguhnya dia itu termasuk orang-orang badui dan orang-orang 
badui ridha dengan pemberian yang sedikit"

Lalu 'Abdullah bin 'Umar berkata, "Sesungguhnya bapak orang ini adalah sahabat 
baik 'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu dan sesungguhnya aku pernah 
mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

"Sesungguhnya kebaikan yang paling baik adalah menyambung tali silaturahmi yang 
dilakukan oleh seseorang terhadap keluarga orang kecintaan ayahnya" [HR. Muslim]

[Disalin dari buku Al-Intishaar li Huquuqil Mu'minaat, Edisi Indonesia Dapatkan 
Hak-Hakmu Wahai Muslimah, Penulis Ummu Salamah As-Salafiyyah, Penerbit Pustaka 
Ibnu Katsir, Penerjemah Abdul Ghoffar EM]
***** This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *****


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke