sebaiknya pemilu ini di anggap tidak sah, suara PD dibatalkan dan pemerintah SBY harus di periksa karena secara sistematis ikut atas kecurangan tersebut.
2009/4/13 Lilik Sri Agung <lilik...@tripakarta.co.id> > > > Memang aneh.... > Saya sekeluarga juga tidak memilih, karena tidak masuk DPT. Bahkan saya > dengar dari suami bahwa yang tidak ikut memilih satu RW kurang lebih > sekitar > 60 an orang. Sementara yang jadi panitia juga tidak memilih. Karena tidak > terdaftar. Aneh kan > > Salam, > > -------Original Message------- > > From: A Nizami > Date: 04/13/09 09:06:56 > To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com <ekonomi-nasional%40yahoogroups.com>; > ppiin...@yahoogroups.com <ppiindia%40yahoogroups.com>; lisi; > sab...@yahoogroups.com <sabili%40yahoogroups.com> > Subject: [Sabili] Pemilu 2009 Curang? Bls: Pemilu Rp. 50 Trilyun (Matikan > Manusia, Hidupkan Setan) > > > > > > Saya dapat email di bawah. > > Saya lihat jumlah pemilih di Pemilu 2009 melonjak cukup tinggi: 171 juta > orang lebih: > http://www.berpolitik.com/news. > pl?n_id=17936&c_id=5¶m=CFKVuHnc5XprJySV6pKm > > Tapi anehnya di media saya dengar banyak orang yang tidak bisa memilih > karena tak masuk DPT. Paling tidak ipar saya satu keluarga tidak bisa > memilih, begitu pula teman saya. > > Kenaikan perolehan Partai Demokrat sendiri sangat tajam dari 7% pada Pemilu > 2004 jadi nyaris 21%, sementara Parpol lain sepeti Golkar, PDIP, PPP, dsb > turun cukup tajam. > > Pada Pemilu 2004, petugas KPU begitu rajin mensensus dan mendatangi rumah > penduduk serta membagikan kartu pemilih. TPS banyak didirikan sehingga > orang > tidak perlu antri dan penghitungan suara dapat cepat dilakukan. > > Namun Pemilu kali ini meski biayanya sangat tinggi, Rp 47 trilyun lebih, > tidak ada sensus pemilih oleh KPU atau pembagian kartu pemilih. Bahkan > TPSnya sedikit (mungkin dulu 4 TPS sekarang cuma 1 TPS) sehingga harus > antri > cukup lama. Dulu jam 5 sore penghitungan suara sudah selesai. Sekarang jam > 4 > subuh pun belum selesai. Bahkan ada yang cerita kalau akhirnya rekapitulasi > DPD diabaikan karena panitia PPS kelelahan. > > Ironis jika Ketua KPU tahun 2004 profesor Nazarudin dipenjara dengan > tuduhan > korupsi beberapa milyar padahal dia dengan dana yang lebih sedikit mampu > menyelenggarakan pemilu lebih bersih dengan proses sensus calon pemilih, > verifikasi, beserta pembagian kartu pemilih, sementara saat ini dengan > biaya > lebih besar, ternyata proses yang dilakukan justru lebih sedikit. > > Menurut saya, sebaiknya nama profesor Nazarudin selaku ketua KPU 2004 > direhabilitasi dan ditunjuk lagi sebagai ketua KPU karena dengan dana lebih > sedikit, mampu menyelenggarakan Pemilu lebih baik dan lebih bersih. Kecuali > jika kita punya orang yang lebih baik dari dia. > > Mudah2an Pemilu Pilpres bisa lebih baik dan Pemilu Caleg kemarin bisa > diselesaikan dengan baik. > > Salam > > Bawaslu: KPU 2009 Lebih Buruk dari KPU 2004 > Jumat, 10-April-2009, 18:21:18 Klik: 78 Kirim-kirim Print version > Beli domain gratis hosting seumur hidup > ShareThis > Jakarta, Kominfo