Meski agak terlambat, tapi mungkin masih menarik... Wawancara Rakyat Merdeka dengan DR Rizal Ramli, Indonesia Bangkit
Tuesday, July 8, 2008 5:01 PM From: "Fariman Whk" <[EMAIL PROTECTED]> Add sender to Contacts<http://us.lrd.yahoo.com/_ylt=AiNj2yO1J.cpBhtBwcNGIv5jk70X/SIG=1fd5qqqag/**http%3A/address.mail.yahoo.com/yab%3Fv=YM%26A=m%26simp=1%26e=farimanwhk%2540yahoo.com%26fn=Fariman%26ln=Whk%26.done=http%253A%252F%252Fus.mc541.mail.yahoo.com%252Fmc%252Fshowletter%253Fmid%253D1_10791_1_122106_0_APQlvs4AAFVUSHPVvA5cKyZvIdE%2526fid%253D%25252540S%25252540Search%2526prevMid%253D1_9278_1_120356_0_APQlvs4AAIfwSHPYmAkevx9Q5wE%2526nextMid%253D1_12312_1_130170_0_APAlvs4AAF3xSG%25252BcDA5Zm0De3Jw%2526search%253D1%2526extraargs%253D%252526.rand%25253D524799707%252526da%25253D0> To: [EMAIL PROTECTED], "Gulf Alumni" < [EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], "geologist GAEK" [EMAIL PROTECTED] * * *INTERVENSI POLITIK,* *BUKAN SOAL PROFFESIONALISME ATAU ETIKA:* *Interview dgn DR. Rizal Ramli* Rakyat Merdeka mewancarai DR. Rizal Ramli yang dipecat sebagai Komisaris Utama PT Semen Gresik Grup (SGG) pada hari Sabtu lalu dirumahnya yang hijau dan asri di kawasan Kemang. Tetap ceria, tegar dan optimis, mantan Menko dan Menkeu tsb. menjawab berbagai pertanyaan dengan tegas dan runtun. *RM: Bagaimana perasaan anda ketika dicopot dari jabatan Komisaris Utama PT Semen Gresik Grup (SGG) ?* RR: Biasa2 saja. Ada sedikit rasa bangga bahwa setelah 2 tahun menjadi Komisaris Utama, kinerja SGG belum pernah sebaik ini dalam sejarahnya. Sudah tentu itu hasil kerja tim Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan SGG. Sebelum kami masuk, investor selalu menilai SGG dengan *discount*, apa yang disebut sebagai *BUMN discount* karena BUMN dinilai identik dengan ineffisiensi dan *governance* yang payah. Dalam waktu kurang 2 tahun, penilaian itu berubah drastis, SGG dinilai dengan premium sehingga valuasi per ton kapasitas SGG jauh lebih tinggi dari pesaing2nya. Padahal 2 pesaing terbesar adalah milik asing. Dengan kerja keras dan teamwork, kami menunjukkan bahwa BUMN bisa unggul, bisa mengalahkan 2 perusahaan semen asing milik multinasional. Itu kebanggaan tersendiri. Apalagi setelah dilakukan *rating* oleh Moody, ternyata *rating* SGG dua tingkat (*notches*) diatas *sovereign rating*Republik Indonesia sehingga beban pembiayaan SGG akan jauh lebih murah. *RM: Kok aneh dengan kinerja sebaik itu pemerintah malah mencopot anda dari Komisaris Utama PT SGG ? Apa alasannya ?* RR: Dari sisi kinerja dan professionalisme, tidak ada alasan pemecatan itu. Wakil pemerintah dan pemegang saham swasta terbesar bahkan memuji-muji kinerja kami pada saat RUPLB tanggal 27 Juni yang lalu. Memang beberapa hari sebelumnya, kami menerima surat dari Mentri BUMN bahwa pemecatan itu dilakukan karena kami dinilai "tidak sesuai dengan etika sebagai Komisaris Utama". Penilaian soal etika dalam surat tsb. hanya kamuflase dari intervensi politik karena pemerintah SBY memang gerah dan panik karena berbagai pendapat dan penilaian kami tentang kemorosotan ekonomi nasional dan kehidupan mayoritas rakyat yang semakin sulit sejak SBY berkuasa. Jadi tidak ada hubungannya dengan etika. Hanya pemerintah tidak tahan dengan berbagai kritik kami terhadap kebijakan ekonomi neoliberal yang dianut oleh pemerintah SBY, yang *semakin menyengsarakan rakyat* dan *semakin meningkatkan cengkraman neokolonialisme dalam perekonomian nasional.* *RM: Tapi kan tidak etis Komisaris Utama mengeritik kebijakan pemerintah ?* RR: Kami justru menilai bahwa Mentri BUMN telah bermain politik dan tidak professional. Etika Komisaris dan Direksi adalah meningkatkan laba usaha dan kinerja BUMN serta meningkatkan *good governance* & transparansi didalam bisnis dan manajemen. Itulah etika yang sesungguhnya karena *BUMN itu adalah milik negara*, *bukan milik pejabat, bukan milik Menteri yang sedang berkuasa*. Dari segi itu, belum pernah keuntungan bersih SGG lebih dari 27%, EBITDA 30%, sehingga pajak dan dividen yang dibayar SGG kepada pemerintah belum pernah setinggi itu. Dan yang lebih penting lagi sebagai professional dan intelektual, justru sangat tidak etis jika tidak memberitahukan kepada rakyat bahwa ada cara lain untuk menyelamatkan anggaran tanpa harus menaikkan BBM, dan bahwa kebijakan ekonomi *neoliberal* telah gagal membawa kebangkitan dan kesejahteraan untuk mayoritas bangsa kita. Itulah etika yang lebih penting, bukan retorika etika yang hanya sekedar untuk mempertahankan kekuasaan dan status quo. *RM: Apa sih yang dilakukan sehingga kinerja SGG sangat baik selama 2 tahun terakhir ?* RR: Dengan dukungan direksi dan karyawan, kami telah menurunkan biaya produksi semen per ton, mendorong sinergi agar tidak lagi terjadi perang pasar maupun harga antara PT Semen Gresik, Padang dan Tonasa sehingga kita betul-betul menjadi satu perusahaan dengan tiga * brands. Marketing *dan kebijakan harga yang kompetitif.* * Selain itu, kami juga mendorong agar penggunaan kapasitas meningkat dari biasanya hanya 250 hari per tahun menjadi 300 hari per tahun. Kami juga mendorong agar aktifitas korporasi memenuhi azas tranparansi dan *good governance*. Dan sebagai langkah terakhir karena kinerja dan keuntungannya tinggi, Dewan Komisaris mengusulkan supaya remunerasi Manajemen dan Karyawan Semen Gresik setara dengan rata-rata 20 perusahan terbesar di Indonesia *RM: Berbagai langkah itu kan bisa jadi contoh bagaimana memperbaiki kinerja BUMN, apalagi hanya 25 dari 180an BUMN yang untung ?* RR: Berbagai langkah-langkah itu adalah contoh bagaimana mengubah kinerja BUMN dari biasa-biasa saja menjadi BUMN unggul, bahkan *mampu mengalahkan perusahaan asing.* Kami bahkan yakin dengan manajemen yang unggul, nilai seluruh BUMN bisa ditingkatkan 2 kali dalam waktu 2 tahun. *Asalkan politisasi dan akomodasi pengelolaan BUMN dapat dihindarkan*. *Kalau tidak, BUMN hanya alat dan sapi perah penguasa. Privitasasi bahkan sering menjadi piratisasi ("perompakan) yang merugikan Negara; terutama menjelang Pemilu, penguasa makin bersemangat menjual-jual BUMN.* *RM: Sikap kritis ternyata mengakibatkan anda dicopot, apa anda menyesal ?* RR: Kami tidak menyesal karena dari kacamata professional, kinerja, * governance* dan transparansi, tidak ada alasan untuk memecat kami. Tetapi mungkin ada pertimbangan karena Rizal Ramli, sebagai ekonom dan intelektual, sering secara terbuka mengkritik kebijakan ekonomi sehingga pihak-pihak yang berkuasa merasa terganggu. Kami hanya menyayangkan bahwa cara-cara berfikir *feodal* masih dominan dikalangan pemerintah yang *mengaku demokratis*. Cara-cara berpikirnya masih cara berpikir suka-tidak-suka, senang-tidak- senang, bukan berdasarkan kinerja dan prestasi. Pemimpin yang tidak mampu menerima perbedaan pendapat tidak lain dan tidak bukan adalah Orba dalam bungkus baru. *RM: Apakah anda akan melakukan tuntutan hukum terhadap pemecatan itu?* RR: Masih kami pertimbangkan, kemungkinan itu tidak tertutup. Tetapi seandainya kami melakukan tuntutan hukum kepada Mentri BUMN yang tidak professional itu, itu lebih merupakan upaya pembelajaran agar cara2 *feodal * dan *intervensi politik* dalam *pengelolaan Badan Usaha Milik Negara dihapuskan*. Bukan agar kami kembali jadi Komisaris Utama jika hanya untuk tujuan itu, terlalu kecil lah apalagi jika harus meninggalkan perjuangan untuk meningkatkan kesejahteraan majoritas bangsa kita dan *melawan neokolonialisme*. Jakarta, 7Juli 2008 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional? Kirim email ke [EMAIL PROTECTED] http://capresindonesia.wordpress.com http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:[EMAIL PROTECTED] mailto:[EMAIL PROTECTED] <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/