Robert T. Kiyosaki adalah sebuah nama yang melambung ke pentas penulis buku-buku terlaris berkat karya tulisnya Rich Dad, Poor Dad---selanjutnya disingkat RDPD---yang terbit di tahun 1997. Dalam buku tersebut Kiyosaki menceritakan tentang ”dua” orang ayahnya yang memberikan pelajaran yang berbeda dalam soal uang. Ayah kandungnya adalah Ralph H. Kiyosaki, yang berkarier dalam dunia pendidikan, terpelajar, dan sempat menjadi Kepala Departemen Pendidikan di Negara Bagian Hawaii. Dari kaca mata finansial, ayah kandungnya inilah yang disebut Kiyosaki sebagai Poor Dad. Sementara yang disebutnya Rich Dad tak lain adalah ayah Mike, salah seorang teman main di lingkungan tempat tinggalnya semasa kecil. Rich Dad ini tidak terpelajar dan hanya sempat bersekolah selama kira-kira 8 tahun saja [di Indonesia itu berarti tak tamat SMP]. Namun dalam RDPD Kiyosaki menampilkan sosok ayah Mike ini sebagai salah satu orang terkaya di Hawaii, pemilik toko kelontong, restoran, dan perusahaan konstruksi.

Buku RDPD memang merupakan sebuah buku yang memberi petunjuk tentang cara yang sebaiknya ditempuh oleh siapa saja yang ingin menjadi kaya raya. Karena itu tak mengherankan jika ia digolongkan sebagai buku how-to atau self-development. RDPD juga mungkin diletakkan di rak buku motivasi atau pendidikan, sebab Kiyosaki juga mengkritik sistem pendidikan di Amerika yang menurutnya tidak membuat orang menjadi cerdas dalam soal-soal finansial.

Sebenarnya, nama Kiyosaki sudah mulai redup dari ingatan saya karena sejumlah bacaan lain yang lebih menariknya. Namun, sebuah buku yang ditulis oleh John T. Reed dan diterjemahkan oleh penerbit BACA! dengan judul AYAH KAYA TIDAK KAYA [2005] membuat saya kembali mengingat Kiyosaki. Buku yang tak sengaja saya temukan di bandara Juanda, Surabaya, itu diberi subjudul yang nampak menyerang Kiyosaki: Mematahkan Teori-Teori Spekulatif Rich Dad, Poor Dad Robert T. Kiyosaki --- Apa yang Sebenarnya Diajarkan Orang Kaya kepada Anak-anak Mereka, yang Tidak Diajarkan T. Kiyosaki?

Pada halaman hak cipta disebutkan bahwa buku tersebut diterjemahkan dari John T. Reed’s Analysis of Robert T. Kiyosaki’s Book Rich Dad, Poor Dad yang terbit tahun 2003. Dan isi buku tersebut benar-benar menyerang Kiyosaki secara amat frontal. Misalnya soal keberadaan ”dua” ayah Kiyosaki itu, Reed menulis:

Pada tahun 1992, Kiyosaki menulis sebuah buku If You Want to Be Rich and Happy, Dont Go To School? Buku ini ia dedikasikan kepada Ralph H. Kiyosaki, mantan Superintendent of Education, Negara Bagian Hawaii. Kiyosaki menyebutnya sebagai “guru terbaik yang pernah kumiliki”. Ayah kandungnya inilah yang kemudian ia sebut sebagai Ayah yang miskin, si Poor Dad.

Namun, dalam buku Rich Dad, Poor Dad yang terbit tahun 1997, sangat jelas mengatakan bahwa Rich Dad [ayah temannya Mike] adalah guru terbaik yang pernah ia miliki. Ini jelas-jelas bertentangan.

Kalau begitu, bisa jadi Rich Dad adalah guru terbaik kedua yang pernah ia miliki. Tapi, di buku tahun 1992 itu, Kiyosaki juga menyebutkan guru terbaik keduanya adalah F. Marshall Thurber. Mungkin Rich Dad adalah yang ketiga. Ternyata tidak. Di buku 1992 itu, di bagian acknowledgment tercantum 111 nama, dan tidak satu pun nama yang disebut bisa dianggap memenuhi ciri-ciri Rich Dad.

Sedikit mengingatkan, dalam buku tahun 1997 itu, Rich Dad disebut sebagai aktor utama dalam kehidupan Kiyosaki tahun 1955, yakni ketika ia berusia 9 tahun. Jadi, dimana Rich Dad pada tahun 1992 ketika Kiyosaki begitu tekun mengidentifikasi orang-orang yang berjasa dalam hidupnya?

Ketika ditanya dimanakah sang Rich Dad oleh SMART MONEY MAGAZINE, Kiyosaki mengatakan bahwa orang tersebut telah wafat tahun 1992. Tapi kemudian dikatakannya lagi bahwa Rich Dad masih hidup, dan menjadi seorang penyendiri yang sakit-sakitan. Jadi, bagaimana Kiyosaki mempertanggungjawabkan trademark Rich Dad, Poor Dad kepada orang yang sebenarnya tidak pernah ada?

Di kemudian hari, Kiyosaki mengatakan kepada SMART MONEY, bahwa Rich Dad merupakan gabungan dari beberapa pribadi. Tentu hal ini semakin menggelikan bagi publik. Dengan marah ia bertanya kepada SMART MONEY, “Apakah Harry Potter itu nyata? Mengapa tidak kau biarkan saja Rich Dad menjadi mitos seperti halnya Harry Potter?”

Bagi kita, hal itu boleh-boleh saja. Asalkan secepatnya Kiyosaki memindahkan buku Rich Dad, Poor Dad dari bagian buku laris nonfiksi untuk berkompetisi secara sehat melawan Harry Potter di rak buku fiksi terlaris.

Dengan pemaparan semacam itu, Reed seolah-olah menuduh bahwa Kiyosaki berbohong kepada publik tentang riwayat hidupnya. Reed menantang Kiyosaki untuk menyebutkan nama lengkap orang yang sangat berjasa dalam hidupnya itu. Bukankah jika seseorang benar-benar berjasa besar dalam hidup kita, maka kita tidak akan malu menyebutkan namanya kepada publik?

Dengan serangan frontal, Reed mempertanyakan dua hal: pertama, apakah Rich Dad itu tokoh yang nyata atau dongeng Kiyosaki semata: dan kedua, apakah Rich Dad itu benar-benar kaya raya seperti yang digambarkan Kiyosaki sehingga nasihatnya perlu didengarkan orang-orang yang berhasrat ingin menjadi kaya raya?

Dua pertanyaan ini sangat penting karena keduanya merupakan pilar utama yang menopang kredibilitas Kiyosaki sebagai penulis. Jika tokoh yang disebutkannya sebagai Rich Dad itu hanya khayalan, maka jelas Kiyosaki telah menipu orang banyak dengan ceritanya itu. Andai Rich Dad benar-benar ada tetapi ternyata bukanlah orang kaya raya sebagaimana digambarkan Kiyosaki, maka ia tetap dianggap menipu pembaca buku-bukunya. Jadi, hanya jika Kiyosaki bisa menunjuk identitas Rich Dad secara tegas dan bisa juga membuktikan bahwa Rich Dad itu memang orang kaya raya, maka integritas Kiyosaki bisa dipertahankan.

Halaman sebelumnya Tidak jelas bagi saya mengapa Reed sangat bersemangat untuk menyerang Kiyosaki. Dengan telaten, ia mencoba mengungkapkan berbagai informasi dari masa lalu Kiyosaki yang memberi kesan Kiyosaki berdusta dalam banyak aspek masa lalunya [tentang penugasannya di Vietnam, tugasnya sebagai pilot helikopter, transaksi real-estate yang diceritakannya, dsb]. Ia bahkan sampai mempertanyakan berapa kaya sebenarnya Kiyosaki itu, dan bisakah Kiyosaki menyebutkan secara spesifik beberapa saja wujud kekayaannya. Reed curiga bahwa Kiyosaki sama sekali tidak kaya, dan baru menjadi kaya setelah buku RDPD masuk daftar buku laris. Dengan kata lain Reed menuduh Kiyosaki menjadi kaya dengan cara menjual ide bagaimana menjadi kaya [”Ketika semua orang menggali untuk mencari emas, dia menjual sekop”]. Sebagai kontras, di biodata penulis, Reed mencantumkan data mengenai 117 properti miliknya. Di cover buku terjemahannya, dibawah nama John T. Reed juga disebutkan Harvard Business School, Konglomerat dan Penulis 20 Buku Investasi Real Estate.

Bagaimana tanggapan Kiyosaki atas semua tuduhan tersebut?

Seorang kawan memberi salinan artikel yang menunjukkan bahwa Kiyosaki pernah memberikan tanggapan atas kritik pedas Reed, seperti antara lain pernah dimuat dalam situs http://www.mastermindforum.com/kiyosakiresponsetoreed.htm. Namun tanggapan itu tidak terlalu bernilai karena dua hal: pertama, isinya tidak menanggapi tuduhan Reed secara langsung, tetapi hanya memberikan semacam ”pesan khusus” kepada para penggemar RDPD; kedua, tanggapan tersebut agaknya tertuju kepada salah satu bagian analisis Reed dan bukan terhadap buku Reed secara keseluruhan. Atau mungkin Reed membuat analisis yang berkesinambungan tentang berbagai aspek ajaran Kiyosaki, yang selalu diperbaharui mengikuti sepak terjang Kiyosaki, sehingga sulit untuk ditanggapi secara menyeluruh? [Sebuah sumber menyebutkan bahwa sejak 1999, pemasar, investor, dan pebisnis real-estate John T. Reed telah menyelidiki segala sesuatu yang berkaitan dengan Kiyosaki dan bukunya RDPD itu].

Jadi, apakah Kiyosaki berbohong seperti yang dituduhkan Reed? Saya tak tahu. Saya juga tidak tahu apakah Reed sendiri benar-benar orang kaya seperti yang dicantumkan dalam biodatanya. Namun saya terkesan atas kesungguhan Reed menelusuri sejarah hidup Kiyosaki, dan keberaniannya menyampaikan kritik secara terbuka untuk membuat publik berpikir kembali mengenai siapa sesungguhnya Kiyosaki itu. Dengan membaca Reed saya menjadi lebih kritis memilah-milah mana gagasan Kiyosaki yang berguna dan mana yang sebenarnya hanya permainan kata-kata tanpa makna sama sekali. Reed juga membuat saya sadar bahwa sebelum RDPD diterbitkan, saya tak pernah mendapatkan sepotong informasi pun tentang pebisnis handal bernama Robert Toru Kiyosaki. Berbeda dengan Donald Trump, Bill Gates, Michael Dell, SamWalton, Jach Welch, Rich DeVos, Mary Kay Ash, dan pebisnis handal lainnya yang juga menulis buku. Pendek kata, dalam sejumlah hal, saya khawatir Reed lebih akurat dan rasional ketimbang Kiyosaki.

sumber : www.pembelajar.com

 



** Menyadari apa yang sesungguhnya sedang terjadi SAAT INI di dalam diri saya maupun di luar diri saya **

** Kami kembali tuk hidup dalam kekinian yang menakjubkan; tuk menanami taman hati kami benih-benih kebajikan; serta membuat fondasi pengertian dan cinta kasih yang kokoh **

** Kami mengikuti jalur perhatian penuh, latihan tuk melihat dan memahami secara mendalam agar mampu melihat hakikat segala sesuatu, sehingga terbebas dari belenggu kelahiran dan kematian **

** Kami belajar tuk: berbicara dengan penuh cinta kasih, menjadi penuh welas asih, menjadi perhatian terhadap pihak-pihak lain pagi ataupun sore hari,  membawa akar-akar suka cita ke banyak tempat, membantu sesama melepaskan kesedihan; dan tuk menanggapi dengan penuh rasa syukur kebajikan orang tua, para guru, serta sahabat-sahabat kami **




YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke