THE GUARDIAN ANGELS-

ABORSI DI MATA ORANG PERCAYA


(DAVE BROOS)


SIKAP KITA TERHADAP ABORSI
Pada masa Perang Dunia II, tentara NAZI Jerman di bawah pimpinan 
Adolf Hitler membuat undang-undang yang mengizinkan pemusnahan massal 
(dikenal dengan Holocaust) anggota masyarakat yang dianggap "tak 
berguna".Selama Perang Dunia II mengakibatkan 407.316 jiwa tewas 
selama terjadi peperangan tersebut.Kini kita pun melihat kejadian 
yang sama, bayi mungil yang lucu, tidak dicintai dan diharapkan, 
mereka dibantai dengan kejam. Mungkinkah suatu hari kelak orangtua 
renta, orang cacat, idiot/terbelakang akan mendapatkan perlakuan yang 
sama,bila kita sebagai orang percaya hanya bisu menghadapi aborsi 
pada saat ini?
Prof. Dr. J.E. Sahetapy dalam salah satu seminar mengenai "KEHAMILAN 
YANG TIDAK DIRENCANAKAN" mengungkapkan data bahwa besarnya aborsi di 
Indonesia pada tahun 1997(saat itu jumlah penduduk Indonesia 200 juta 
jiwa) mencapai 1 juta jiwa/tahun. Menurut penelitian Jawa Pos pada 
bulan Agustus 1998 menunjukkan jumlah aborsi di Indonesia telah 
berkembang menjadi 1.750.000 jiwa/tahun yang diakibatkan oleh krisis 
ekonomi pada saat itu. Dan jumlah ini bertambah terus tiap tahunnya 
bisa dibayangkan saat ini tahun 2005, berapa juta jiwa bayi mungil 
itu yang binasa.Di Amerika Serikat, 6.000.000 – 8.000.000 jiwa bayi 
tewas setiap tahun diakibatkan aborsi yang dilegalkan oleh 
pemerintah. Secara umum aborsi adalah kejahatan kemanusiaan terbesar 
yang pernah terjadi dalam sejarah dunia, sekitar 60 juta bayi 
terbunuh setiap tahunnya.


SEJARAH PENOLAKAN TERHADAP ABORSI
Bila kita menilik sejarah, ternyata selama ribuan tahun aborsi telah 
terjadi dalam berbagai bentuk. Sebagian besar budaya suku bangsa 
mengizinkan atau mentoleransi aborsi. Hanya sebagian kecil saja suku 
bangsa yang menolak praktek aborsi, salah satunya adalah suku bangsa 
Babilonia. Betapa kuatnya penolakan atas tindakan aborsi hingga bagi 
mereka yang bersalah dengan menggugurkan kandungan harus menggendong 
mayat bayi itu selama tiga hari tiga malam.
Sebutan aborsi pertama kali diketemukan dalam sastra Yahudi pada 
tahun 300 SM. Tulisan-tulisan pada masa gereja mula-mula dan ahli 
sejarah pada zaman itu menyatakan bahwa sebagian besar orang Kristen 
berdiri menentang praktek aborsi. Klement dari Aleksandria (150 – 
215), Tertullian (160 – 240), hingga Cyprian (200 – 258) yang 
meninggal sebagai martir, adalah para penolak praktek aborsi. 
Tertullian menyatakan, "Dalam kasus kita, pembunuhan dalam segala 
bentuknya terlarang kita tidak boleh menghancurkan kehidupan meskipun 
itu janin dalam kandungan….Sebab melenyapkan suatu kelahiran adalah 
PEMBUNUHAN".
Pemimpin-pemimpin Kristen yang diketahui menentang aborsi adalah 
Basil, Jerome, Ambrose, Agustinus dan Chrysostom. Basil 
menyatakan,"Siapapun yang mengizinkan aborsi adalah 
pembunuh….siapapun yang memberikan obat untuk aborsi sama dengan 
menjadikan dirinya pembunuh, begitupula bagi yang menerima racun 
untuk membunuh janin".
Lebih jauh sejarah Kristen menemukan baik Martin Luther maupun John 
Calvin memberikan penjelasan bahwa Alkitab menentang aborsi. Calvin 
berargumentasi," Janin walaupun terbungkus dalam kandungan ibunya, ia 
telah menjadi manusia, merupakan suatu kejahatan besar untuk merampas 
suatu kehidupan yang belum dumulai untuk dinikmati."


