Kupikir, kita tidak perlu berlebihan berpikir ekstrim atau menduga
dengan pendekatan semacam itu. 

Jika semua hal dicurigai semacam itu, ambil sisi positifnya. Tarohlah,
dari 10 orang yang diberi beasiswa S2/S3 dari MNC 9 kembali menjadi
agen, masih ada satu yang berpikir baik. Dari sini, bisa mulai
dikembangkan, walau perlahan untuk melakukan diaspora pemahaman dan
kemampuan. Sebab, jika tidak, maka selamanya tidak akan maju.

Apakah sedemikian buruk wajah bangsa Indonesia??? 

Dengan pendekatan "falsifikasi Popper", bukankah tidak mungkin
mengatakan bahwa keadaan bangsa Indonesia sudah sedemikian buruk, hanya
karena praduga dan asumsi saja?

Dengan cara yang sama, apakah orang yang menerima beasiswa dari
pemerintah Indonesia, terjamin atau benar-benar dijamin, bahwa mereka
akan kembali ke Indonesia? Dan kemudian akan menjadi seperti yang
dibayangkan? Apalagi situasi dan kondisi Indonesia tidak memungkinkan
bagi mereka untuk bekerja dan bekerja secara baik?

Saya pikir, dengan tidak mengurangi rasa hormat atas semua tanggapan
ini, kembali ke niatan semula, bahwa pertanyaan tentang berapa jumlah
doktor yang ada di Indonesia, adalah untuk melihat sejauh mana kita
hidup berbangsa dan bernegara dengan baik selama 60 tahun merdeka,
apakah sudah terwujud dalam keseharian hidup kita, khususnya akses
terhadap pendidikan yang merupakan bagian dari tujuan kita berbangsa dan
bernegara yaitu mencerdaskan bangsa.

"China sudah mengorbitkan astronot dan pesawatnya ke Bulan."
Kita tersentak bahwa persenjataan TNI banyak yg kadaluarsa, saat ada
manuver Kapal perang As di sekitar perairan Bawean dan saat ada kasus
Ambalat"....

Bukankah kemajuan negara itu semua produk dari pendidikan...?

Maimun

-----Original Message-----
From: A Nizami [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, August 16, 2005 5:43 PM
To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
Subject: RE: [ekonomi-nasional] OOT: Berapa jumlah doktor di Indonesia
setelah 60 tahun merdeka..???

Sebagai tambahan, jika beasiswa S2/S3 itu yang menyediakan negara
Indonesia,
insya Allah mereka bekerja demi kepentingan Indonesia.

Tapi jika beasiswa tersebut disediakan oleh Lembaga Asing, ada
kemungkinan
bahwa intelektual ini akan kembali sebagai agen untuk kepentingan asing
di
Indonesia. Sebagai contoh, untuk pengelolaan migas misalnya, intelektual
ini
akan menyarankan agar pengelolaan itu diberikan ke MNC dari negara
donatur
mereka.

> -----Original Message-----
> From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Sulistiono
> Kertawacana
> Sent: 16 Agustus 2005 17:15
> To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com
> Subject: Re: [ekonomi-nasional] OOT: Berapa jumlah doktor di Indonesia
> setelah 60 tahun merdeka..???
> Importance: High
>
>
> Doktor itu mestinya bukan karena keinginan priabdis
> emata..biasanya Uni2 besar di LN menawarkan program doktoral
> untuk suatu project yang bagi negara memang dibutuhkan..sehingga
> dalam rangka menyaipkan kebijakan amsa depan suatu negara/lembaga
> dengan didasarkan hasil riset..bukan seperti kecenderungan
> sekarang di Idnoensia..doktor lebih cendrung menjalankan misi
pribadi...
> Best regards,
> Sulistiono Kertawacana
>



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
<font face=arial size=-1><a 
href="http://us.ard.yahoo.com/SIG=12h65qula/M=362131.6882500.7825259.1493532/D=groups/S=1705001222:TM/Y=YAHOO/EXP=1124198674/A=2889190/R=0/SIG=10r90krvo/*http://www.thebeehive.org
">Put more honey in your pocket. (money matters made easy) Welcome to the Sweet 
Life - brought to you by One Economy</a>.</font>
--------------------------------------------------------------------~-> 

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke