<http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=10038136/grpspId=1705043695/ msgId=10549/stime=1211438615/nc1=3848643/nc2=5170408/nc3=4763762> _,_._,___ Penemu Blue Energy, Dikabarkan Diculik
NGANJUK- Joko Suprapto, warga asal Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso yang disebut-sebut sebagai penemu blue energy, bahan bakar dari air, menghilang. Dalam dua minggu terakhir, lelaki yang akrab disapa Joko Jodhipati (nama stasiun radionya, Red) itu tidak berada di rumahnya. Berbagai spekulasi pun berkembang. Salah satunya menyebut, dia diculik oleh kelompok tertentu. Hingga kemarin, keberadannya tak jelas. Ponselnya juga tidak bisa dihubungi. "Dia sekarang sedang dicari-cari," ungkap salah satu teman dekat Joko kepada Radar Kediri. Diungkapkan sumber tersebut, sepekan lalu, para pejabat kepolisian dan TNI sempat berkumpul di Nganjuk untuk mencari keberadaan Joko. Orang-orang dekatnya dimintai keterangan. Termasuk dirinya. Mereka menanyakan keberadaan alumnus teknik elektro Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja tersebut. "Dia memang sedang dicari SBY (Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Red)," katanya. Ini terkait dengan penelitian yang dilakukan ayah tiga putra tersebut. Khususnya tentang blue energy yang bisa menjadi bahan bakar alternatif murah. Sebab, rencananya, hari ini, bahan bakar tersebut akan diluncurkan ke masyarakat sehingga bisa segera dimanfaatkan. "Tetapi, ternyata sejak dua minggu lalu tidak ada kabar lagi," tutur sumber yang mewanti-wanti agar namanya tidak dikorankan tersebut. Seperti diberitakan, teknologi temuan Joko sudah dipamerkan dalam ajang United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) Desember 2007 di Bali. Teknologi ini sebenarnya berpusat pada penyediaan listrik yang murah untuk memproses air sebagai bahan bakar. Yakni, untuk memecah molekul air menjadi H (+) dan O2 (-). Sehingga, bisa dijadikan bahan bakar alternatif pengganti solar, bensin, avtur, maupun minyak tanah. Bahan bakar yang sudah diberi nama blue energy itu diproduksi di Cikeas, Bogor. Keunggulannya, rendah emisi dan irit. Juga murah karena hanya berharga Rp 3 ribu per liter. Presiden SBY sendiri yang memperkenalkannya. Dalam perjalanan ke Bali, rombongan yang berangkat dari Cikeas juga sempat mampir di Nganjuk untuk menemui Joko. Informasi yang diperoleh Radar Kediri, sejak Joko menghilang, aparat intelijen juga dikerahkan untuk mencarinya. Termasuk ke rumahnya di Desa Ngadiboyo. "Tiap hari ditanyai intel-intel polisi berpakaian preman," ungkap penjaga rumah Joko yang tak mau disebutkan namanya. Namun, dia tak mengetahui. Sebab, tidak biasanya sang majikan meninggalkan rumah dalam waktu lama. Wartawan koran ini juga melihat empat petugas kepolisian berpakaian preman yang berjaga-jaga di rumah Joko yang menjadi satu dengan stasiun radio miliknya. Mereka berasal dari polsek. Winda Mirah, istri Joko, bahkan mengaku sempat didatangi kapolres dan kapolwil yang menanyakan keberadaan sang suami. "Semua tanya-tanya tentang bapak," katanya kepada Radar Kediri. Meski demikian, dia tetap berusaha tenang. Bahkan, saat ditemui di rumahnya, Winda tampak sibuk mempersiapkan pertunjukan wayang kulit dua anaknya. Mohamad Trimulyo dan Oky Irfan Cara. "Bapak memang tidak pamitan sama saya, tetapi sudah (pamit) anak-anaknya," tuturnya. Wanita berambut lurus ini menjelaskan, sikap Joko yang tidak pamit kepadanya terkait dengan penyakit jantung yang dideritanya. "Bapak tidak ingin saya sakit," terangnya. Winda sendiri baru mengetahui dari penuturan anaknya. Kepada sang anak, Joko pamit pergi dua minggu sejak 3 Mei lalu. Joko juga berpesan kalau keluarga tidak akan bisa menghubungi karena ponselnya dimatikan. Inilah yang membuatnya stres. Sebab, dia sendiri yang mengantarkan suaminya hingga Bandara Juanda Surabaya tidak dipesani apa-apa. Joko hanya mengatakan pergi ke Jakarta. Dan, bagi Winda, hal itu sudah biasa. Sebab, Joko tak pernah berhari-hari pergi. "Kalau pergi pagi, malam sudah pulang, tidak pernah lebih sehari meninggalkan saya," tutur Winda. Winda sendiri mengaku berusaha tenang. Dia masih menunggu sampai batas waktu yang diberikan suaminya, 20 Mei, hari ini. "Kalau ternyata sampai tanggal 20 tidak pulang, saya baru ambil tindakan," tandasnya tanpa menyebut tindakan yang dimaksud. "Kadang kalau mikir, saya stres Mbak," lanjutnya. Dia hanya berkeyakinan, sikap suaminya yang menyimpan rahasia justru dimaksudkan untuk menjaga keselamatan keluarga. Sebab, saat ini, harga BBM terus melonjak tinggi dan mulai langka. Lalu, bagaimana dengan isu yang menyebut bahwa suaminya melakukan tindak pidana? Winda tak yakin atas hal tersebut. Dia menganggapnya sebagai isu yang diembuskan dari pesaing bisnis suaminya. Sementara itu, Joko hingga kemarin belum bisa dihubungi. Berkali-kali wartawan koran ini mengontak, nomor ponselnya tetap tidak aktif. Kapolwil Kediri Kombes Pol Sukamto Hadi yang dikonfirmasi tentang hal ini juga membantah pernah ke rumah Joko untuk menelisik keberadaannya. "Saya tidak tahu," ujarnya melalui ponsel, kemarin. Dia juga mengaku tidak tahu menahu terhadap kasus menghilangnya Joko. Termasuk soal isu yang menyebut bahwa yang bersangkutan diculik oleh kelompok tertentu. (dea/ut/hid) [Non-text portions of this message have been removed]