Mas Eko,
maaf, saya sedikit menambahkan.

Keprihatinan  mas Eko sebenarnya juga keprihatinan kita semua yang 
sehari-harinya berkecimpung di bidang ini. Jangan selalu menyalahkan dokter, 
tetapi ada beberapa kondisi birokrasi yang menyebabkan hal ini terjadi.
Mungkin tidak ada salahnya kita bahas bersama, agar sedikit membuka wawasan 
kita semua bahwa masih banyak yang harus kita benahi di diri kita maupun di 
sistem kita.

1. Biaya CT Scan mahal.
Rumah sakit saat ini sudah tidak ada yang memberikan biaya operasionalnya 
secara gratis. Dengan demikian seluruh biaya operasional ( gaji 
direktur/karyawan, biaya listrik, pembelian bahan dll ) semuanya harus diatur 
sendiri. Bukan hanya RS swasta, termasuk RS pemerintah. Kalau defisit bagaimana 
? tentu mereka segera akan dipecat dan diganti, otomatis anak dan istrinya 
tidak makan....
Karena peralatan berteknologi tinggi, maka harganya juga mahal ( sama seperti 
barang elektronik lainnya ). Dan yang menjadi keprihatinan kita adalah, harga 
di negara kita ini sudah sangat di luar kewajaran. Hal ini sudah pernah kami 
survey langsung di lapangan.
Pesawat CT Scan baru yang dibeli oleh Rumah sakit swasta saya Rp 3,5 Milyar, 
sementara waktu yang bersamaan di beli oleh rekan di sebuah RSUD adalah Rp 6,5 
Milyar ! dan ketika kami ke Australia untuk belajar aplikasinya. CT Scan dengan 
tipe kecanggihan se kelas di atasnya dengan full aplikasi bila di kurs ke 
Indonesia harganya adalah Rp 700 juta !!!! Jadi kira-kira inilah salah satu 
biaya tinggi yang harus dibayar pasien.

Analisa kami, seluruh harga ini bisa dikontrol oleh pemerintah yang mempunyai 
kekuatan regulasi dan pengontrolan. Tetapi.... tentunya dengan kemauan dan 
itikad baik. Kalau tidak ? yah.... ber doa  sajalah bersama-sama.

2. mungkin sudah cukup terjawab dari yang pertama.
Tetapi alat yang ada saat ini, sudah mempunyai daya rekonstruksi 3D yang hampir 
sempurna.
Yang belum sempurna adalah manusia ( dokter ahli radiologinya ) yang mempunyai 
standard kualitas dan pengalaman  berbeda-beda. Walaupun telah dilakukan ujian 
secara nasional  pada saat mereka pendidikan ahli radiologi, tetapi belum ada 
keharusan untuk mengikuti pendidikan secara berkesinambungan. Jadi dengan 
adanya peraturan baru Depkes-IDI tentang pembatasan usia ijin praktek dan 
keharusan mengikuti ujian kompetensi, akan sangat bermanfaat nantinya. Tetapi 
ini belum tentu juga jalan. Lihat sajalah nantinya. 

3. Memang sudah prosedur di setiap institusi untuk menanyakan kesanggupan 
pasien membayar seluruh biaya. Sedangkan untuk peserta asuransi saja masih 
seringkali bermasalah, karena perusahaan asuransi tidak mau menanggungnya. 
Solusinya sebenarnya ada dan mudah ( kalau ada niat baik ).

4. Untuk sementara ini memang usia mereka yang berduit tampaknya bisa lebih 
panjang daripada mereka yang tidak berduit ( walaupun kita tahu Tuhan yang 
mengatur segalanya ). Tetapi seringkali ketidakadilan di dunia ini kami 
saksikan di depan mata sendiri dan... akhirnya hanya air mata dan ucapan doa 
selamat jalan yang dapat kami sampaikan.
Bayangkan !  Bapak-Ibu-Anak naik motor dan tabrakan.Penabrak kabur. Sang Bapak 
di CT Scan 
ternyata retak tulang kepala dan perdarahan hebat di otak. Tindakan yg harus 
dilakukan adalah operasi mengeluarkan darah. Tetapi begitu mengetahui biaya 
yang harus dikeluarkan keluarga minta pindah ke RS pemerintah. Dan akhirnya apa 
?  yah... di sana juga tidak di operasi dan akhirnya... meninggal.

5. Ini sebenarnya yang sedang kami prakarsai dan siapkan. Tetapi kemungkinan 
besar akan mendapat tentangan dari seluruh pihak ( terutama RS swasta ).
Jadi bukan hanya alat CT Scan saja, tetapi akan kami dirikan sebuah Rumah Sakit 
Full Swasta dengan kelas super A+ ( jadi mulai dari arsitektur-interior seperti 
hotel bintang 7 dan peralatan selengkap-lengkapnya tidak seperti RS swasta yang 
sudah ada selama ini ). RS Swasta yang ada selama ini sebenarnya tidak ada yang 
lengkap, coba saja teliti satu persatu pasti masih banyak peralatan ataupun 
fasilitas layanan yang tidak mereka kerjakan karena tidak menguntungkan. Yang 
mereka sediakan rata-rata, hanya yang mengembalikan investasi secara cepat dan 
memberikan keuntungan !.
Bila anda masuk ke RS khusus ini tidak akan ditanyakan uang jaminan , punya 
biaya atau tidak dahulu, tetapi yang penting anda akan kami layani sebagai tamu 
yang benar-benar membutuhkan pelayanan medis yang baik. Dokter umum/ spesialis/ 
superspesialis seluruh bidang siap melayani anda 24 jam.
Tersedia helicopter untuk pelayanan antar jemput pasien yang super darurat/ 
antar jemput dokter ataupun bantuan pada bencana.
Dan... bagaimana biayanya ? kami hanya menarik maksimal 1/2 dari tarif yang ada 
selama ini. Hal ini mungkin akan segera terwujud bila ada Founder yang mau 
meminjamkan uangnya Rp 3 triliun kepada kami dan akan segera dikembalikan utuh 
dalam 3-5 tahun.  Jadi bisnis kesehatan tidaklah selalu harus menyengsarakan 
rakyat.
Mungkin sudah waktunya kita berbuat sesuatu, karena waktu kita di dunia fana 
ini juga hanya sementara.

Salam damai selalu, mudah-mudahan seluruh raktyat kita diberikan kesehatan dan 
kekuatan yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Salam.


"Eko. S" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:                               selamat pagi..
 
 kepada semua rekan milis, ada beberapa pertanyaan yang saya ajukan.
 kami mohon penjelasan dari para rekan dan para dokter yang mengetahui hal
 foto CT Scan tersebut, pertanyaan kami yaitu:
 
 1. mengapa biaya foto CT Scan begitu sangat mahal.
 2. apa istimewanya sehingga begitu mahal.
 3. banyak rakyat miskin yang tidak kuat untuk membayar tarif foto CT Scan
 meskipun foto CT Scan tersebut sangat dibutuhkan buat mereka (biasanya
 pasien ditawari terlebih dahulu oleh petugas rumah sakit untuk fasilitas
 foto CT Scan tersebut,tapi setelah mengetahui tarifnya, mereka menolak
 karena biayanya sangat mahal) sehingga penangananya tidak bisa maksimal
 dan akhirnya berakibat fatal.
 4. apakah hanya mereka yang berduit saja yang mendapat fasilitas pelayanan
 lengkap dan baik/bagus.....sehingga nyawa mereka bisa cepat tertolong..??
 4. apakah ada alat foto CT Scan yang khusus untuk rakyat miskin (kami
 sangat membutuhkan).....kapan..??
 
 demikian pertanyaan ini saya ajukan, karena kami, kita dan semua rakyat
 membutuhkan pelayanan medis yang sama (tidak melihat suku, ras dan sosial
 ekonomi tertentu) mengingat hal ini menyangkut kemanusiaan dan nyawa
 seseorang dan bukan bisnis semata.
 
 terimakasih,
  eko piko
 
 
     
                               

 Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke