Tak perlulah boikot terlampau banyak orang cari makan disana , sementara
negara sendiri tak perduli dengan rakyatnya. Melayu malaysia sama saja
dengan pribumi disini, mereka tertekan secara ekonomi oleh Cina dan India,
yang mereka kembangkan hanya kekuata politiksaja. Dalam rencana menambah
jumlah penduduknya menjadi 50 jt, melayu malaysia sebenarnya berharap dapat
memutihkan status wn pekerja Indonesia, tapi Cina malaysia menghalangi
rencana tersebut..terjadi kesulitan yg besar untuk menggoalkan indonesia
yang muslim menjadi Wn malaysia, ketepatan deputy negara bidang imigrasi
dipegang oleh Cina Malaysia. Kalau rak yat Indonesia mau perang yang memang
Muslim, sebaiknya menumpas Cina disana atau Singapore, karenakan mereka
pendatang. Masa juga Muslim sama Muslim harus babunuh, sama2 masuk
nerakalah. jadi harus dikembangkan Jihad melawan Kafirun malaysia dan
singapore, mungkin melayu malaysia akan mendukung

On 8/31/07, irwank <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
>   - Minta maaf diam" via telepon..
> - Penyesalan yang mendalam.. silahkan diartikan sebagai minta maaf..
> - Pembatalan ceramah di Kedubes msia..
> - Masih ada pejabat negara yang MAU menghadiri ultah msia..
> - Perlukah boikot produk msia (sebagai tekanan)?
>
> Ada komentar lain? :-p
>
> Wassalam,
>
> Irwan.K
> *
> *[image: logo SUARA MERDEKA] [image: Line] Jumat, 31 Agustus 2007
> NASIONAL [image:
> Line] Malaysia Minta Maaf
>
> - Semalam Pak Lah Telepon SBY
>
> *SEGEL KEDUBES:* Dua orang pengunjuk rasa menyegel Kedutaan Besar
> (Kedubes)
> Malaysia di Jakarta, dengan cara "menggembok" pagar, Kamis (30/8). Aksi
> yang
> diikuti oleh puluhan mahasiswa tersebut menuntut permintaan maaf
> pemerintah
> Malaysia serta penyelesaian secara hukum atas insiden pemukulan wasit
> karate
> Indonesia Donald Luther Kolopita oleh polisi Diraja Malaysia. (57)
>
> *JAKARTA-* Malaysia akhirnya meminta maaf kepada Indonesia atas pemukulan
> terhadap Ketua Wasit Karateka Indonesia Donald Luther Kolopita oleh empat
> polisi Malaysia. Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi (Pak Lah)
> semalam telah menelepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk meminta
> maaf
> terkait pemukulan Donald Kolopita. SBY pun meminta semua pihak tenang.
> "SBY
> mengimbau kepada semua pihak agar tetap bersikap tenang dalam menanggapi
> masalah ini," kata Jubir Kepresidenan Dino Patti Djalal.
>
> Hal itu disampaikan Dino dalam jumpa pers di Istana Tampak Siring, Bali,
> semalam. Menurut Dino, SBY sangat menghargai langkah-langkah yang telah
> diambil Malaysia. "Presiden SBY menghargai upaya serta niat baik PM
> Malaysia
> untuk menghubungi beliau. Hal itu menunjukkan sikap arif beliau," tandas
> Dino.
>
> Menurut Dino, kedua pemimpin telah sepakat persoalan yang mengakibatkan
> Donald terluka parah itu diselesaikan melalui jalur hukum. SBY dan Badawi
> juga berharap kejadian tersebut tidak merusak hubungan baik antara
> Malaysia
> dan Indonesia yang telah lama terjalin.
>
> "SBY menghargai langkah-langkah hukum dan disipliner Pemerintah Malaysia,"
> ujarnya.
>
> *Cuma Penyesalan*
>
> Sebelumnya, Dubes Malaysia untuk Indonesia, Dato Zainal Abidin Zain,
> mendadak menemui Ketua DPR Agung Laksono. Dalam pertemuan yang dilakukan
> di
> ruang kerjanya, Agung bersama tiga orang anggota Komisi I DPR Yusron Ihza
> Mahendra, Arif Mudatsir, dan Abdillah Toha.
>
> Seusai pertemuan, Dato Zainal meminta kepada pers untuk menyampaikan
> ucapan
> *deeply regret* yang dikatakan Menlu Malaysia Syed Hamid Albar ketika
> bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Itu terkait insiden pemukulan .
>
> "Hari ini saya mengharapkan agar pers akan mengumumkan mengenai *deeply
> regret* atas insiden tersebut. Pers dapat membuat interpretasi sendiri
> mengenai kalimat *deeply regret* tersebut," katanya di Gedung DPR Jakarta
> dalam bahasa Melayu dan Inggris.
>
> Dia menjelaskan penyebab insiden tersebut. Kejadian pemukulan ini terjadi
> di
> daerah dekat Kuala Lumpur, di mana di tempat tersebut ada peningkatan
> aktivitas kejahatan.
>
> "Karena adanya Kejuaraan Karate, maka ada peningkatan pengawasan oleh
> anggota kepolisian Diraja Malaysia. Mereka (polisi Malaysia-red)
> menggunakan
> kendaraan polisi yang tidak berlogo, serta petugas-petugas kepolisian
> Malaysia yang tidak menggunakan seragam. Namun sangat disayangkan,
> akibatnya
> terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan," katanya.
>
> Menurutnya, ada dua perkataan yang mungkin sama atau berbeda sedikit.
> "Kalau
> di Malaysia kita gunakan, kita sangat kesal atas kejadian itu. Tetapi,
> saya
> diberitahu juga kalau di Indonesia kesal itu bukan pernyataan tepat,
> tetapi
> menggunakan kata sesal sangat atas kejadian itu. Jadi saya rasa kalau
> boleh
> diintepretasi itu bentuk pernyataan permintaan maaf, silakan. Bahasalah
> itu
> yang diharapkan. Karena itu, perlu dimaklumkan, kepada bapak-bapak apa
> yang
> kita maklumkan pada dua-tiga hari yang lalu," terangnya.
>
> Selain itu Dato Zainal juga menjanjikan bahwa pemeriksaan atas kasus ini
> akan dilaksanakan secara transparan dan pihak Indonesia dapat memantau
> secara terus menerus tentang apa yang terjadi terhadap kasus ini.
>
> *Tak Sesuai Harapan*
>
> Ketua DPR Agung Laksono menjelaskan, kunjungan Dubes Malaysia itu
> sehubungan
> dengan peristiwa yang menimbulkan ketegangan dan situasi Indonesia dan
> Malaysia.
>
> Agung menilai, yang disampaikan Dubes Malaysia merupakan hal yang positif,
> meski tidak sepenuhnya sesuai harapan. Tetapi, sebetulnya ada yang perlu
> dikemukakan kepada publik yang tidak sempat terpublikasi dengan baik yaitu
> ada penyesalan mendalam atau *deeply regret*.
>
> "Saya rasa ungkapan ini dalam dunia diplomatik yang cukup mendalam bahwa
> ada
> penyesalan mendalam, bisa diartikan di dalamnya ada permintaan maaf. Sikap
> ini kami padang sebagai langkah yang memiliki niat baik dari Malaysia,
> apalagi ditindaklanjuti proses hukum.''
>
> Tetapi, pengungkapan kalimat *deeply regret* itu bagi bangsa Indonesia
> belum
> mencerminkan sebuah permintaan maaf. "Seharusnya Dubes Malaysia secara
> tegas
> meminta maaf, jadi *deeply regret* itu belum cukup, karena kata maaf
> adalah
> kata-kata yang bisa diterima oleh masyarakat dan dikehendaki oleh
> masyarakat. Tetapi hal itu sudah menunjukkan suatu perkembangan bahwa
> Malaysia tidak ingin terjadi sesuatu yang akan semakin memburuk,"
> tegasnya.
>
> "DPR RI telah menerima aspirasi dari masyarakat baik tertulis maupun
> datang
> langsung ke DPR RI. Intinya tidak bisa menerima perlakuan yang telah
> terjadi, yaitu pemukulan terhadap Donald Kolopita yang datang ke Malaysia
> justru atas undangan dari Pemerintah Malaysia," terangnya.
>
> *Akumulasi*
>
> Kejadian ini, menurut dia, merupakan puncak atau akumulasi dari berbagai
> peristiwa yang terjadi, yang menyangkut warga Indonesia yang ada di
> Malaysia, baik sebagai TKI maupun sebagai turis.
>
> Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Indonesia tidak bisa menerima.
> Ditambah lagi dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Malaysia, Syed Hamid
> Albar, ketika berkunjung ke Indonesia menemui Presiden Susilo Bambang
> Yudhoyono, yang di media massa disebutkan, tidak mau minta maaf karena
> masalahnya sudah ditangani secara hukum. Hal ini tambah menyulut rasa
> emosi
> masyarakat.
>
> Sesungguhnya apa yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Malaysia,
> kurang
> terpublikasi, bahwa ada kata-kata *deeply regret* yaitu semacam
> penyesalan.
>
> Alangkah baiknya jika hal ini disampaikan oleh Dubes Malaysia sendiri,
> sehingga dapat turut membuat iklim yang lebih kondusif, mengingat
> peristiwa
> ini merupakan puncak dari peristiwa-peristiwa sebelumnya termasuk ada
> dugaan
> pelanggaran HAM terhadap TKI di Malaysia.
>
> Namun ada keinginan dari kedua belah pihak, Malaysia dan Indonesia, untuk
> memperbaiki hal tersebut, mengingat jumlah TKI resmi yang ada di Malaysia
> sekitar 1,2 juta orang, dan ada sekitar 800 ribu TKI yang tidak memiliki
> dokumen, sehingga harus ada penanganan yang sebaik-baiknya.
>
> Dikatakan, pada saat DPR RI berkunjung ke Kuala Lumpur beberapa waktu yang
> lalu, ketika menghadiri sidang Inter Parliamentary Assembly, ketua
> parlemen
> menyampaikan tentang usulan resolusi Indonesia.
>
> Terutama yang berkaitan dengan *migrant worker* yang memerlukan perhatian,
> seperti perlunya mengubah penerapan hukum yang tidak diskriminatif,
> mengenai
> pengumpulan paspor dan tidak adanya ID card sehingga para TKI tersebut
> sering ditangkap.
>
> Selain itu ada juga penangkapan yang dilakukan oleh Polisi Malaysia kepada
> TKI legal. Hal ini telah disampaikan, dan diharapkan ada
> perbaikan-perbaikan
> ke depan, dan hal tersebut mendapatkan tanggapan yang positif, dalam
> rangka
> menjaga hubungan baik antara kedua negara.
>
> Anggota Komisi I Abdillah Toha juga mengatakan kedatangan Dubes Malaysia
> ke
> DPR sudah menunjukkan iktikad baik untuk menjaga hubungan harmonis kedua
> negara. Walaupun demikian, politikus dari Fraksi PAN ini tetap
> menyayangkan
> kejadian pemukulan tersebut.
>
> "Kejadian yang menimpa Donald kemungkinan merupakan salah satu dari sekian
> banyak kasus yang mungkin tidak terungkapkan. Sangat disayangkan hal ini
> bisa terjadi pada saat negara-negara ASEAN sedang mulai menyatukan diri,
> untuk menciptakan komunitas ASEAN yang akan ditandatangani pada bulan
> Nopember 2007 nanti, oleh pimpinan seluruh negara ASEAN," tandasnya.
>
> *Batalkan Ceramah*
>
> Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Dr Din Syamsuddin memutuskan untuk
> membatalkan kesediaan berceramah di Kedubes Malaysia. Semula Din diundang
> memberi pencerahan kepada masyarakat Malaysia di Kedubes Malaysia di
> Jakarta
> dalam rangka Isra Mi'raj dan HUT Kemerdekaan Malaysia, semalam.
>
> Menurut Din, pembatalan tersebut terkait sikap Pemerintah Malaysia
> menyusul
> penganiayaan atas wasit karate Indonesia.
>
> Sikap Pemerintah Malaysia seperti ditunjukkan oleh Menlu dan Kepala Polisi
> Diraja Malaysia, menurut Din, terkesan kurang bersahabat dari dua negara
> serumpun yang bertetangga dekat.
>
> "Terlepas dari sebab musabab dari peristiwa penganiayaan tersebut dan
> proses
> hukum yang sedang berlangsung, adalah arif bagi Pemerintah Malaysia untuk
> sekadar menyesalkan peristiwa atau meminta maaf sesuai budaya Melayu dan
> tradisi Muslim. Tapi itu tidak terjadi ketika Menlu dan Kepala Polisi
> Malaysia bertemu Presiden SBY," katanya.
>
> Menurutnya, sikap tersebut akan menambah sentimen di sebagian masyarakat
> Indonesia terhadap Malaysia yang dianggap mulai sombong dan memandang
> rendah
> Indonesia, mentang-mentang mengalami kemajuan ekonomi.
>
> Di lain pihak, rencana kepergian Wapres Jusuf Kalla untuk menghadiri HUT
> Malaysia mendapat kecaman keras dari sejumlah wakil rakyat. JK dinilai
> tidak
> peka terhadap aspirasi rakyat. Sejumlah wakil rakyat meminta agar
> kepergian
> JK ke Malaysia dibatalkan.
>
> "Itu akan menyakiti rakyat. Seharusnya pemimpin bisa memahami hati rakyat,
> jangan untuk kepentingan sendiri saja," kata anggota Komisi I DPR dari
> FKB,
> Suharno PA.
>
> Anggota DPR dari FPG Yudhy Chrisnandi mengungkapkan hal yang sama.
> Menurutnya, seluruh pejabat negara termasuk presiden dan wapres seharusnya
> memahami keberatan masyarakat. Oleh karena itu tidak perlu menghadiri
> undangan baik ke Malaysia ataupun ke Kedubes.
>
> Anggota DPR dari FPAN Alvin Lie mengajak masyarakat untuk memboikot
> produk-produk Malaysia. "Ini masalah harga diri bangsa. Jadi, mari kita
> boikot produk Malaysia, seperti AirAsia, Malaysian Airline, Petronas, dan
> Astro, dan lain-lain," katanya.
>
> Dia juga meminta agar media massa menghentikan siaran iklan produk-produk
> Malaysia. "Termasuk jangan memutar lagu Malaysia," tandasnya.
>
> Menko Polhukam Widodo AS menganggap wajar adanya sejumlah aksi unjuk rasa
> yang dilakukan masyarakat dan ormas-ormas tersebut. "Terjadinya berbagai
> unjuk rasa yang masih terus berkembang sampai sekarang merupakan suatu
> kewajaran reaksi,'' ujarnya.(J22,J21, F4,G14,dtc-60)
>
> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>  
>



-- 
OK TAUFIK


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke