Berikut kiriman berita dari teman Anda yang beralamat di: [EMAIL PROTECTED] ---------------------------------------- Pesan Pengirim : Ini ada CDI baru yang ditemukan oleh orang ITS, nah kalau kita mau bisa beli secara kolektif aja, biar dapat discount bareng ----------------------------------------
Kamis, 14 Oktober 2004 04:53 WIB ITS Surabaya Temukan CDI Mobil Pertama SURABAYA--MIOL: Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menemukan Condenser Discharged Ignition (CDI) atau sistem pengapian untuk busi yang pertama kalinya digunakan untuk mobil, bahkan temuan itu sudah dipatenkan dan segera dikomersilkan. "Yang pakai CDI selama ini sepeda motor, sedangkan mobil biasanya memakai TCI (Transistor Coil Ignition), tapi pak Sutantra (Ketua LPPM ITS) telah menemukan desain CDI untuk mobil, kemudian diberikan ke saya," kata manufaktur/pembuat CDI mobil M Harly ST MT, Rabu. Menurut alumnus S-2 Teknik Mesin FTI ITS (2002) yang pimpinan Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Malang itu, CDI mobil itu memiliki kelebihan dibanding TCI, bahkan harganya juga lebih murah dibanding TCI buatan Jerman atau Cina. "Kalau harga CDI yang kami beri nama Stanly (paduan nama Prof Ir I Nyoman Sutantra MSc PhD dan M Harly ST MT) itu hanya Rp230 ribu, sedangkan TCI merk Bosch buatan Jerman seharga Rp900 ribu dan TCI Cina Rp350 ribu," kata pria kelahiran Sragen pada 19 September 1960 itu. Manufaktur yang pernah bekerja di Jerman dan Swiss pada kurun 1985-1987 itu menjelaskan kelebihan CDI Stanly dibanding TCI Bosch adalah hemat BBM, mengeliminiasi gas buang, memudahkan perawatan karena ada kode mekanik tentang komponen yang rusak, dan perfoemance mesin bagus. "CDI Stanly hemat BBM karena api panjang dan biru, sedangkan TCI Bosch memiliki api kecil dan merah. Tegangan CDI pun mencapai 60 ribu volt, sedang TCI Bosch hanya 30 ribu volt," katanya. Osilator pada CDI stanly, katanya, membuat tegangan meningkat sehingga busi tidak cepat panas, kemudian pemakaian listrik di mobil pun menjadi lebih hemat karena energi listrik hanya untuk api. "CDI Stanly sudah kami ujicobakan pada 55 angkutan kota (angkot) di Malang selama setahun dengan hasil hemat bensin hingga Rp10 ribu per-hari dan tak pernah ganti platina (tune up)," katanya. Ia mengayakan CDI Stanly itu sudah diproduksi sejumlah 400 unit per-bulan dan setelah hari raya Idul Fitri akan dipasarkan dengan target penjualan 4.000-6.000 unit per-tahun. "Untuk mobil yang memiliki TCI, maka pengguna tinggal mengganti TCI dengan CDI, sedangkan untuk mobil sebelum tahun 1980-an yang memakai platina tentu harus membuang platina saat mengganti dengan CDI," katanya. Sementara itu, Manajer HaKI dan Promosi IPTEK LPPM ITS Dr Ir Suprapto Dipl Ing mengatakan CDI mobil buatan ITS bersama PPPGT Malang itu merupakan sejarah baru di ITS. "Untuk pertama kalinya, temuan ITS dipatenkan dan diproduksi secara massal untuk dipasarkan kepada masyarakat. Dengan hal itu, ITS tidak akan dipandang sebelah mata di bidang iptek," katanya. Hal itu, katanya, terlihat dari penghargaan dari Depperindag berupa anugerah Teknologi Industri Kreasi Indonesia 2004 yang diterima Prof Sutantra di Jakarta pada 14 Oktober pukul 09.00 WIB. Ia menambahkan CDI Stanly merupakan temuan ke-28 dari orang ITS yang dipatenkan, namun CDI Stanly yang memiliki nomer paten P-00200400471 itu merupakan temua pertama dari orang ITS yang dipatenkan dan berpotensi dikomersilkan. "Bagi yang tertarik CDI Stanly dapat menghubungi Prof Sutantra di LPPM ITS Surabaya dengan telepon 031-5944792 atau pak Harly di PPPGT Jalan Teluk Mandar, Arjosari, Malang dengan telepon 0341-491239," katanya. (Ant/O-2) ---------------------------------------- Sumber: Media Indonesia Online <http://www.mediaindo.co.id/berita.asp?Id=49907> Copyright © 2004 Media Indonesia Online. All rights reserved