KESAKSIAN MASA KINI
Pada awal 1970an, Dr. Zolton Philips III tadinya adalah seorang 
pendeta yang mendukung aborsi sebagai salah satu alat kontrasepsi di 
Virginia, Amerika Serikat. Sampai pada suatu hari beliau menyaksikan 
sendiri proses aborsi. Ini cukilan kisahnya, Saya menyaksikan proses 
aborsi melalui penyedotan sebanyak dua kali dan proses penggaraman 
sekali. Saat proses aborsi dengan penggaraman, ternyata bayi lahir 
hidup. Saya sangat terkejut dan memohon pada suster untuk menolong 
bayi itu, namun perawat itu menjawab, ia tidak dapat melakukan hal 
tersebut sebab orangtua bayi itu telah menandatangani dokumen bahwa 
bayinya telah meninggal. Saya tidak akan pernah melupakan hari itu.
Saat saya pulang, segera saya memperbincangkan hal tersebut dengan 
istri, berdoa dan menyelidiki Firman Tuhan. Di saat saya membaca 
Yeremia 1:5, pikiran saya berubah mengenai aborsi yang selama ini 
saya dukung, "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku 
telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku 
telah menguduskan engkau…..". Jika Tuhan mengenal dia sebelum bayi 
itu keluar dari kandungan pastilah janin itu telah memiliki kehidupan.
Ada rasa bersalah yang dalam akibat keterlibatan saya yang menyetujui 
aborsi. Kesertaan saya dalam gerakan ini membuat saya merasa bersalah 
namun kemudian saya menyadari akan kasih karunia Tuhan, rasa bersalah 
mulai mnghilang dan saya dapat menerima pengampunanNya dan belajar 
mengampuni diri sendiri.
Saya heran bagaimana sebagai orang Kristen dapat menjadi buta, 
khususnya di dalam membenarkan aborsi sebagai salah satu alat 
kontrasepsi.
Kathy DeZeeuw; saya dibesarkan dalam keluarga yang membaca Alkitab 
setiap hendak makan dan pergi ke gereja tiga kali seminggu. Di satu 
sisi kami nampak rohani namun di sisi lain kami tidak mempunyai 
hubungan yang sesungguhnya dengan Tuhan. Saya tidak diperbolehkan 
berkencan atau nonton bioskop, namun pada suatu malam, saat saya 
berusia 16 tahun, saya membolos dari gereja, pergi ke restoran pizza 
dan lalu menerima ajakan kencan seorang pria menonton film di drive 
in.Ternyata pria itu baru keluar dari penjara, saat ia mabuk, ia 
membawa saya ke sebuah danau yang sepi dan memperkosa saya.
Satu bulan kemudian saya menyadari bahwa saya hamil. Saya putus asa 
dan berupaya menggugurkan bayi itu, dengan minum racun semut, 
menjatuhkan diri dari timbunan rumput kering yang tinggi dan meninju 
perut sekeras-kerasnya, namun tidak berhasil. Saya membenci bayi itu, 
saya benci pria itu dan terutama saya benci diri saya sendiri.
Orang-orang di gereja menggunjingkan bahwa saya bukan "wanita baik-
baik" dan perlu diusir dari gereja. Orangtua saya akhirnya mengirim 
saya ke rumah penampungan bagi para ibu di luar perkawinan yang 
sangat jauh jaraknya dari tempat kami tinggal dan memberitahukan saya 
untuk menyerahkan bayi saya untuk diadopsi orang lain.
Namun saya memutuskan untuk memelihara bayi laki-laki saya, Patrick. 
Namun ternyata pihak keluarga menolak kami hingga akhirnya saya 
pindah ke California dan tenggelam dalam pengaruh obat-obatan dan 
alkohol karena rasa frustasi. Di kala Patrick berusia 2,5 tahun , 
saya berdoa pada Tuhan untuk memberikan seorang suami yang lebih 
mengasihi bayi ini lebih dari diri saya. Lalu saya bertemu Harris 
yang menjadi jawaban doa dari Tuhan. Harris jatuh cinta pada Patrick 
dan mereka melakukan hal-hal yang biasa dilakukan semua ayah dan anak 
pada umumnya. Saat Harris akhirnya meminta saya kepada ayah saya, 
yang pertama dia minta adalah Patrick, baru kemudian diri saya. 
Keluarga kami akhirnya mengalami pemulihan, saya terlepas dari 
belenggu obat-obatan dan alkohol sedang Harris menyerahkan hidupnya 
kepada Tuhan. Tuhan telah menunjukkan pada saya kasihNya yang lembut 
dan pengampunanNya.
Saat ini saya bekerja sebagai konselor di sebuah pusat krisis 
kehamilan hingga dapat menyaksikan kasih tuhan bagi gadis-gadis muda 
yang hamil di luar nikah yang mengalami krisis.


KESAKSIAN PRIBADI
Namaku Dave Broos terlahir sebagai anak di luar sebuah lembaga 
pernikahan, aku bersyukur bahwa mamaku tidak menggugurkan 
kandungannya. Meski rasa malu dan putus asa ia alami akibat kekasih 
yang ingkar janji dan meninggalkannya saat tahu mamaku tidak datang 
bulan, namun ia memilih untuk melahirkan anak tersebut, membesarkan 
dan mengasuhnya dengan kasih sayang.
Pada usia 22 tahun, Tuhan memanggilku untuk melayani pekerjaan Tuhan 
dan tidak terasa sudah 16 tahun kulayani Yesusku. Hal ini tidak 
mungkin terjadi bilamana mama tercinta menggugurkan kandungannya pada 
saat ia melakukan kesalahan dalam hal pacaran. Ya, aku tidak mungkin 
melayani Tuhan seandainya aku telah diaborsi. Rencana Tuhan selalu 
indah pada waktuNya.


MENGAPA KITA TINGGAL DIAM ?
Banyak orang percaya tinggal diam dan bersikap masa bodoh, padahal 
fakta mengenai aborsi terdapat diberbagai media massa yang sangat 
mudah kita akses. Jadi bukan karena alasan kurang informasi atau 
kurang pengetahuan. Mari kita lihat alasan kita tidak bergerak :

Kita kurang dekat dengan Tuhan.

Bila kita memiliki kedekatan yang semestinya dengan Tuhan maka kita 
pasti menghargai kehidupan sebab Tuhan kita adalah Tuhan memberikan 
kehidupan kekal.Tidak mungkin kita mampu mengorbankan diri dan waktu 
kita bagi Tuhan bila kita lebih berpusat pada diri sendiri.
Tuhan Yesus mati di atas kayu salib agar kita beroleh kehidupan, 
secara gamblang kita dapat melihat bahwa tidak mungkin Tuhan 
menyetujui aborsi. Tuhan tidak mungkin menyetujui "pembunuhan" 
terhadap janin-janin itu, sebab Tuhan punya rencana atas kehidupan 
tiap umat manusia.
Bayangkan bila "seandainya" aborsi dibenarkan pada masa Kristus lahir 
di muka bumi, ada kemungkinan Kristus terbunuh sebelum Dia lahir, Dia 
dikandung di luar pernikahan (Maria bisa dirajam saat itu) , 
dikandung oleh wanita miskin, diremehkan masyarakat dan dianggap 
mempermalukan keluarga. Namun kita tahu bahwa Maria taat pada Tuhan 
di atas apapun.


PANDANGAN ALKITAB MENGENAI ABORSI
Di dalam Perjanjian Lama dan Baru, seorang wanita yang mengandung 
disebutkan, dia telah "hidup dengan anak". Tidak dikatakan "dengan 
calon manusia" atau "dengan produk konsepsi" ataupun "dengan jaringan 
janin". Beberapa versi dalam Alkitab menggunakan kata mengandung, 
tetapi di dalam kamus sekuler dapat didefinisikan mengandung 
sebagai "hidup dengan anak".
Kata bayi dalam bahasa Yunani adalah "brephos". Kata ini digunakan 
dalam Alkitab untuk mengartikan adanya seorang anak dalam kandungan
(Luk 1:41, 44), untuk mengartikan seorang bayi yang baru lahir(Luk 
2:12, 16), dan untuk mengartikan seorang anak kecil( 2 Tim 3:15). 
Dengan kata lain, Tuhan tidak membedakan antara anak yang belum lahir 
dan anak yang baru lahir, didefinisikan bahwa mereka adalah anak-anak.
Dalam Perjanjian Lama, dinyatakan ketika Ribka,istri Ishak, 
mengandung anak kembar, Alkitab menyatakan ..."anak-anak berjuang 
bersama-sama dengan dia..."(Kej 25:22).
Setiap anak adalah buah karya Bapa surgawi, dibentuk segambar dengan 
Tuhan. Ayub mengatakan,"Dia yang membentuk aku dalam 
kandungan..."(Ayb 31:15) dan Daud menyatakan,"Sebab Engkaulah yang 
membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku(Mzm 
139:13).
Tuhan memberi anak yang belum lahir dipenuhi Roh Kudus seperti 
Yohanes Pembaptis(Luk 1:15). Bayi Elisabet (Yohanes Pembaptis) 
bersukacita saat bertemu dengan sepupunya "YESUS" yang saat itu 
dikandung oleh Maria(Luk 1:41,44). Yeremia "dikenal" oleh Tuhan 
sebelum dia dilahirkan (Yer1:5). Ini benar-benar bukan merupakan 
gumpalan-gumpalan protoplasma, tetapi manusia kecil, yang tumbuh dan 
dapat meresponi kehidupan disekitar mereka.


MEREKA TIDAK BERSALAH
Di dalam 10 Perintah Tuhan, ada perintah untuk "Jangan membunuh"(Kel 
20:13) adalah sangat penting untuk membedakan antara pembunuhan atas 
orang bersalah dan yang tidak bersalah. Dalam bahasa Inggris ada 
kata "Murder" dan "Killing", Murder mengandung arti mengambil hidup 
seseorang yang tidak melakukan kejahatan apapun yang senilai dengan 
kematian. Sedang kata Killing mengandung arti mengambil kehidupan 
orang lain dan dapat dilakukan untuk membenarkan (seperti Daud 
membunuh Goliat). Tiidak dapat diragukan perasaanNya mengenai 
merampas kehidupan dari orang yang tidak bersalah, "...orang yang 
tidak bersalah dan orang yang benar tidak boleh kau bunuh, sebab Aku 
tidak akan membenarkan orang yang bersalah".(Kel 23:7) "...tidak 
menindas orang asing, yatim dan janda, tidak menumpahkan darah orang 
yang tak bersalah...."(Yer 7:6).
Keseriusan atas dosa aborsi dapat kita lihat atas rasa bersalah yang 
mengejar para pendosa yang belum menerima pengampunan Tuhan. Suatu 
studi selama 3 tahun yang dilakukan terhadap kelompok pencegahan 
bunuh diri menunjukkan bahwa sepertiga dari seluruh pasien pernah 
melakukan aborsi. Tidak diragukan lagi bahwa pertanggungjawaban atas 
kematian seseorang yang tidak bersalah dapat membuat seseorang ingin 
mengambil kehidupan mereka sendiri.


BEBERAPA PERTANYAAN SEPUTAR ABORSI
Bagaimana bila kita diperkosa dan lalu hamil?
Pertama-tama, pemerkosaan jarang sekali menyebabkan kehamilan, tetapi 
trauma hebat yang dapat ditimbulkan.Namun seandainya terjadi, yang 
diperlukan adalah seorang penopang dan pendukung yang penuh kasih, 
bukannya menambah rasa bersalah padanya. Merupakan sebuah keadilan 
yang aneh jika kita membunuh anak yang tak bersalah karena kejahatan 
ayahnya. Tuhan akan menolongmu mengampuni ayah bayi itu dan Ia akan 
memberikan padamu kasih sejati bagi bayimu. Bagaimanapun bayi itu 
merupakan bagian hidup anda, tidak peduli siapapun ayahnya. 
Seandainya anda besok tahu bahwa anda sebenarnya buah pemerkosaan, 
apakah anda ingin ibu anda menggugurkan anda?
Seorang wanita yang memutuskan aborsi telah mengambil keputusan 
sulit, seharusnya kita mendukung dan bukan menghakimi. Kita orang 
Kristen harus menunjukkan kasih.Marilah kita memandang bahwa aborsi 
tidak ada bedanya dengan operasi usus buntu.
Bagaimana mungkin kita membandingkan seorang bayi dengan usus buntu 
atau organ tubuh yang lain? Usus buntu/organ tubuh lain tidak berubah 
menjadi bayi, bagian tubuh jasmani tidak memiliki jiwa yang kekal. 
Seorang bayi adalah pribadi yang berbeda dengan perbedaan kromosomnya 
sendiri. Bayi mempunyai persediaan darahnya sendiri yang mungkin 
berbeda dari ibunya dan bisa memiliki jenis kelamin yang berbeda. Ia 
tentu saja seorang individu yang terpisah. Bila kita mengasihi orang 
tersebut maka kita perlu menyatakan kebenaran Tuhan dan bukannya 
berkompromi dengan nilai-nilai yang membenci kehidupan.
Bukankah melakukan aborsi merupakan urusan pribadi?
Bila kita melihat ada anak-anak yang disiksa dan dihajar secara kejam 
oleh orangtua mereka, apakah yang akan kita lakukan? Kita akan 
melaporkan pada pihak berwajib hingga tidak ada kasus Arie Anggara 
berikutnya, anak yang meninggal akibat tindakan kekerasan orangtua 
terhadap anak. Aborsi adalah juga pembunuhan dan tidak bisa 
ditoleransi.
Bukankah KB merupakan bentuk lain dari aborsi?
Kontrasepsi yang benar akan mencegah kehidupan baru dari awal, 
bukannya menggugurkan kehidupan yang sudah dimulai.Beberapa pil KB 
berisi estrogen dosis tinggi sehingga seorang wanita hampir tidak 
mempunyai kesempatan melepaskan telur untuk pembuahan- permulaan 
hidup baru.


APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN
Mengasihi Tuhan
Kekuatan yang dapat memberi motivasi pada kita adalah kasih pada 
Tuhan, seperti yang dilakukan oleh Daud.Dalam menghadapi aborsi kita 
perlu kasih yang sama. Kita perlu mengasihi Tuhan dengan segenap 
hati, akal budi, jiwa dan kekuatan kita; mengasihi sesama kita 
seperti diri kita sendiri. Hanya bila kita mengasihi Tuhan saja, kita 
bisa sungguh-sungguh mengasihi sesama kita.
Aborsi membuat hati Tuhan sedih. Tuhan terhibur untuk merasakan kasih 
dan kepedulian kita pada dunia yang meninggalkan Dia.Kita harus 
mengizinkan Tuhan memakai diri kita menjadi saluran kasihNya bagi 
mereka yang belum mengerti isi hatiNya.


Mengasihi Para Korban
Tidaklah sukar mengasihi bayi-bayi mungil tak berdosa borban aborsi. 
Mengapa kita mengasihi mereka? Sebab bayi-bayi mungil ini seperti 
halnya kita diciptakan segambar dengan Tuhan dan mereka milik Tuhan. 
Mereka sungguh tak berdaya dan tidak bisa berbicara untuk diri mereka 
sendiri. Sudah seharusnya kita yang bersuara lantang bagi mereka, dan 
juga demi Tuhan.
Beberapa orang merasa sulit untuk mengasihi wanita-wanita pelaku 
aborsi. Namun mereka juga merupakan korban. Bukan korban yang yang 
sepenuhnya tidak bersalah, tetapi korban dari dosa mereka sendiri dan 
kurangnya hubungan mereka dengan Tuhan. Beberapa orang melakukan 
aborsi ada dalam situasi putus asa. Apapun alasannya kita perlu 
mengasihi wanita-wanita ini, sebab mereka juga sama berharganya di 
mata Tuhan.


Mengasihi Musuh
Mungkin yang paling sulit adalah mengasihi mereka yang mengembangkan 
praktek aborsi. Namun Tuhan Yesus memberitahukan kita untuk mengasihi 
musuh-musuh kita. Seharusnya kita membenci hal-hal yang mereka 
lakukan dan menentang setiap gerakan mereka. Tuhan membenci dosa 
tetapi mengasihi orang berdosa. 
Kita perlu menemukan cara yang kreatif untuk membagi kasih Yesus pada 
mereka. Ini adalah waktu penyelamatan kita harus berusaha merampas 
beberapa orang berdosa dari api neraka.(Yud 23).


TAHU TIDAKLAH CUKUP
Kita orang Kristen merupakan anak-anak Tuhan yang seharusnya 
menyatakan kasih pada dunia bukan hanya pada orang-orang dewasa namun 
juga termasuk janin-janin. Saya percaya bahwa Tuhan ingin memakai 
umat Kristiani untuk mengalahkan aborsi dengan menyatakan dan 
menghidupi nilai-nilai kebenaran dengan menghargai sebuah tujuan 
kehidupan. 


7 PRINSIP TUJUAN KEHIDUPAN
1. Tuhan kita adalah Tuhan yang memiliki tujuan.
2. Segala sesuatu di dunia ini memiliki tujuan.
3. Tidak semua tujuan di dunia telah diketahui.
4. Bila tujuan tidak diketahui maka penyimpangan dan pelecehan pasti 
terjadi.
5. Untuk mengetahui tujuan sesuatu, jangan bertanya pada sesuatu 
tersebut tetapi 
bertanyalah pada prnciptanya.
6. Tujuan hanya dapat ditemukan dalam pikiran si pencipta.
7. Tujuan adalah kunci pencapaian dan kepuasan.
Tujuan akhir Allah adalah agar kita semua menjadi segambar dengan 
Kristus Yesus pada akhirnya dan agar kita menghasilkan kembali 
kehidupanNya di dalam kehidupan orang-orang disekitar kita.(Rom 8:28-
31)
Kehidupan kita di muka bumi sangat berharga, jangan disia-siakan dan 
mari kita bersatu untuk membela jiwa-jiwa "mungil" yang memiliki 
rencana Tuhan di muka bumi ini. Jangan biarkan skenario Iblis dalam 
aborsi bertambah meluas merasuki gereja Tuhan dan bangsa Indonesia. 
Mari kita menjadi orang-orang yang terlibat dalam gerakan "pro-life", 
sebab Tuhan kita adalah Tuhan yang memberikan "hidup" dan bukan 
kematian.


DAFTAR PUSTAKA


Alkitab, Lembaga Alkitab Indonesia

I Change My Stand – My Struggle Over Abortion, Ps. Zolton Philips 
III , Last Days Ministry

The Biblical Basis For A Pro-Life Stand, Martin Bennet, Last Days 
Ministry

Abortion : Attitudes for Actions, Melody Green, Last Days Ministry

Brosur Aborsi , Bagaimana Sikap Kita?, Yayasan Pondok Hayat

Raped & Pregnant, Three Women Tell Their Stories, Sharon Bennet & Bob 
Miller, Last Days Ministry

The Questions Most People Ask About Abortion, Melody Green, Last Days 
Ministries 

Tujuan Kehidupan, Jonathan Pattiasina, www.jonathanpattiasina.com





Dapatkan informasi kesehatan gratis
Mailing List Dokter Indonesia
http://www.mldi.or.id 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/dokter/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Kirim email ke