Newsroom -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menilai > kualitas kinerja manajemen Komisi Pemilihan Umum (KPU) tahun 2009 lebih > buruk dari kinerja KPU tahun 2004. Bahkan untuk DPT tambahan saja, KPU 2009 > tidak mau memberikannya dengan alasan logistik tidak cukup. > > Hal tersebut dikemukakan oleh anggota Bawaslu Wahidah Suaib yang juga Ketua > Pokja Pengawasan Pemungutan dan Penghitungan suara Bawaslu kepada wartawan > di kantor Bawaslu, Jalan Thamrin, Jakarta, Jumat (10/4). > > ''Kuali tas KPU 2004 jauh lebih baik dari segi pelayanan, walaupun kemudian > ketua dan beberapa angggota KPU dipenjarakan karena indikasi korupsi. KPU > yang menyelenggarakan Pemilu 2009, untuk DPT tambahan saja tidak mau > memberikannya dengan alasan logistik tidak cukup,'' katanya. > > Wahida h menambahkan, berdasarkan evaluasi sementara yang telah dilakukan > Bawaslu, ia menilai KPU bermasalah dengan banyaknya pelanggaran karena > lemahnya manajemen pemilu. > > ''Misal nya, tentang surat suara tertukar. KPU sangat tidak siap dalam > mengantisipasi, dan terkesan menganggap kecil persoalan tersebut. Ini > terbukti dengan terlambatnya surat edaran KPU yang mengatur hal itu pada 9 > April lalu,'' ujarnya > > Keterla mbatan itu, disebutnya, telah menimbulkan kebingungan penyelenggara > di tingkat bawah yang mengakibatkan terganggunya tahapan pemilu di banyak > tempat pemungutan suara (TPS). > > ''Surat Edaran KPU ini jadi semacam upaya menutupi mismanajemen, > ketidaksiapan, dan kelalaian KPU dalam melakukan semua proses,'' tandasnya > seraya menambahkan, seharusnya KPU menyusun 'contingency plan' terkait > pengadaan dan pendistribusian logistik pemilu. > > Selain itu, Bawaslu juga menilai, dalam tahapan pemungutan penghitungan > suara pemilu DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota, ada dua > persoalan yang utama. > > ''Di antaranya pemilih tak terlayani dengan baik dan tata cara dan prosedur > pemungutan dan penghitungan suara tidak dipatuhi oleh penyelenggara > pemilu,' > katanya.. (T.Az/ysoel) > http://www.endonesia.com/mod > php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=49&artid=3201 > > === > Paket Umrah 2009 Mulai US$ 1.1490 > ONH Plus (Haji Khusus) Mulai US$ 5.900 > Informasi selengkapnya ada di: > http://www.media-islam.or.id > Ingin belajar Islam? > Kirim email ke: > syiar-islam-subscr...@yahoogroups.com<syiar-islam-subscribe%40yahoogroups.com> > > Jual Rumah Baru di Otista Kampung Melayu Jakarta Timur Rp 650 juta. Info: > http://agusnizami.wordpress..com > > --- Pada Ming, 12/4/09, putra wardana > <pwardana2...@yahoo.com<pwardana2000%40yahoo.com>> > menulis: > > > Dari: putra wardana <pwardana2...@yahoo.com <pwardana2000%40yahoo.com>> > > Topik: Pemilu Rp. 50 Trilyun (Matikan Manusia, Hidupkan Setan) > > Kepada: "pak agus" <agusur...@yahoo.com <agusurono%40yahoo.com>>, > nizam...@yahoo.com <nizaminz%40yahoo.com>, > nneonli...@yahoo.co.uk <nneonlight%40yahoo.co.uk>, > nongan...@yahoo.co.uk<nongandah%40yahoo.co.uk>, > nonghel...@yahoo.com <nonghelman%40yahoo.com>, > nura...