http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/03/23/brk,20060323-75437,id.html



Kalla : Industri Baja Jangan Mengeluh
Kamis, 23 Maret 2006 | 13:49 WIB 



TEMPO Interaktif, Jakarta:Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta industri baja 
jangan terus mengeluhkan kesulitan berusaha di Indonesia. 

"Industri ini butuh kejelian," katanya saat membuka seminar Peluang dan Tantang 
Industri Baja di Jakarta, kemarin. "Tak sepatutnya mengeluh dan minta 
fasilitas."

Kalla tahu industri baja memang sedang terpuruk. Kualitasnya kalah jauh 
dibanding India dan Cina. Penyebabnya tak lain karena salah urus dan salah 
tempat. PT Krakatau Steel ada di Cilegon, Banten, padahal batu bara dan bijih 
besi ada di Sumatera dan Kalimantan. 

"Kita ini memang lucu," katanya. Cina mengekspor bajanya ke Indonesia dari 
bijih besi yang dikirim dari Indonesia. Pabrik baja Cina beroperasi karena 
pasokan gas alam juga dari Indonesia. Harga baja dari sana jauh lebih murah 
dari harga dalam negeri. "Stop kelucuan ini," seru Kalla. 

Agar pabrik baja efesien, kata Kalla, industrinya harus dekat dengan bahan baku 
agar tak makan ongkos banyak. PT Krakatau masih memakai bahan bakar minyak dan 
bijih besi diimpor dari Brazil. "Saya sudah tolak usulan perluasan pabrik di 
Cilegon," katanya. 

Ke depan, kata dia, pabrik baja harus dibuat di Kalimantan dan Sumatera 
Selatan. Daerah ini selain memiliki bijih besi juga sumber gas dan batu bara 
yang murah. 

Baja makin dibutuhkan oleh Indonesia. Kebutuhan dalam negeri dipasok dari impor 
sebanyak 400 juta ton setahun. Produksi baja dalam negeri sendiri kian merosot 
kualitasnya. 

Atas permintaan Kalla itu, Menteri Perindustrian Fahmi Idris bakal 
meneruskannya dengan mengkaji kemungkinan membuat pabrik di Kalimantan dan 
Sumatera. Bijih besi juga akan dikaji penjualanya ke luar negeri. "Akan 
bertahap karena kalau sekaligus bisa menggangu perdagangan internasional," 
katanya. 

Jika pabrik sudah siap, pemerintah akan memberlakukan kebijakan atas ekspor 
bijih besi. Sejauh ini bijih besi diperlakukan mirip batubara yang tak terkena 
pajak ekspor. Dari Kalimantan saja bijih besi diekspor sebanyak 1 juta ton per 
tahun. 

Menurut Fahmi industri baja dalam negeri akan dimaksimalkan memakai bahan 
bakunya sendiri. Kebijakan bijih besi akan seperti gas dengan menekan ekspor 
dan memetakan kebutuhan pabrik di dalam negeri. 

Direktur Utama PT Krakatau Daenulhay dalam sambutannya sebelum Kalla meminta 
pemerintah mengalokasikan gas untuk industri baja. Industri ini butuh 500 ribu 
mmscf per tahun. Pasokannya kini sudah berkurang separuhnya. "Jika terus begini 
utilitas sudah turun 53 persen," katanya. l BAGJA HIDAYAT 


[Non-text portions of this message have been removed]



Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke