Saya pikir, agaknya para ekonom (atau orang yang mengclaim dirinya
ekonom atau sebangsanya) perlu merunut kembali apa dan untuk apa
sebenarnya ekonomi...?

Apakah untuk bikin negara jadi modern? Sehingga kehidupan yang tadinya
di desa dengan udara yang bersih dan makanan yang sehat menjadi ber
macet-macet ria dan dengan bumbu hirupan polusi udara, air, suara dsb?
Apakah untuk bikin banyak profesor, sarjana  dll tapi nga
ngerti-ngerti jika mengadapi masalah di bidangnya sendiri ?
Apakah untuk kemajuan teknologi yang orang dengan background teknologi
seperti saya sendiri jadi neg dengan teknologi?
Apakah agar anda bisa dikirain lebih pintar dari kodok, padahal sang
kodok yang bodoh tidak pernah kekurangan makanan?
Bahkan sang semut yang nga sekolahpun nga pernah kekurangan makanan
tanpa infrastruktur hebat...?
Apakah untuk bangun infrastruktur sehingga lebih lancar transportasi
import barangnya, padahal zaman bahela kakek nenek saya tidak perlu
infratruktur ini itu karena bisa hidup dari ladangnya sendiri
(sekarang nanam di ladang sendiri hampir pasti merugi karena sudah
digiring untuk memakai pupuk, lalu bahan bikin pupuk dan pabrik pupuk
nya di sedekahkan ke orang lain, lalu pupuk mahal.... Petani nga mau
nanam lagi, lalu ngejual ladangnya dan pindah ke kota, di kota bikin
masalah...)
Apakah untuk bikin uang jadi emas atau bikin emas jadi uang ?
Apakah untuk ngisi perut dan cukup pakaian, lalu rumah, sekolah dll...?
Apakah...??? Apakah ... Apakah... Apakah ???
Anda sendiri yang menentukan...

Tapi ingat, kehidupan (juga ekonomi) saling terkait...
Jika anda ambil lebih banyak, yang tersisa jadi sedikit... Akan ada
yang tidak kebagian... Setelah itu, anda tidak bisa ambil lagi...
Jika anda beri lebih banyak, banyak yang akan kebagian... Andapun akan
diberi lebih banyak...
Kalau nga salah, begitulah aturan mainnya...

And now...
Almost everything go to self destructive direction ...
This is the way that we all choose...
And, We still  think we are smart...
Though the cheaters themselves clearly admit that they have been
played the game for quite long...
We still proud to be just a copy cat and eat whatever they feed us...
O my poor dear...!

Salam Z

2009/3/26 Arif Muljadi <mari...@yahoo.com>:
> Menurut pendapat saya, ulasan tentang infrastruktur oleh sdr.
> ParastryonoSebuah ini bagus dan tepat.
> Di Amerika Serikat yang panjang dan lebar wilayahnya seperti Indonesia,
> namun terdiri atas daratan melulu (di luar Alaska dan Hawaii), jalan-jalan
> sudah mencapai seluruh pelosok negeri. Jalan bebas hambatan mencapai seluruh
> negara bagian, dan umumnya bebas bea.
>
> --- In ekonomi-nasional@yahoogroups.com, parastryono.a...@... wrote:
>>
>>
>> Bukan dongeng pak, banyak negara besar yang sejarah berkembangnya dimulai
>> dengan
>> infrastruktur.
>> Yang dimaksud Infrastruktur disini adalah tersedianya sarana/prasarana
>> penting
>> yang diperlukan untuk pengembangan ipoleksosbud suatu negara, misalkan
>> transportasi (darat/air.udara), utility (air/listrik/bbm), komunikasi
>> (data/suara/gambar), edukasi, kesehatan, pabean dlsb. Karena tanpa itu
>> semua
>> tidak akan terjadi distribusi.
>>
>> Dan hal terpenting dari suatu infrastruktur adalah bahwa rakyat dapat
>> mengakses/menikmati infrastruktur tsb dengan mudah & ringan (tidak harus
>> gratis).
>>
>> Kalau ada bandara/pelabuhan tapi mesti bayar mahal, biaya pabean tinggi,
>> tersedia sekolah & rumah sakit tapi mahal, jalan mulus tapi tarif tol
>> tinggi
>> dlsb.....Itu bukan infrastruktur, itu sekedar 'pasar' dan rakyat
>> diperlakukan
>> sebagai konsumen yg selalu harus membayar. Akibatnya distribusi baik
>> ekonomi,
>> pendidikan, kesehatan dst tidak merata.
>>
>> Kita boleh tidak setuju dgn Daendels yg melakukan praktek kerja rodi/paksa
>> untuk
>> membangun jalan Anyer-Panarukan, tapi harus diakui bahwa Jalan tsb menjadi
>> salah
>> satu sarana awal berkembangnya Pulau Jawa.
>
> 

Kirim email ke