@yahoo.com <nuraenh%40yahoo.com>, > omen...@plasa.com<omenwae%40plasa.com>, > ondo.unt...@gmail.com <ondo.untung%40gmail.com>, ondo > unt...@yahoo.co.id <untung%40yahoo.co.id>, > pasha.purn...@gmail.com<pasha.purnomo%40gmail.com>, > pd_faj...@yahoo.com <pd_fajar1%40yahoo.com>, > p...@nganjukkab.go.id <pde%40nganjukkab.go.id>, > p...@ntb.go.id<pde%40ntb.go.id>, > p...@pacitan.go.id <pde%40pacitan.go.id>, "pegiatpendulum" > <pegiatpendu...@yahoogroups.com <pegiatpendulum%40yahoogroups.com>>, > pemdaja...@yahoo.co.id <pemdajambi%40yahoo.co.id>, > pemdasle...@slemankab.go.id <pemdasleman%40slemankab.go.id>, > pemp...@bali.go.id <pemprop%40bali.go.id>, > pengad...@kpk.go.id<pengaduan%40kpk.go.id> > , > p...@bit.net.id <pgi%40bit.net.id>, > pol...@polkam.go.id<polkam%40polkam.go.id>, > postmas...@jatim.go.id <postmaster%40jatim.go.id>, > postmas...@kejaksaan.go.id <postmaster%40kejaksaan.go.id>, > postmas...@surabaya.go.id <postmaster%40surabaya.go.id>, "prokhairy" > <prokha...@yahoo.com <prokhairy%40yahoo.com>>, > ptr_eman...@yahoo.com<ptr_emanuel%40yahoo.com>, > pub...@tifafoundation.org <public%40tifafoundation.org>, > purwa...@tso.astra.co.id <purwanto%40tso.astra.co.id>, > putra_semarap...@yahoo.com <putra_semarapura%40yahoo.com>, > putrykem...@yahoo.com <putrykemala%40yahoo.com>, > rati...@yahoo.com <ratih21%40yahoo.com>, > rital...@jurnas.com<Ritaloka%40jurnas.com>, > rm_danard...@yahoo.de <rm_danardono%40yahoo.de>, > robert_hl...@yahoo.com <robert_hlm80%40yahoo.com>, > rosl...@podico.com<roslina%40podico.com>, > rudy_lumbantob...@yahoo.com <rudy_lumbantobing%40yahoo.com>, > sah...@cbn.net.id <sahana%40cbn.net.id>, > sama...@indosat.net.id<samanam%40indosat.net.id>, > sedangbing...@yahoo.com <sedangbingung%40yahoo.com>, > se...@banyuwangikab.go.id <sekda%40banyuwangikab.go.id>, > se...@gorontaloprov.go.id <sekda%40gorontaloprov.go.id>, > se...@jatim.go.id<sekda%40jatim.go.id> > , > se...@kalbar.go.id <sekda%40kalbar.go.id>, > se...@pemda-diy.go.id<sekda%40pemda-diy.go.id>, > sek...@gorontaloprov.go.id <sekwan%40gorontaloprov.go.id>, > serikat_indone...@yahoo.com <serikat_indonesia%40yahoo.com>, > set-d...@jatim.go.id <set-dprd%40jatim.go.id>, > sir_ab...@yahoo.com<sir_abi17%40yahoo.com> > , > siskawidyaw...@gmail.com <siskawidyawati%40gmail.com>, "Prasetyo Wibowo" < > pras_wib...@yahoo.com <pras_wibowo%40yahoo.com>> > > Tanggal: Minggu, 12 April, 2009, 11:31 AM > > PEMILU > > 50 TRILYUN: MATIKAN 68 JUTA MANUSIA, LAHIRKAN 20 JUTA > > SILUMAN & HASILKAN WABAH KORUPSI & HANCURKAN WATAK > > BANGSA > > > > > > > > Ini bukan soal siapa yang menang pemilu atau siapa dapat > > kursi di DPR > > atau siapa jadi presiden.. Tapi 50 trilyun ternyata > > dihabiskan untuk > > sebuah acara yang tidak perlu, malah mengajari masyarakat > > untuk > > menghacurkan mentalnya sendiri... untuk menghancurkan masa > > depan > > bangsanya sendiri.. > > > > > > > > Berita metro TV, 12 April 2009, untuk pemilu kali ini KPU > > menghabiskan > > dana hampir Rp.50 trilyun dengan dana sebegitu banyak > > ternyata > > menghasilkan hampir 68juta orang dihilangkan hak pilihnya > > (dipaksa > > menjadi Golput/ dimatikan haknya), karena tidak dimasukkan > > sebagai > > pemilih dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) > > > > > > > > Sebaliknya menurut berita sebelumnya pemilu ini > > jugamenghasilkan lebih > > dari 20 juta pemilih siluman, yang tercantum dalam DPT, > > karena: > > > > adanya pemilih fiktif, (tapi ada yang > > mencontrengkan)org yg belum punya hak pilih tapi > > sudah terdaftar dalam DPT pemilih ganda > > > > > > Akibatnya: > > > > contoh di jakarta di ribuan TPS, banyak warga yang > > tidak boleh > > memilih, meskipun sudah menunjukkan KTP, dan data > > kependudukan lainnya. > > bahkan ketua RT juga tidak mempunyai hak pilih karena tidak > > terdaftar > > dalam DPT(RCTI 9 April 2009)Di Tapanuli ada sebuah > > daerah, sampai ribut karena warga satu > > desa tidak dapat mencontreng karena semua tidak masuk DPT > > (trans TV 9 > > April)Di Madiun dalam satu RT hanya 3 orang > > warganya yang terdaftar > > dalam DPT, ratusan pemilih yang ada dalam DPT tidak > > dikenal oleh > > warga, termasuk oleh pak RT (jawa pos 9 April > > 2009)Dan masih ratusan berita lainnya dari berbagai > > media diseluruh tanah air yang memberitakan > > ini.Dalam kasus ini KPU selalu bilang bahwa tidak > > ada kesalahan dalam > > DPT, meskipun fakta membuktikan bahwa nama pelaku Bom Bali > > Amrozi dkk > > masih masuk dalam DPT, bahkan yang lebih naif, nama > > Gubernur Jawa > > Tengah tidak masuk dalam DPT jadi gak punya hak > > pilih.KPU selalu menyalahkan masyarakat ataupun > > partai politik, kenapa > > DPT baru dipermasalahkan sekarang, kok tidak dari dulu. > > Fakta > > membuktikan bahwa DPT baru diserahkan kepada masyarakat > > H-1, seperti > > kata seorang ketua RT, baru H-1 DPT diterima dan setelah > > diteliti > > ternyata hampir semua warganya tidak masuk dalam DPT, waktu > > menanyakan > > dan bagaimana agar warganya punya hak pilih. Jawaban yang > > diterima > > adalah klasik, bahwa berdasar peraturan mereka yang belum > > masuk dalam > > DPT tidak dapat ditambahkan, otomatis warga kehilangan hak > > pilihnyaKPU kelihatan hanya asal menjawab dan > > menyatakan yang salah > > adalah masyarakat dan yang benar adalah KPU. dan menjawab > > secara > > ngawur, bahwa seolah masyarakat punya hak dalam penyusunan > > DPT. > > kenyataannya DPT itu adalah wewenang KPU. Setelah Daftar > > pemilih > > divalidasi dan ditetapkan menjadi DPT, barulah data > > diberikan kepada > > masyarakat, dan itu tidak boleh dirubah. Jadi mau tidak mau > > masyarakat > > harus tunduk kepada KPU.Memang DPT tidak boleh > > dirubah dengan menambahkan warga yang > > belum terdaftar dalam DPT untuk dimasukkan dalam DPT agar > > punya hak > > pilih. Itu peraturannya. Kok KPU ngotot bahwa kalau warga > > tidak punya > > hak pilih adalah salah warga ya...DPT bisa > > dirubah, hanya dengan mengurangi jika dalam DPT disatu > > kelurahan/TPS ada nama dan alamat yang sama dengan yang ada > > dikelurahan/TPS yang lain. Nah.. siapa yang mau jalan2 > > menyusuri semua > > TPS disebuah kota/kabupaten. Toh meskipun ditemukan > > kejanggalan tidak > > boleh protes... mencoret pemilih yang punya hak pilih > > dibeberapa TPS > > karena terdaftar dalam DPT dibeberapa TPS adalah hak KPU, > > jika KPU > > tidak mencoret dan orang itu bisa memilih beberapa kali, > > itu adalah hak > > KPU, masyarakat tidak boleh protes.Contoh kasus > > menurut berita TV dalam 1 TPS ada 1 orang yang > > setelah mencontreng, lalu ternyata antri lagi di TPS yang > > sama.. lalu > > ke TPS sebelahnya... alasan diperbolehkan mencontreng lagi > > karena orang > > tersebut punya hak pilih.. karena mendapat undangan.. > > Contoh kasus lagi ada wanita umur 15 tahun dan > > belum kawin, yang > > sedang menjalani tahanan di Lembaga Permasyarakatan, dia > > masuk dalam > > DPT, dan tetap menggunakan hak pilih yang diberikan KPU > > (trans TV 9 > > April 2009) > > > > > > Mungkin bangsa ini perlu belajar demokrasi... dimana pemilu > > bukan hanya > > persoalan kalah menang.. tapi membangun kesadaran sebagai > > warga bangsa > > untuk membangun negeri secara bersama2.. > > > > > > > > Jadi pemilu bukan hanya agar ada legitimasi atau dasar > > alasan jadi DPR, > > presiden.. kalau hanya untuk itu khan tidak usah ada > > pemilu.. > > > > > > > > Dengan dana 50 trilyun penyelenggara pemilu telah memberi > > pelajaran > > kepada warga bangsanya agar tidak peduli pada negaranya > > sendiri... > > > > > > > > Persoalannya bukan pada siapa yang menang atau dapat kursi > > banyak dalam parlemen, atau siapa yang jadi presiden... > > > > Tapi proses pembelajaran yang menghabiskan dana 50 trilyun > > itu adalah > > mengajari masyarakat apatis dan tidak peduli entah bangsa > > mau hancur > > atau berantakan. Juga mengajari para calon anggota > > legislatif untuk > > tidak melaksanakan amanat rakyat. > > > > > > > > Dan ini mungkin pemilu termahal di negara belum maju (kalau > > risih disebut sebagai negara terbelakang)... > > > > Rp. 50 trilyun.. jelas disitu ada korupsi.. > > > > maka juga mengajari masyarakat untuk tidak punya setia > > kawan... atau kebersamaan sebagai warga bangsa... > > > > > > > > Kalau saya hanya menunggu.. korupsi dana 50trilyun oleh KPU > > itu akan diadili atau tidak??? > > > > Kalau persoalan siapa yang dapat kursi di DPR atau siapa > > jadi > > presiden... sebagai rakyat, saya males mengikuti.. karena > > sudah diajari > > KPU untuk apatis hehehe... > > > > apalagi karena sebenarnya.. roda kehidupan masyarakat itu > > jalan terus kok.. > > > > kemajuannya tidak tergantung pada DPR atau presiden dan > > aparat pemerintah.... > > > > karena ada sistem seperti yang berlangsung sekarang > > ini..malah rakyat > > ini menanggung beban... karena keberadaan DPR, presiden, > > aparatur > > pemerintah saat ini terasa seolah membebani masyarakat.. > > bukan mempermudah urusan masyarakat.. > > > > > > > > Terhubung langsung dengan banyak teman di blog dan situs pribadi Anda? Buat > Pingbox terbaru Anda sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/ > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > [Non-text portions of this message have been removed]